MARIA, RATU DARI GEREJA ALAM SEMESTA

Sebuah bangunan Roma Katolik, Basilika Kuil Nasional Maria, Ratu Alam Semesta, terletak di Orlando, Florida, dekat Disney World. Brosur resmi dari basilika tersebut mengatakan, “Sebagai orang-orang Katolik, kita memandang kepada Maria, Bunda Allah, untuk inspirasi, penguatan dan pertolongan dalam kehidupan kita. ….[Basilika tersebut] menekankan devosi kepada Bunda Allah sebagai salah satu karunia yang diberikan Allah yang memungkinkan kita untuk mencapai keselamatan yang Kristus berikan melalui pengorbanan hidupNya di kayu salib.” Jadi, menurut dokumen Katolik ini, Maria memainkan peran dalam keselamatan, yang adalah kesesatan yang membinasakan. Bahwa Maria yang diusung oleh Roma Katolik disembah sebagai ratu Surga adalah bukti yang jelas bahwa dia adalah berhala kafir yang telah dikristenkan, karena satu-satunya “ratu surga” yang disebut dalam Alkitab adalah seorang dewi yang disembah oleh orang-orang Yahudi pada saat kehancuran Bait Suci pertama (Yeremia 7:18; 44:17-25). Penyembahan bunda-dewi yang kuno, yang mulai dari Babel dan menyebar ke seluruh dunia, dibaptis oleh Gereja Roma Katolik sebagai Madonna-Anak. Untuk melihat foto-foto Maria di atas kayu salib dan Maria di takhta Allah di basilika Santa Maria Maggiore, Maria di atas kayu salib di Church of the Mother of God of Polish Martyrs di Warsaw, dan Maria di atas tabut perjanjian, lihat di website berikut ini – http://www.wayoflife.org/maryolatry/index.html (Berita Mingguan GITS 23 Juli 2011 diterjemahkan oleh Steven E. Liauw, Th.D, sumber: http://www.wayoflife.org)

This entry was posted in MARIA-LOGI. Bookmark the permalink.

52 Responses to MARIA, RATU DARI GEREJA ALAM SEMESTA

  1. Bambang says:

    Shalom
    Disini saya sebagai umat Katolik hanya mau menegaskan bahwa umat Katolik sama sekali tidak pernah MENYEMBAH Bunda Maria. Umat Katolik hanya menghormati Maria sebagai Bunda TUHAN kita YESUS KRISTUS sesuai dengan titah YESUS sendiri ketika di salibkan.
    Maria hanya menyampaikan doa2 kita kepada ALLAH BAPA Melalui perantaraan YESUS KRISTUS jadi BUKAN langsung kepada ALLAH BAPA. Ingat sekali lagi, Bunda Maria dan Orang Kudus (santo-santa) menyampaikan doa2 permohonan kepada ALLAH BAPA melalui perantaraan YESUS KRISTUS karena YESUS KRISTUS satu2nya perantara kepada ALLAH BAPA BUKAN Bunda Maria atau Orang Kudus.

    Salam,
    Bambang

    • Heinrich says:

      @Bambang, saya yakin bahwa anda adalah katholik ‘tanggung’, karena sebenarnya anda tidak paham ajaran katholik sejati. coba deh anda belajar katholik dengan seksama nanti ketemu statement bahwa “Bunda Maria membawa doa umat kepada Tuhan”

      • Anonymous says:

        @Heinrich, memangnya saya menyangkal kl Bunda Maria membawa doa umat kepada TUHAN??? Tolong di baca baik2 apa saya tulis di atas

      • adri says:

        Bambang salah satu dari umat katolik yang sadar akan kebenaran coba anda sadar dan renungkan apa yang maria sudah lakukan utk anda?

      • Saudaraku Adri, Ya, mungkin Bunda Maria memang sama sekali tidak melakukan keselamtan, tapi saudara adri bisa merenungkan, apakah ada keselamatan tanpa adanya Bunda Maria? Apakah YESUS akan hadir di dunia ini menyelamatkan manusia dari dosa tanpa orang sesuci Bunda Maria? Bunda Maria memang bukan penyelamat TETAPI Bunda Maria ialah perantara dari keselamatan itu sendiri. Saudara Andri tentu juga tahu akan peristiwa perkawinan di Kana, dimana mujizat pertama YESUS terjadi setelah Bunda Maria memohon kepada Puteranya. Karena kesalehan dan kesucian itu maka apakah salah Gereja Katolik menghormati Bunda Maria melebihi orang kudus lain? (ingat orang kudus bukan yang terkudus alias Tritunggal Maha Kudus) Silakan anda renungkan.

      • Adri says:

        Boleh anda jelaskan sama saya maksud dari orang sesuci maria..
        Maria jelas jauh berbeda dengan Yesus maria sama seperti anda dan saya adalah manusia biasa yang lahir dari orang tua hasil dari hubungan sex dan yg pada dasarnya mempunyai kecendrungan utk berbuat dosa dan seperti apa yg alkitab katakan bahwa setiap orang sudah kehilangan kemuiaan Tuhan artinya termasuk maria tp boleh deh anda jelaskan sama saya arti orang sesuci maria itu seprti apa?
        Memang benar anda dan mengetahuinya sendiri tetapi tetap saja nama maria sangat menonjol utk dalam segala hal, ok bagai mana kalau saya katakan Kalau tidak ada YESUS maria tentu tidak ada, bagai mana kalau saya katakan kalau tanpa murid2Nya berita keselamatan itu tidak akan berjalan kalau tidak ada yohanes seruan keselamatan dan pertobatan tidak mendahului Yesus, kata perantara mengartikan jembatan penghubung, dan kalau anda katakan maria adalah perantara keselamatan manusia dengan Allah maka saya bisa katakan maria adalah “fatanahnya umat katolik” kalau anda ingat ketika tirai bait Allah terbelah ketika Yesus mati di kayu salib itu artinya perantaraan antara manusia dengan Allah sudah tidak berlaku tetapi GK tidak mengakui itu bahwa manusia sdh tidak membutuhkan orang lain selain Yesus utk menjadi perantaraan utk keselamatan, tentang pesta kawin di kana coba anda renungkan lagi apakah maria memohon Yesus utk melakukan mujizat? perkataan maria adalah seperti anda datang ke pesta terlambat lalu anda katakan kepada istri anda “mah makanan dan minumannya habis” dari perkataan YESUS waktuku belum tiba maria pun tidak mengerti maksud YESUS. Hanya ada dua katogiri kudus (kudus, tidak kudus) tidak ada istilah paling kudus 🙂 dan tentu tidak ok kalau manusia mengangkat dan mengagungkan manusia yg merupakan ciptaan ALLAH itu artinya penyembahan berhala, saya menolak bentuk pengagungan apa pun kepada ciptaan ALLAH coba anda renungkan Filipi 2:5-11, 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
        2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
        2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
        2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
        2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
        2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
        2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
        Paulus mengajarkan kita utk menaruh pikiran dan hati kita seperti kristus, ALLAH menjadi sama seperti anda dan saya dan mati utk keselamatan manusia ini yg harus di puja habis2an sedangkan maria manusia berdosa di buat kudus dan di puja oleh umat katolik ini sangatlah tidak elok, Tuhan Yesus mengasihi anda dan saya.

      • Saudaraku Adri, Maria jelas berbeda dengan YESUS yang sesungguhnya ialah ALLAH, tetapi Maria yang sesungguhnya manusia sama seperti kita tetapi imannya tidak sama dengan manusia biasa seperti anda, saya, dan manusia lain. Saya yakin anda setuju dengan ini. Karena iman dari Maria yang tidak sama dengan kita manusia yg hina ini maka saya dan Gereja Katolik berani mengatakan bahwa Maria orang tersuci dari yang tersuci sebab ALLAH yang sesungguhnya Kudus dan Suci tidak akan tinggal di tempat yang tidak suci(ingat, Gereja Katolik mengakui persekutuan para kudus).
        Maaf, disini juga saya merasa bahwa anda berpendapat Gereja Katolik menyembah ciptaan ALLAH yaitu Maria dan saya serta Gereja Katolik memberi jawaban yang tegas kepada anda, TIDAK. Sejak GK berdiri dari zaman Rasul Petrus hingga detik ini GK tidak pernah sekalipun menyembah Bunda Maria apalagi manusia seperti anggapan anda. GK dan saya hanya menghormati Maria sebagai Bunda sang Mesias. Anda bilang Bunda Maria tidak memohon kepada YESUS saat pernikahan di Kana? Coba kita buka Kitab Sakti kita bersama-sama, (Yoh 2:1-8):
        “Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!““ Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya.
        Dari ayat-ayat di atas, terlihat jelas, bahwa Maria membuat permohonan kepada Yesus, dengan mengatakan “Mereka kehabisan anggur” (ay.4). Dan Yesus mengerti permohonan ini dan bukan sekedar pemberitahuan, sehingga Dia mengatakan “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba” (ay.5) Hal ini adalah sama saja dengan mengatakan “Mengapa engkau (Ibu Maria) meminta Aku untuk melakukan sesuatu [mukjizat], yang belum saatnya Aku lakukan?” Percaya dan tahu akan Putera-Nya, maka Bunda Maria bukan memohon kepada para pelayan, namun memerintahkan kepada para pelayan untuk melakukan apapun yang dikatakan oleh Yesus. (ay.5).
        Jangan lupa, bahwa Maria adalah satu-satunya orang yang pernah dilahirkan di dunia ini, yang berkumpul dengan Yesus setiap hari, sejak di kandungan sampai sekitar 30 tahun. Inilah sebabnya, kalau ada orang yang paling mengerti Yesus, maka orang itu adalah Bunda Maria. Mungkin, kita bersama-sama dapat merenungkan, bahwa jika kita yang mengklaim telah menerima Roh Kudus dapat mengerti ajaran Yesus dan apa yang dilakukan oleh Yesus, maka, terlebih lagi Bunda Maria, sang mempelai Roh Kudus. Bunda Maria telah mengandung Sang Sabda, hidup bersama-sama dengan Sang Sabda selama 30 tahun, setiap hari mengasihi Sang Sabda, sehingga Sabda tersebut menyatu dalam kehidupannya, perkataannya, dan perbuatannya, dan seluruh keberadaan dirinya. Bunda Maria sungguh mengenal dan memahami ajaran dan kehendak Kristus Puteranya, sehingga apa yang dipikirkan, dilakukan dan diminta oleh Bunda Maria senantiasa sesuai dan sejalan dengan kehendak Kristus Sang Sabda. Dengan fakta ini, kita harus mengakui, bahwa Bunda Maria dan Yesus mempunyai hubungan yang begitu dekat, begitu murni, saling membagi, sehingga keduanya dapat mengatakan “ini aku, aku milikmu“. Yesus sendiri, sebagai manusia dalam kebudayaan Yahudi, menghormati dan taat kepada orang tuanya. Ini dicatat dalam Injil Lukas, “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lk 2:51-52).
        Jadi, anda silahkan berhenti mencap bahwa orang Katolik itu menyembah Maria, tetapi hanya menyembah Tritunggal Mahakudus. Bunda Maria hanya mendoakan kita kepada YESUS PutraNYA, di kabulkannya atau tidak doa kita bersama Bunda Maria kepada TUHAN, hanya TUHAN sendiri yang tahu, tetapi logika kita, apakah ada anak yang menolak permintaan Bundanya?? Saya rasa tidak selain anak durhaka, bagaimana dengan anda?

      • Antonius Priyohartono says:

        Damai Kristus.
        Terima kasih atas komentar dan keberatan saudara jemaat gerejawi protestan atas ajaran Gereja Katolik terkait Bunda Maria..
        Silakan saudara baca komentar di bawah ini yang membuktikan kebenaran ajaran Gereja Katolik…

        KATAKESE BULAN MEI-BULAN MARIA: DOGMA MARIA DIANGKAT KE SURGA

        Damai Kristus,
        Menjalani bulan Mei sebagai bulan Maria, mengapa Gereja Katolik mengajarkan dogma Maria diangkat ke surga? Mari kita bersama mempelajari dan mencari apa yang dikehendaki oleh Allah yang disampaikan lewat Gereja Katolik. Semoga Roh Kudus membuka hati kita terhadap kehendak Allah.

        Dasar Kitab Suci

        Kej 3:15: Seorang perempuan [Maria] dan keturunannya [Yesus] akan meremukkan kepala ular [Iblis]
        1 Raj 2:19: Bunda raja menerima penghormatan dari raja dan ditempatkan di sisi kanan raja
        Mzm 45:3-10: Permaisuri berpakaian emas di sisi kanan raja
        Why 11:19- 12:1-12: Bunda Maria, Sang Tabut perjanjian dan perempuan yang melahirkan Anak laki- laki [Kristus] yang memimpin dunia.
        Rom 5-6:23: Upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal. (Maka Maria yang tidak berdosa, tidak mengalami kerusakan akibat maut)
        1 Kor 15:21-26: Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus, tiap- tiap orang menurut urutannya.
        1 Kor 15:54: Maut ditelan dalam kemenangan (ini digenapi dalam diri Bunda Maria yang tak berdosa)
        Rom 8:17: Mereka yang menderita bersama Yesus akan dimuliakan bersama Dia.

        Dasar Tradisi Suci

        Pseudo- Melito (300):
        Oleh karena itu, jika hal itu berada dalam kuasa-Mu, adalah nampak benar bagi kami pelayan- pelayan-Mu, bahwa seperti Engkau yang telah mengatasi maut, bangkit dengan mulia, maka Engkau seharusnya mengangkat tubuh Bunda-Mu dan membawanya dengan-Mu, dengan suka cita ke dalam surga. Lalu kata Sang Penyelamat [Yesus]: “Jadilah seperti perkataanmu”. (Pseudo- Melito, The Passing of the Virgin 16:2-17)

        Timotius dari Yerusalem (400):
        Oleh karena itu Sang Perawan [Maria] tidak mati sampai saat ini, melihat bahwa Ia yang pernah tinggal di dalamnya memindahkannya ke tempat pengangkatannya. (St. Timothy of Jerusalem, Homily on Simeon dan Anna)

        Yohanes Sang Theolog (400):
        Tuhan berkata kepada Ibu-Nya, “Biarlah hatimu bersuka dan bergembira. Sebab setiap rahmat dan karunia telah diberikan kepadamu dari Bapa-Ku di Surga dan dari-Ku dan dari Roh Kudus. Setiap jiwa yang memanggil namamu tidak akan dipermalukan, tetapi akan menemukan belas kasihan dan ketenangan dan dukungan dan kepercayaan diri, baik di dunia sekarang ini dan di dunia yang akan datang, di dalam kehadiran Bapa-Ku di Surga”… Dan dari saat itu semua mengetahui bahwa tubuh yang tak bercacat dan yang berharga itu telah dipindahkan ke surga. (John the Theologian, The Dormition of Mary)

        Gregorius dari Tours (575)
        Para Rasul mengambil tubuhnya [jenazah Maria] dari peti penyangganya dan menempatkannya di sebuah kubur, dan mereka menjaganya, mengharapkan Tuhan [Yesus] agar datang. Dan lihatlah, Tuhan datang kembali di hadapan mereka; dan setelah menerima tubuh itu, Ia memerintahkan agar tubuh itu diangkat di awan ke surga: di mana sekarang tergabung dengan jiwanya, [Maria] bersukacita dengan para terpilih Tuhan … (Gregory of Tours, Eight Books of Miracles 1:4)

        Theoteknos dari Livias (600)
        Adalah layak … bahwa tubuh Bunda Maria yang tersuci, tubuh yang melahirkan Tuhan, yang menerima Tuhan, menjadi ilahi, tidak rusak, diterangi oleh rahmat ilahi dan kemuliaan yang penuh …. agar hidup di dunia untuk sementara dan diangkat ke surga dengan kemuliaan, dengan jiwanya yang menyenangkan Tuhan (Theoteknos, Homily on the Assumption)

        St. Modestus dari Yerusalem (sebelum 634)
        Sebagai Bunda Kristus yang termulia… telah menerima kehidupan dari Dia [Kristus], ia telah menerima kekekalan tubuh yang tidak rusak, bersama dengan Dia yang telah mengangkatnya dari kubur dan mengangkatnya kepada Diri-Nya dengan cara yang hanya diketahui oleh-Nya. (Modestus, Encomium in dormitionnem Sanctissimae Dominae nostrae Deiparae semperque Virginis Mariae)

        St. Germanus dari Konstantinopel (683)
        Engkau adalah ia, …. yang nampak dalam kecantikan, dan tubuhmu yang perawan adalah semuanya kudus, murni, keseluruhannya adalah tempat tinggal Allah, sehingga karena itu dibebaskan dari penguraian menjadi debu. Meskipun masih manusia, tubuhmu diubah ke dalam kehidupan surgawi yang tidak dapat musnah, sungguh hidup dan mulia, tidak rusak dan mengambil bagian dalam kehidupan yang sempurna (St. Germanus, Sermon I).

        St. Yohanes Damaskinus (697)
        Adalah layak bahwa ia, yang tetap perawan pada saat melahirkan, tetap menjaga tubuhnya dari kerusakan bahkan setelah kematiannya. Adalah layak bahwa dia, yang telah menggendong Sang Pencipta sebagai anak di dadanya, dapat tinggal di dalam tabernakel ilahi. Adalah layak bahwa mempelai, yang diambil Bapa kepada-Nya, dapat hidup dalam istana ilahi. Adalah layak bahwa ia, yang telah memandang Putera-Nya di salib dan yang telah menerima di dalam hatinya pedang duka cita yang tidak dialaminya pada saat melahirkan-Nya, dapat memandang Dia saat Dia duduk di sisi Bapa. Adalah layak bahwa Bunda Tuhan memiliki apa yang dimiliki oleh Putera-nya, dan bahwa ia layak dihormati oleh setiap mahluk ciptaan sebagai Ibu dan hamba Tuhan (John Damascene, Dormition of Mary)

        Gregorian Sacramentary (795)
        Terhormat bagi kami, O Tuhan, perayaan hari ini, yang memperingati Bunda Allah yang kudus yang meninggal dunia untuk sementara waktu, namun tetap tidak dapat dijerat oleh maut, yang telah melahirkan Putera-Mu, Tuhan kami yang menjelma dari dirinya. (Gregorian Sacramentary, Veranda, ante 795)

        Ajaran Gereja: Magisterium

        Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (1950) mengajarkan:

        “Oleh karena itu, Bunda Tuhan yang terhormat, dari segala kekekalan digabungkan secara tersembunyi dengan Yesus Kristus …. akhirnya memperoleh sebagai puncak tertinggi dari segala haknya yang istimewa, bahwa ia harus dijaga agar bebas dari kerusakan kubur dan bahwa seperti Puteranya, setelah mengalahkan maut, ia dapat diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surga, di mana sebagai Ratu, ia duduk di dalam kemegahan di sisi kanan Putera-Nya, Raja segala masa yang kekal (lih. 1 Tim 1:17, Munificentissimus Deus, 40)

        “…. dengan kuasa dari Tuhan kita Yesus Kristus, [kuasa] dari Rasul Petrus dan Paulus yang terberkati, dan dengan kuasa kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan menentukannya sebagai dogma yang ilhami Roh Kudus: bahwa Bunda Maria yang tidak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan kehidupannya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (Munificentissimus Deus, 44)

        Konsili Vatikan II (1962-1965), Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium:
        “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di sorga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan (lih. Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut.” (LG 59)

        Katekismus Gereja Katolik 966:
        KGK 966 “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (LG 59, Bdk. Pengumuman dogma mengenai Maria diangkat ke surga oleh Paus Pius XII, 1950: DS 3903). Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Puteranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.
        “Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu” (Liturgi Bisantin, pada Pesta Kematian Maria 15 Agustus).

        BAB V: DARI GAMBARAN DOGMA

        SANG IBU, ITULAH AMANAT

        Telaah tipologi biblis dapat dengan mudah menarik perhatian seorang pembaca yang tertarik untuk mendalami Alkitab. Sungguh mengagumkan bila kita menyimak bahwa seperti apa yang disampaikan oleh Santo Agustinus dari Hippo bahwa “Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama terungkap dalam Perjanjian Baru.” Tipologi menyingkapkan suatu dimensi yang mendalam yang tersembunyi dalam setiap halaman Alkitab, telaah yang cermat menunjukkan kepada kita bahwa Allah menuliskan sejarah keselamatan sama seperti manusia
        menuliskan kata-kata, bahwa Allah adalah Pencipta karya seni yang teramat rumit dengan ketepatan yang tinggi. Dalam pewahyuan diri Allah tidak ada satu katapun yang Allah tuliskan dengan sia-sia, dalam penyelenggaraan Allah tidak ada satupun yang terjadi secara kebetulan.

        Tipologi biblis mengungkapkan dan memberikan kepada kita cakrawala pembebasan. Tipologi membebaskan kita dari cara membaca Alkitab yang sempit dan picik yang tidak memperhatikan kesatuan dan keseluruhan Alkitab dan tidak memperdulikan Tradisi Suci. Tipologi biblis dapat juga memberikan terang dan menyingkapkan kekayaan ayat-ayat yang sebelumnya tampak kabur dan tidak berarti.

        Tetapi tipologi juga memiliki perangkap dan jika penggunaannya dengan cara yang salah telah menjerumuskan sejumlah penafsir Alkitab ke dalam kesesatan dan penyimpangan-penyimpangan. Untuk menghindari hal-hal tersebut, penting bagi kita untuk merumuskan suatu tujuan yang jelas yang terus-menerus kita camkan dalam hati kita. Jika kita membaca Alkitab dengan menggunakan metode tipologi, sesungguhnya kita tidak sedang memecahkan suatu sandi, atau menjawab suatu teka-teki, atau memaksakan khayalan-khayalan kita sendiri terhadap kata-kata dalam Alkitab yang diilhamkan oleh Allah. Setiap kali kita membaca Alkitab, kita harus berusaha untuk menjumpai dan mengenal seorang pribadi. Kita ingin mengenal Allah, mengetahui jalan-jalan-Nya, rencana-Nya, umat pilihan-Nya dan juga ibu-Nya.

        Dengan demikian, kita dapat menghindari suatu bahaya kesesatan yang aku (Scott Hahn, author buku ini-red) sebut sebagai “automatisme,” yaitu kecenderungan memusatkan perhatian kepada gambaran-gambaran biblis yang terisolasi, seolah-olah gambaran-gambaran tersebut adalah kiasan yang terlepas sama sekali dari kesatuan dengan ayat-ayat yang lain dalam Alkitab (seperti sampel yang terpisah-pisah dalam tabung laboratorium). Dan kalau kita menyimak tipologi tentang Hawa, tabut perjanjian dan Bunda Ratu, kita tidak berbicara tentang pola gaib dari simbol-simbol. Tetapi sebenarnya kita sedang mengamati ciptaan-ciptaan-Nya yang seturut penyelenggaraan ilahi akan digenapi-Nya dalam figur atau pribadi historis yang nyata. Jadi tepat pribadi seperti Iskhak, Musa, dan Daud yang menggambarkan Mesias ilahi yaitu Yesus Kristus; mereka semua adalah orang-orang yang sungguh pernah hidup; demikian juga Hawa, tabut perjanjian dan Bunda Ratu secara sekilas memperlihatkan kepada kita suatu realitas yang lebih besar yang mewujudnyatakan dalam Perjanjian Baru, yaitu Maria.

        Jadi Maria yang harus menjadi tujuan kita kalau kita menelaah gambaran-gambaran tentang dia. Sebab Maria adalah pribadi yang pernah hidup, dan akan tetap hidup, dan seorang pribadi adalah misteri yang tidak dapat dipahami sepenuhnya. Rasul Paulus sangat terkesan bagaimana cara Yesus Kristus digambarkan dalam diri Adam, tetapi Rasul Paulus sangat mengasihi Yesus. Maka kita harus mulai mengenal dan mengasihi Maria sebagaimana ia ditampilkan oleh gambaran-gambaran biblis tentang dia.

        Bagi orang Kristen, gambaran tersebut bukanlah suatu hal yang sifatnya fakultatif, dan juga bukan sekedar kiasan dalam Alkitab. Dalam arti sesungguhnya secara rohani dan abadi, Maria adalah ibu kita. Kalau kita ingin melihat dan ingin mengetahui saudara-saudara Yesus, kita harus mulai dari mengenal ibu Yesus Kristus yang adalah ibu kita. Tanpa Maria, pemahaman kita tentang Injil pasti tidak akan lengkap. Tanpa Maria, pemahaman kita tentang sejarah keselamatan tidak akan pernah bernuansa keluarga. Pemahaman yang tidak lengkap itu akan membuat kita terkungkung dalam Perjanjian Lama, dimana kebapaan Allah dipahami dan dipandang sebagai kiasan, dan manusia akan lebih menghayati keputraannya sebagai perhambaan.

        Jadi siapakah perempuan itu? Siapakah ibu itu? Siapakah pengemban Allah dan pengemban semua orang beriman yang terpilih itu? Ia tentunya adalah seorang pribadi historis, dan dengan saksama Gereja Katolik telah melestarikan fakta sejarah tentang dia dalam kisah-kisah dalam Alkitab dan dalam bentuk dogma.

        Berpegang Pada Iman

        Apakah dogma itu? Definisi dogma yang berguna bagi kita muncul dari Kardinal Joseph Ratzinger menuliskan bahwa, ” dogma tidak lain adalah suatu penafsiran terhadap Alkitab.” Definisi dogma ini dikukuhkan oleh Komisi Teologi International Gereja dalam dokumen tahun 1989: “On Interpretation of Dogmas (Penafsiran Dogma), dinyatakan Dalam dogma Gereja, orang akan berhubungan dengan penafsiran yang benar tentang Alkitab.” Oleh karena itu, dogma adalah penafsiran yang tidak dapat salah dari Gereja mengenai Alkitab.”

        Ada beberapa fakta kehidupan Maria yang diajarkan dan disampaikan secara eksplisit oleh Alkitab. Misalnya, bahwa Maria mengandung Yesus sebagai perawan dipaparkan dalam Injil Lukas secara jelas dan tegas (Luk 1:34-35). Fakta lain tersirat secara implisit dalam teks biblis, tetapi sudah selalu di ajarkan dan dijelaskan oleh Gereja, seperti Maria diangkat ke surga dan Maria dikandung tanpa noda. Dibandingkan dengan fakta eksplisit Alkitab, kebenaran fakta implisit ini tidak kalah penting bagi kita memahami Injil. Dalam kenyataannya detail implisit dalam Alkitab seringkali lebih penting untuk suatu kisah, sebab detail implisit tersebut menunjukkan kepada kita apa yang dimaksudkan oleh penulis Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diilhami Roh Kudus. Meskipun detail itu sebutlah asumsi, kalau mau tetap tidak terucapkan, mereka adalah tempat kisah dalam Alkitab disusun. Tanpa kehadiran mereka, kisah tidak akan utuh.

        Demikianlah, dari abad ke abad, dengan seksama Gereja melestarikan, menjaga, dan membela ajaran-ajaran tentang Maria, sebab mencampakkannya berarti mencampakkan Injil. Membuang ajaran Gereja tentang Maria, berarti menyingkirkan Sang ibu dari keluarga Allah. Tanpa dogma-dogma, Maria menjadi tidak nyata: sekedar perempuan sembarangan dari Nazaret, yang tidak penting bagaimana kepribadiannya, yang kebetulan saja disebut dalam kisah Injil. Dan jika Maria itu tidak nyata, maka penjelmaan Allah menjadi manusia pun tidak nyata, karena penjelmaan itu tergantung kepada persetujuan Maria; demikian pula tubuh Kristus yang menderita juga tidak nyata, karena tubuh itu diambil dari ibu-Nya, demikian pula status orang Kristen sebagai anak-anak Allah, karena status ini tergantung pada partisipasi kita dalam keluarga Yesus, Putera Daud, Putera Maria.

        Bersama dengan kisah-kisah dalam Alkitab, dogma-dogma Gereja tentang Maria membuat kita terus tetap dekat dengan realitas keluarga Allah yang menjelma menjadi manusia. Sekali lagi bagi orang-orang Kristiani, baik dogma maupun gambaran-gambaran hendaklah tidak merupakan sesuatu yang abstrak atau kiasan. Mereka adalah bagian dari pribadi yang hidup, ibu kita.

        Perhatikanlah teladan Santo Yohanes dari Damsyik, seorang Bapa Gereja yang sedemikian mencintai Alkitab sehingga ia pindah ke Yerusalem untuk tinggal di tanah tempat kitab-kitab itu semua dituliskan. Ia sangat memahami fakta kehidupan Maria, termasuk hal-hal yang belum secara resmi dinyatakan sebagai dogma. Sekitar tahun 740, ia menyampaikan tiga khotbah tentang Maria diangkat ke surga, dan di dalamnya ia memasukkan banyak dogma Gereja dan gambaran-gambaran yang telah kita bahas: Hawa Baru, tabut perjanjian, dan Bunda Ratu. Dan dalam semua itu Santo Yohanes dari Damsyik tidak pernah berkhotbah melulu tentang gagasan, ia menafsirkan Alkitab saat berkhotbah tentang seorang pribadi, seorang yang telah diangkat ke surga oleh Allah.

        Penggambaran Santo Yohanes dari Damsyik tentang penyambutan Maria di surga sangatlah mengesan, “Daud, leluhurnya, dan bapanya dalam Allah menari-nari kegirangan, katanya, dan para malaikat pun menari bersama dia, sementara para malaikat agung bertepuk tangan.” Dalam membayangkan adegan itu, Santo Yohanes dari Damsyik tidak melukiskan raja Daud menari-nari di sekeliling suatu dogma atau disekitar kiasan tabut perjanjian (2Sam 6:14). Tetapi Santo Yohanes dari Damsyik melihat Daud menari-nari penuh cinta untuk seorang pribadi, yang adalah anaknya, tetapi sekaligus ibunya, Maria.

        Tetapi dogmalah, penafsiran Alkitab yang tidak dapat salah dari pihak Gereja yang membuat kita mampu melihat ibu yang nyata ini sejelas seperti Daud. Karena dogma tentang Maria adalah kenyataan iman yang menampakkan keluarga Allah.

        Rencana Keselamatan Allah: Maria Dikandung Tanpa Noda

        Lewat dogma Maria dikandung tanpa noda, Gereja mengajarkan bahwa Allah telah menjaga Maria bebas dari segala noda dosa asal. Maka, sejak dari saat pertama ia dikandung dalam rahim ibunya, Maria hidup dalam suasana rahmat pengudusan yang ia peroleh berkat pahala Puteranya,Yesus. Memang, salam malaikat Gabriel kepada Bunda Maria, “Salam engkau penuh rahmat,” sudah dinyatakan bertahun-tahun sebelum Yesus memenangkan rahmat penebusan bagi umat manusia. Meskipun demikian, Maria tetaplah “penuh rahmat.”

        Kardinal John Henry Newman mengajarkan bahwa dikandungnya Maria tanpa noda dosa adalah konsekuensi logis dari peran Maria sebagai Hawa Baru. Kardinal Newman bertanya, “Kalau Hawa ditinggikan di atas kodrat insani berkat karunia moral yang ada dalam dirinya, yang kita sebut sebagai rahmat, apakah tidak tepat kalau kita mengatakan bahwa Maria memiliki rahmat yang jauh lebih besar?… Dan jika Hawa memiliki karunia adikodrati yang diberikan kepadanya sejak saat pertama kehadirannya sebagai pribadi, tidakkah mustahil mengingkari bahwa Maria memiliki karunia itu sejak saat pertama keberadaannya sebagai pribadi?

        Kardinal Newman juga mengungkapkan bahwa tepat sekali Kristus dilahirkan dari seorang ibu yang tanpa noda dosa:

        “Maria bukan hanya sekedar alat dalam penyelenggaraan Allah. Sabda Allah…tidak hanya lewat dalam diri Maria, seperti ia lewat dalam diri kita sewaktu Komuni Kudus. Yang diterima oleh Sang Putera yang kekal bukanlah tubuh surgawi…Bukan! Ia minum, menyerap darah, sari makanan Maria ke dalam pribadi ilahi-Nya. Ia menjadi manusia dari Maria, dari Maria, Yesus menerima raut serta roman muka yang kita lihat, dan dari Maria pula Dia menerima sifat-sifat yang akan mewarnai penampilan pribadi-Nya di hadapan dunia. Ia dikenal sebagai Putra Maria…, tentu saja karena keserupaan-Nya dengan Maria. Tidakkah tepat…kalau Bapa yang kekal menyiapkan Maria untuk pelayanan ini lewat pengudusan yang sangat unggul?”

        Bagi Gereja perdana, sangatlah wajar bila Maria dikandung tanpa noda. Pada abad ke empat, Santo Efrem dari Suriah memberikan kesaksian tentang hal ini. Kesaksian serupa disampaikan oleh Santo Agustinus pada abad ke lima. Santo Agustinus merumuskannya secara tepat dalam kerangka keluarga, ia menyampaikan bahwa adalah suatu pelecehan terhadap Yesus bila mengatakan bahwa ibu-Nya adalah seorang pendosa. “Semua orang telah berdosa, kecuali Perawan Maria yang kudus. Tentang dia, demi hormat kepada Tuhan, aku berharap tidak ada permasalahan sama sekali kalau kita berbicara tentang dosa. Bagaimanapun, kita tahu betapa besarnya rahmat Allah yang diberikan kepada Maria untuk mengalahkan dosa sama sekali, karena ia diperkenankan mengandung dan melahirkan Dia yang diakui tanpa dosa oleh semua orang.”

        Sementara para teolog dari Gereja Katolik barat merumuskan ajaran yang bernada negatif, dengan menekankan ketidakberdosaan Maria, sebaliknya Gereja-gereja Katolik Timur selalu memberikan penekanan pada kekudusan Maria yang luar biasa. Dalam percakapan mereka, Maria selalu dijuluki “Panhagia,” yang serba kudus, karena segala sesuatu yang ada dalam dirinya itu kudus.

        Meskipun demikian, barulah tahun 1854 Gereja memaklumkan dogma Maria dikandung tanpa noda dosa. Sementara itu, sejumlah orang Kristen bahkan sejumlah orang kudus merasa gelisah, mengatakan bahwa ketidakberdosaan Maria sudah terjadi sejak saat ia dikandung, akan mengingkari kodrat insani Maria, atau mengingkari karya penebusan Kristus. Tetapi Paus Pius IX menanggapi keprihatinan itu secara tuntas saat ia memaklumkan dogma, “Dengan inspirasi Roh Kudus, untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk penghormatan kepada Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik dan kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan kita, dan Rasul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri: “Kami menyatakan, mengumumkan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang mengajarkan bahwa Bunda Maria yang terberkati, seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Besar, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia, dibebaskan dari semua noda dosa asal, adalah doktrin yang dinyatakan oleh Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh dan terus-menerus oleh semua umat beriman.”

        Rumusan dogma itu bukanlah sekedar kalimat, tetapi kalimat yang dipenuhi oleh ajaran. Paus Pius IX menjelaskan bahwa dikandungnya Maria tanpa noda dosa adalah rahmat Allah yang unik, “tiada duanya,” persis seperti penjelmaan Yesus yang adalah peristiwa unik dalam sejarah. Kemudian tanpa ragu-ragu, Paus Pius IX menjelaskan bahwa rahmat yang tiada duanya itu diperoleh Maria sebagai berkat Yesus Kristus, Juruselamatnya. Dan akhirnya, Paus menekankan bahwa pengandungan Maria tanpa noda dosa adalah penyelenggaraan ilahi, karya Allah, dan bukan karya Maria sendiri.

        Maka pengandungan tanpa noda adalah buah penebusan yang diterapkan pada Maria secara antisipatif, karena penebusan harus dipandang dari sudut pandang Allah yang kekal, yang tidak terikat oleh waktu seperti kita. Demikian pula, penebusan Kristus diterapkan kepada saya dan anda, meskipun kita tidak hadir di gunung Kalvari, dan diterapkan kepada Maria pada saat ia sendiri diciptakan, meskipun kematian Yesus baru terjadi setelah bertahun-tahun kemudian. Penebusan Maria adalah karya penyelenggaraan ilahi, sementara bagi semua ciptaan-Nya yang lain penebusan adalah karya pembebasan.

        Sekarangpun secara analogi kita dapat melihat bahwa Kristus menyelamatkan sejumlah pendosa lewat karya pembebasan, sementara yang lain lewat karya penyelenggaraan ilahi. Sejumlah orang berbalik dari dosa, seperti mencuri, penyalahgunaan obat, perzinahan, sesudah mereka menerima rahmat pertobatan. Tetapi orang-orang lain terus menerus menolak dosa sejak muda sebab Allah telah memberikan mereka rahmat pembinaan yang baik dari keluarga Kristen. Dalam kedua cara ini, entah lewat penyelenggaraanNya, atau lewat pembebasan, penebusan adalah karya Allah. Dalam rencana penyelenggaraan-Nya, Allah menjaga agar Maria harus dijaga bersih dari noda dosa, sepanjang hidupnya.

        Jika Maria tidak berdosa, apakah ia sungguh memerlukan Yesus untuk menebusnya? Ya, memang! Penyelenggaraan-Nya yang unik tidak dapat terlaksana tanpa penebusan yang diwujudkan oleh Yesus bagi semua orang. Yesus adalah Allah dan karenanya Dia adalah Pencipta dan Penebus kita sekaligus. Dalam karya penciptaan Maria, Yesus menebusnya dari setiap keterbatasan kodrat manusia atau kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscense). Maria adalah makhluk ciptaan, tetapi sekaligus ia adalah ibu-Nya, dan Yesus menggenapi secara sempurna perintah untuk menghormati orang tua, ibu-Nya dengan cara yang teramat indah.

        Berkat Sang Putera

        Saat kita mendaraskan doa Salam Maria, kita menggemakan kembali salah satu gelar yang paling kuno yang diberikan oleh orang-orang Kristen kepada Maria: Bunda Allah (dalam bahasa Yunani, “Theotokos”, yang secara harfiah berarti “yang melahirkan Allah”). Sudah sejak awal abad ke tiga atau mungkin lebih awal, Gereja di Mesir berdoa,” Bunda Allah yang kudus, ke bawah perlindunganmu kami bernaung… ” Para Bapa Gereja perdana seperti Santo Klemens dari Aleksandria, Origenes, dan Santo Aleksander menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” atau padanannya “Bunda Tuhan.” Doa orang Kristen perdana ini mengikuti salam Elisabet yang disampaikan kepada Maria kerabatnya, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43)

        Mengacu kepada teks Alkitab tersebut, gelar “Bunda Allah” tidak tertandingi dalam abad-abad pertama Gereja. Di samping itu, pernyataan tersebut merupakan konsekuensi logis dari penegasan orang-orang Kristen untuk mengakui keilahian Yesus. Kalau Kristus adalah Tuhan Allah dan Maria itu adalah ibu-Nya, maka Maria adalah Bunda Allah.

        Penggunaan sebutan “Bunda Allah” secara tradisional didasarkan pada asas teologi yang disebut “perpaduan idiom.” Menurut asas ini, apapun yang dikatakan orang tentang kedua kodrat Kristus, yaitu kodrat ilahi dan kodrat manusiawi dapat diterapkan sepenuhnya kepada Kristus sendiri; karena kedua kodrat Kristus itu terpadu dalam Yesus, dalam satu pribadi. Demikianlah, misalnya orang-orang Kristen dengan berani mengatakan bahwa Allah Putera meninggal di salib di Kalvari meskipun Allah sungguh tidak dapat mati. Demikian pula orang-orang Kristen selalu mengatakan bahwa Allah dilahirkan di kandang di Betlehem, meskipun Allah tentu saja kekal.

        Tetapi dalam abad ke lima sejumlah teolog mulai menyampaikan keberatan mengenai gelar “Bunda Allah,” karena mengkhawatirkan bahwa gelar tersebut menyiratkan dalam arti tertentu Allah “berasal” dari Maria. Mereka dapat menerima gelar “Bunda Kristus,” tetapi tidak dengan gelar “Bunda Allah.” Mereka mengajukan argumentasi tentang kesatuan kodrat Kristus, sambil menyatakan bahwa Perawan Maria melahirkan kodrat manusiawi Yesus, tetapi tidak melahirkan kodrat ilahi-Nya.

        Gereja menolak argumentasi mereka, dan gelar Maria sebagai Bunda Allah dibela dengan gigih oleh Paus Celestinus I yang mendapatkan dukungan kuat dari Santo Sirilius dari Alexandria, teolog terkemuka saat itu. Santo Sirilius menyatakan seorang ibu tidak melahirkan kodrat, tetapi seorang ibu melahirkan seorang pribadi. Maria melahirkan Yesus Kristus, yang dulu dan sekarang ada seorang pribadi ilahi. Memang Allah tidak berasal dari Maria, tetapi sangat jelas bahwa Maria melahirkan-Nya. Maria “mengasuh” Dia.

        Bagi kita perdebatan itu barangkali tampak abstrak dan akademis, tetapi pada perkembangannya menarik perhatian dari banyak orang-orang Kristen abad ke lima, yang menggerakkan mereka untuk berdevosi lebih mendalam kepada Maria, Bunda Allah. Sejarah mencatat ketika Paus Celestinus I menghimpun Konsili Efesus tahun 431, untuk menyelesaikan perdebatan tentang gelar “Bunda Allah,” orang-orang Kristen memadati kota, sambil menantikan keputusan para uskup. Ketika para uskup membacakan keputusan Konsili Efesus bahwa Maria adalah sungguh Bunda Allah, umat meluapkan sukacita mereka dan merayakannya dengan mengangkat para uskup yang jumlahnya 200 orang menyusuri jalan-jalan di kota dalam suatu pawai obor.

        Perhatikanlah sejenak bagaimana betapa kuat perasaan dan emosi kaum beriman saat itu terhadap Santa Perawan Maria, mereka datang berbondong-bondong ke tempat Konsili menantikan dekrit para uskup di luar sidang, merayakannya semalam suntuk, semuanya ini terjadi karena Bunda Maria telah mendapatkan penghormatan yang semestinya. Mereka berbuat demikian bukan karena argumentasi akademis. Merekapun tidak merayakan kemenangan suatu kiasan. Aku (Scott Hahn, author buku ini-red) berani berkata bahwa mereka tidak akan menempuh perjalanan berbahaya ke Efesus demi seorang ibu yang lain: hanya demi Bunda mereka sendiri. Karena Bunda mereka itu adalah juga Bunda Allah.

        Kalau kita menyebut Maria sebagai “Bunda Allah,” kita ikut menikmati sukacita yang sudah lama dinikmati oleh kaum beriman pada masa silam. Karena dalam ungkapan itulah terkait kenyataan yang mengagumkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita adalah saudara dan saudari dari Putera Maria, Sang Allah Manusia, bukan hanya kodrat insani-Nya.

        Sekali Perawan Tetap Perawan

        Injil Matius dan Lukas sama sekali tidak memberi ruang untuk meragukan bahwa Maria adalah seorang perawan pada saat ia mengandung Putera Allah (Mat 1:18; Luk 1:34-35; 3:23). Tentu saja para Bapa Gereja perdana dan semua syahadat memegang teguh kebenaran perkandungan secara perawan ini. Mengapa Gereja selalu menegaskan bahwa orang-orang Kristen percaya akan Yesus “yang dilahirkan oleh Perawan Maria?” Sebab kebundaan dari keperawanan Maria adalah jaminan untuk keilahian Yesus dan kemanusiaan Yesus. Santo Thomas Aquinas merangkumnya sebagai berikut, “Supaya tubuh Kristus tampak sebagai tubuh yang nyata, Ia lahir dari seorang perempuan. Supaya ke Allah Nya menjadi jelas, Ia lahir dari seorang perawan.” Seperti telah kita lihat dalam bab terdahulu keperawanan Maria juga amat penting untuk pemahaman Tradisi Suci tentang Bunda Maria sebagai Hawa Baru.

        Demikianlah sejak awal Gereja, nama Maria selalu disebut sebagai perawan. Dalam syahadat para rasul, dalam syahadat Nicea, dalam syahadat pembaptisan Roma dan Afrika, kaum beriman secara konsisten mengakui iman akan Yesus “yang lahir dari perawan Maria.” Bagi jemaat Gereja perdana percaya akan Yesus adalah percaya akan keperawanan Maria.

        Sungguh jatidiri Maria tidaklah lengkap tanpa kata perawan. Ia adalah Perawan Maria. Keperawanan bukan melulu sifat kepribadiannya atau gambaran status biologisnya. Keperawanan sungguh merupakan bagian dari jatidirinya yang sudah menjadi seperti nama. Jika dalam beberapa literatur atau nyanyian disampaikan “Sang Perawan” atau “Perawan Kudus,” maka yang dimaksudkan hanyalah satu pribadi yaitu Maria.

        Dari dulu dan selalu, Maria adalah perawan. Demikianlah Gereja terus menerus mengajarkan bahwa Maria menjaga keperawanannya tidak hanya sebelum mengandung Yesus, tetapi juga sesudahnya. Maria memang menikah dengan Yusuf, tetapi keduanya tidak pernah menyempurnakan perkawinan mereka dengan hubungan seksual. Ajaran ini dikenal sebagai keperawanan abadi Maria.

        Bidaah-bidaah dalam Gereja perdana kadang-kadang menentang ajaran ini, tetapi mereka tidak pernah mempunyai banyak dukungan yang kokoh. Argumen-argumen mereka yang tampaknya Alkitabiah dengan mudah dipatahkan oleh argumen Santo Hieronimus, ahli Alkitab Gereja perdana yang terkenal. Hieronimus juga merupakan pengkritik pedas yang menyampaikan serangan kepada para bidaah yang berani mempertanyakan keperawanan abadi Maria. Apakah argumentasi para bidaah tersebut?

        Sebagian besar argumentasi mereka bertumpu pada ayat-ayat Perjanjian Baru yang menyebut “saudara-saudara” Yesus. Hal ini kita temukan misalnya dalam Injil Santo Markus, “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” (Mrk 6:3). Dalam Injil Matius dituliskan, “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia.” (Mat 12:46). Dalam Injil Lukas 2:7 kita baca bahwa Yesus adalah “anak sulung” Maria.

        Sesungguhnya hal ini sama sekali bukan masalah bagi orang yang sedikit mengenal tradisi Ibrani. Kata Ibrani “saudara” adalah istilah yang memiliki makna yang sangat longgar, yang dapat digunakan juga untuk saudara sepupu. Pada kenyataannya dalam bahasa Ibrani kuno tidak ada kata khusus untuk menyebutkan saudara sepupu. Bagi orang Yahudi pada zaman Yesus, sepupu adalah saudara. Asas kekerabatan ini juga muncul dalam bahasa Semitik lain, seperti Aram, bahasa yang digunakan oleh Yesus. Justru karena Yesus adalah anak tunggal, maka sepupu-sepupu-Nya pun menerima status legal sebagai saudara kandung bagi-Nya, karena mereka adalah kerabat terdekat Nya. Akhirnya kata “anak sulung” sama sekali tidak menimbulkan kesulitan karena kata “anak sulung” adalah istilah legal dalam tradisi Israel kuno yang digunakan pada anak yang membuka rahim, tidak peduli apakah si ibu kemudian melahirkan anak lain lagi.

        Para bidaah juga mengutip ayat-ayat yang tampaknya sekali lagi bagi orang yang tidak terbiasa dengan pola ungkapan tradisi Yahudi, menyiratkan bahwa Maria dan Yusuf kemudian berhubungan seksual. Mereka mengutip Injil Matius, “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.” (Mat 1:18). Bidaah Helvidius lawan dari Santo Hieronimus dengan tegas mempertanyakan kata “sebelum” dalam kalimat di atas, dan menyatakan bahwa Matius pasti tidak ingin menggunakan “sebelum mereka hidup sebagai suami istri” pada pasangan yang sampai akhir hayat tidak melakukan hubungan suami istri. Helvidius juga mengutip satu ayat lebih lanjut dalam Matius yang menyatakan, “tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Mat 1:25). Sekali lagi Helvidius mengatakan bahwa ungkapan Matius “sampai” menyiratkan bahwa sesudah itu Yusuf bersetubuh dengan Maria.

        Hal tersebut diatas menunjukkan contoh klasik penafsiran Firman Allah secara amatir. Tafsir seperti itu jelas dengan mudah dipatahkan oleh para ahli Alkitab. Menanggapi pernyataan Helvidius, Santo Hieronimus menunjukkan bahwa Alkitab, “sering menggunakan waktu tertentu…untuk menunjukkan waktu tanpa batas, seperti ketika Allah lewat nabi Yesaya berkata kepada sejumlah orang,” Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yes 46:4). Santo Hieronimus menyampaikan dengan lantang, “Apakah Ia akan berhenti menjadi Allah kalau mereka sudah lanjut usia?” Jawabnya tentu saja tidak. Selanjutnya, Santo Hieronimus melanjutkan dengan mengutip Yesus yang berkata, “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20). Sambil menyeringai, Santo Hieronimus bertanya kepada Helvidius apakah ia berpikir bahwa Tuhan akan meninggalkan murid-murid-Nya sesudah tiba akhir zaman. Hieronimus mempunyai banyak contoh seperti itu, tetapi tidak perlu kita menyampaikan semuanya di sini. Cukup disampaikan bahwa mereka yang mempertanyakan keperawanan abadi Maria tidak memiliki dasar kuat sedikitpun dalam ayat-ayat Alkitab, dan Tradisi Suci dengan suara bulat menolak bidaah tersebut.
        Jika para bidaah ingin menemukan amanat yang tersirat dalam Alkitab, mereka hendaknya mencermati bab pertama Injil Lukas. Di sini Malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Maria yang kemudian bertunangan dengan Yusuf dan memberi tahu dia bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki. Maria menanggapi, “Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Luk 1:34)

        Jelas pertanyaan ini akan terdengar aneh jika Maria telah merencanakan hubungan perkawinan yang normal dengan suaminya. Malaikat hanya memberitahukan kepadanya bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki, suatu peristiwa yang lazim di dalam perkawinan. Kalau Helvidius benar, maka Maria kiranya sudah tahu pasti, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi.” Hal tersebut akan terjadi lewat hubungan seksual yang normal.

        Tetapi jelas bagi Maria hal tersebut sama sekali tidak mungkin terjadi. Pengandaian yang tidak terucapkan di balik pertanyaan Maria itu adalah: meskipun ia bertunangan ia tidak akan memiliki kesempatan untuk mengandung seorang anak. Bagaimana mungkin? Sejumlah komentator berspekulasi bahwa Maria sudah mengikrarkan kaul keperawanan sejak usia belia, dan bahwa Yusuf tahu akan ikrarnya, menerimanya dan pada akhirnya Yusuf pun membuat ikrar yang sama. Para penentang pernyataan tersebut menyatakan bahwa ikrar selibat tidak pernah terdengar di masa Israel kuno. Tetapi kita sungguh-sungguh menemukan contoh hidup selibat pada masa Yesus, hal ini terbukti dalam Perjanjian Baru, antara lain dilakukan oleh Yesus sendiri dan oleh Rasul Paulus. Dead Sea Scroll membuktikan bahwa selibat merupakan praktik yang lazim diikuti di sejumlah sekte Yahudi. Jadi, bukanlah hal yang tidak masuk akal jika Maria telah membuat ikrar keperawanan.

        Bagaimanapun jelas dari Alkitab dan Tradisi Suci menyatakan bahwa Maria menjalani keperawanannya, sedemikian rupa sehingga bagi semua generasi yang akan datang, Maria menjadi figur personifikasinya. Santo Epifanius mematahkan semua argumentasi yang melawan keperawanan Maria dengan kesaksian tentang namanya. Bahkan pada masa abad ke empat Maria sudah biasa disebut “Perawan Maria” Seorang anak yang baik akan membela dengan sungguh-sungguh kehormatan ibunya, meskipun biasanya ia tidak membuatnya lewat argumentasi panjang lebar. Tetapi masih ada bukti-bukti lain dan anak-anak Maria dapat menggunakan Alkitab untuk membela keperawanan Maria seperti yang dilakukan oleh Santo Hieronimus.

        Maria Diangkat ke Surga

        Sudah kami tegaskan di atas bahwa Yesus menghormati ibu-Nya dengan cara menjaganya dari dosa sejak awal hidupnya. Kemuliaan itu kiranya sudah cukup, tetapi kita tahu bahwa Yesus tidak mau berhenti di situ. Sebagaimana Maria menerima penebusan sebagai buah pertama dari karya Yesus, demikian juga Maria menerima kebangkitan badan dan kemuliaan surgawi. Hal ini kita temukan dalam Alkitab, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” (Why 12:1). Kristus membawa tabut perjanjian baru tinggal di ruang Mahakudus di bait suci Yerusalem surgawi. Kenyataan Alkitabiah ini kita akui sebagai Pengangkatan Santa Perawan Maria ke Surga. Pada akhir hidupnya di dunia, Maria diangkat ke surga dengan segenap jiwa dan raganya.

        Bukti dokumen tentang Pengangkatan Maria ke surga dapat dilacak dan ditelusuri pada abad ke empat. Dan sekitar akhir abad ke enam, ajaran dan hari raya Maria diangkat ke surga secara universal sudah diyakini di seluruh Gereja.

        Tidak ada bukti bahwa ajaran tersebut sungguh-sungguh ditentang atau diperdebatkan selama masa Bapa Gereja perdana, juga tidak ada satu Gereja atau kota pun yang pernah menyatakan memiliki relikui berupa tulang Maria. Kenyataan sejarah ini sendiri sangatlah penting. Pada masa Gereja perdana, kota-kota dan Gereja saling bersaing untuk memiliki tulang-tulang para rasul Nya dan para martir. Seandainya tulang-tulang Maria masih ada di dunia, tentunya akan sangat berharga. Perburuan relikui Maria dan pemindahannya dari kota ke kota pasti sudah menjadi cerita menarik. Tetapi sekali lagi rekaman historis menunjukkan tidak ada satupun peninggalan Maria, selain makamnya yang kosong.

        Kesaksian yang masih ada dan paling pantas dipercaya tentang pengangkatan Maria ke surga datang dari Santo Gregorius dari Tours pada abad ke enam. Sedangkan dokumen-dokumen yang lebih awal, seperti Kenaikan Maria pada abad ke empat memang memberikan kesaksian tentang pengangkatannya ke surga, tetapi dalam bentuk lukisan yang terlalu banyak fantasi berlebihan. Kita dapat menerimanya sebagai kesaksian untuk ajaran tanpa menerimanya sebagai ajaran resmi.

        Seorang teolog besar dan ahli Alkitab, Santo Yohanes dari Damsyik, mewariskan kepada kita peninggalan yang patut dipercaya dan akan bertahan. Dalam hubungan dengan hal ini sudah kita bahas dalam tiga khotbahnya, Santo Yohanes dari Damsyik merangkai semua gambaran biblis tentang suatu gambaran utuh seorang ibu di surga. Ia mengacu kepada bacaan-bacaan liturgi untuk hari raya Maria diangkat ke surga dan vigilinya. Bacaan-bacaan itu sama dengan yang digunakan Gereja saat ini.

        Apakah yang mereka tunjukkan kepada kita? Mereka menunjukkan bahwa orang-orang Kristen sudah selalu menghormati Maria sebagai Tabut perjanjian. Santo Yohanes menggali lebih mendalam dari 1 Taw 15 di mana raja Daud menghimpun semua orang Israel untuk mengangkat tabut Tuhan ke tempat persemanyamannya di Yerusalem. Santo Yohanes memang tidak pernah mengutip Why 11:19-12:17, tetapi berulang kali ia menyebutkan Maria sebagai tabut dan melukiskan Daud menari-nari mengelilinginya saat ia tiba di surga. Hubungan ini dilanjutkan dalam Mazmur tanggapan untuk vigili Maria diangkat ke surga, “Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat perhentianMu, Engkau serta tabut kekuatanMu!” (Mzm 132:8). Dapatkah satu kalimat merangkum secara sempurna pemindahan tabut perjanjian oleh Raja Daud? Atau pengangkatan tabut baru oleh Putra Daud?

        Santo Yohanes dari Damsyik juga menarik kesimpulan dari gambaran Hawa dan taman Eden untuk menunjukkan bahwa pengangkatan ke surga merupakan akhir hidup Maria:

        “Hari ini Taman Eden Adam Baru menyambut Firdaus yang hidup, yang dalam Dia hukuman kita telah dibatalkan… Hawa mendengarkan bisikan si ular, …dan bersama dengan Adam, ia dihukum mati dan dilemparkan ke dunia kegelapan. Tetapi bagaimana kematian dapat menelan jiwa yang sungguh Kudus ini, yang dengan tulus mendengarkan Sabda Allah?… Bagaimana kebinasaan berani menyentuh raga yang mengandung Sang Kehidupan? Pikiran-pikiran seperti itu sungguh menjijikkan kalau dikaitkan dengan jiwa dan raga Bunda Allah.”

        Demikianlah, Bapa Gereja terakhir ini mengeksplisitkan apa yang tersirat dalam ajaran-ajaran para pendahulunya pada abad ke dua: kedudukan Maria sebagai Hawa Baru menuntut iman akan pengangkatannya ke surga.

        Bacaan-bacaan untuk hari raya Maria diangkat ke surga juga menunjukkan kepada kita bagaimana pengangkatannya itu mengukuhkan Maria selama-lamanya sebagai Bunda Ratu. Mazmur tanggapan pesta ini sendiri melukiskan pesta pernikahan seorang raja keturunan Daud, “di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.” (Mzm 45:10). Jelas kalimat itu melukiskan istana surgawi raja keturunan Daud yang terakhir, Yesus Kristus yang memerintah bersama Bunda Ratu yang duduk di sebelah kanan-Nya persis seperti Salomo memerintah bersama Batsyeba. “Maka tepat sekali,” Kata Yohanes dari Damsyik setelah menyebut Yesus Kristus sebagai Salomo baru, bahwa Sang Bunda mengangkat kediamannya ke kota surgawi Putranya.”

        Mengapa di surga Allah harus mengangkat seorang Ratu seperti itu? Ratu ini lebih dari gambaran Allah. Ia adalah Bunda-Nya. Santo Yohanes dari Damsyik mengakhiri pembicaraan tentang hal ini dengan kata-kata, “Betapa besar hormat yang Ia berikan kepada bunda-Nya, Ia yang memberikan perintah untuk menghormati orang tua.”

        Penyembahan Berhala?

        Sejumlah orang Kristen non Katolik menuduh bahwa semua dogma tentang Bunda Maria akan menimbulkan ibadat kepada Bunda Maria, dan hal ini sungguh suatu penyembahan berhala yang sangat memprihatinkan. Pernah dalam sejarah kehidupanku, aku (Scott Hahn, author buku ini-red) juga berpikir dan menuduh Gereja Katolik mempraktikan hal demikian. Sebagai seorang evangelis muda, aku bahkan menuliskan traktat-traktat yang menyamakan Bunda Maria dengan Ishtar, Dewi Babel yang ibadatnya disampaikan oleh Nabi Yeremia (Yer 7:18; 44:15-17). Waktu itu aku berpikir dan percaya bahwa devosi kepada Maria tidak lebih dari penyembahan dewa-dewi yang dilakukan oleh Gereja Katolik, yang dimasukkan ke dalam kekristenan oleh orang-orang kafir zaman dulu yang berpura-pura bertobat.

        Tentu saja aku salah dalam hal ini, pertama-tama karena aku percaya bahwa orang-orang Katolik “menyembah” Maria. Sebenarnya Gereja hanya menghormati Bunda Maria, dan memberikan penghormatan semestinya kepadanya sebagai sosok paling agung diantara para orang kudus, sedangkan penyembahan dan ibadat Gereja Katolik tetap dikhususkan hanya bagi Allah. Sungguh, bahwa jemaat Gereja perdana adalah yang paling gigih dalam devosi kepada Maria dan juga jemaat yang paling gigih dalam membasmi sisa-sisa penyembahan dewa-dewi yang masih ada.

        Aku (Scott Hahn, author buku ini) dulu juga bersalah, karena mengutuk gelar “Ratu Surga” hanya karena gelar tersebut pernah digunakan untuk seorang dewi kafir. Orang-orang anti Katolik menggunakan argumen ini untuk menjatuhkan pernyataan-pernyataan tentang Yesus Kristus. Katakanlah bahwa hal itu sebagai pendekatan agama secara komparatif. Alur pikirannya sebagai berikut: banyak mitos kafir kuno berbicara tentang “anak seorang dewa” yang lahir dari seorang perawan yang turun ke dunia, kemudian mati, bangkit dari antara orang mati, maka “mitos Yesus” tidak lain adalah suatu tiruan dari mitos tersebut dan sangat berhasil.

        Sebaliknya! Dari tokoh Kristen Katolik seperti C.S. Lewis, aku belajar bahwa kesejajaran antara kekristenan dan kekafiran harus dipahami dan dipandang sebagai “persiapan injili” itulah cara Allah untuk memberikan petunjuk kepada bangsa-bangsa kafir (C.S. Lewis menyebut pertanda itu adalah “mimpi suci”) tentang masa depan yang mulia, yang suatu hari kelak akan menjadi kenyataan.

        Sumber: Scott Hahn, Hail Holy Queen: The Mother of God in the Word of God, Penerbit Percetakan Dioma, Malang.

        “Per Mariam ad Jesum”

        Santa Perawan Maria.
        Doakanlah kami anak-anakmu.
        Amin.

      • edukasitour says:

        Berabad2 gereja melestarikan, menjaga, dan membela ajaran2 tentang maria, sebab mencampakkannya berarti mencampakkan injil? ini mah hanya pembenaran diri saja jelas ajaran manusia adalah sesat .. bolehlah pakai alasan dikatakan ada ajaran secara eksplisit dan secara implisit nah pembenarannya adalah menggunakan lukas 1:43 ada kata bunda Tuhanku.

        Boleh di jelaskan ketika maria mengakan Allah juruselamatku

  2. Fr. Andreas says:

    Salam saudaraku Bambang, dalam konteks ini lucu sekali membaca tulisan-tulisan sesat yang diposting oleh orang-orang yang tidak tahu sejarah gereja. Gereja Katolik adalah mother church. yang pantas dibanggakan bahwa hingga sekarang Gereja Katolik tetap menjadi gereja yang satu, kudus dan apostolik. dengan hirarki yang ditaati di seluruh dunia karena menjadi pewaris kebenaran dengan suksesi apostolik yang tidak bisa diklaim oleh gereja manapun. dengan kebenaran ini mari kita bangun kerukunan dengan semangat kasih, juga bagi mereka yang kurang memahami kekristenan yang sesungguhnya.

    • Bambang says:

      Salam Frater..
      Jujur, saya merasa sedih saja melihat tulisan2 yg mereka tulis tanpa melihat fakta yang sebenarnya. Jadi , yang seharusnya kesalahan2 yg harusnya diluruskan malah berubah menjadi kesalahan2 yang di benarkan. Saran untuk penulis, mohon sebelum menulis dicari dahulu kebenaran2 yang ada, jangan hanya melihat dari kacamata diri sendiri sebab tak jarang kacamata itu juga menyesatkan.

      Salam,
      Bambang

  3. Petra sahabat says:

    @ Fr.Andreas, tidak tepat anda mengatakan gereja Katolik sebagai mother church. Gereja sebagai tubuh Kristus sejak masa Kristus dan rasul -rasul BENAR ada dan akan tetap lestari hingga pada kekekalan. Gereja tersebut adalah persekutuan orang percaya. Namun gereja Katolik yang berdiri sebagai satu institusi gereja pada masa berikutnya telah melenceng keluar dari jalur. Saya sendiri tidak menilai Katolik secara umum sesat. Tetapi saya menilai ada banyak ajaran katolik yang salah.
    Persekutuan orang percaya pada awalnya disebut Kristen (Christianos) bukan Katolik (Kisah Para Rasul 11:26 ; Roma 16:7 ; 1 Petrus 4 : 16). Dan kami orang Kristen mewarisi apa yang ditinggalkan para Rasul, yaitu kebenaran kitab suci.

    Jika katolik mengklaim mereka mempunyai kesatuan dan sistem hirarki yang kuat, bisa dipahami. Namun ada banyak teolog katolik yang sebenarnya mulai tidak nyaman (bahkan gelisah )dengan berbagai hal dalam kekatolikan, baik ttg hal paus, selibat, fatwa, cara pandang tentang protestan, dll. Tetapi mereka tidak berani menyuarakannya oleh karena hukum dan dampak yang keras kepada yang dianggap sesat melawan Gereja serta bisa mengguncangkan ( tidak ingin membuat bingung umat katolik di arus bawah). Yang agak berani mungkin cuma Hans Kung atau Karl Rahner. Tetapi gereja Katolik telah lama menganggap mereka sebagai pembangkang. Saya juga punya teman Katolik yang juga akhirnya mengakui ada yang tidak benar dalam ajaran Katolik.

    Kristen memang punya banyak organisasi gereja. satu sisi itu bisa kemajemukan dalam memperkaya gereja dengan representasi lokal/ budaya yang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, expresi dan demonstrasi iman lewat varian liturgi, dsb. , tetapi satu sisi saya setuju itu juga bisa menimbulkan masalah jika munculnya denominasi karena ajaran yang salah ( dengan tegas saya katakan : karismatik yang extrem termasuk didalamnya). Namun denominasi Kristen arus utama pada dasarnya tidak jauh berbeda. Dalam hal doktrin utama tidak berbeda. Itu sebabnya tidak sulit gereja kristen protestan saling bekerjasama dan tukar mimbar, kecuali dengan aliran karismatik ekstrem.

  4. Petra sahabat says:

    @ Bambang, saya mengerti umat katolik tidak mau dikatakan menyembah Maria. Dan saya pun pada dasarnya ingin berbaik sangka. tetapi apa yang telah dilakukan oleh umat akhirnya menyeret mereka pada pemujaan maria yang berlebihan dan menuju pada penyembahan.

    1. Dalam sebuah buku katolik yang saya lupa judulnya ( kalau tidak salah “menikah yes, melajang Ok” )
    ada tulisan tentang orang orang katolik yang berdoa di depan patung maria dan Yesus. Ternyata bekas lilin yang paling banyak adalah di depan patung maria, bukan di depan patung Yesus. Konsep berpikir umat katolik yang begitu polos mereka memandang berdoa kepada maria jauh lebih efektif dan di dengar karena ia ibunya Yesus, dan kalau maria sudah berbicara, pasti Yesus mau mendengarkan. Masakan kita lebih mengutamakan maria (manusia) dari pada Yesus yang adalah Tuhan ?

    2. Benar Mas Bambang, Maria memang tidak pernah meminta disembah. Maria yang asli telah berada di surga bersama Tuhan , berkumpul dan bersukacita bersama orang-orang kudus memuliakan Tuhan. Karena itu maria tidak mungkin bisa datang lagi kedunia berhubungan dengan orang orang yang masih hidup di dunia. Maria tidak mungkin bisa mendengar semua doa orang katolik yang jumlahnya begitu banyak karena ia bukan Tuhan yang maha tahu dan maha mendengar.

    3. Di sebuah gereja Katolik yang begitu indah, saya menemukan di sampingnya sebuah tempat berdoa bagi umat. Banyak umat katolik berdoa dengan khusyuk, tetapi saya sedih, di depannya ada patung maria menggendong Yesus kecil seperti patung orang hindu atau budha. Saya seperti masuk ke dalam rumah berhala.

    Demikianlah, tanpa melupakan respek saya sebagai orang protestan kepada Maria yang saya kagumi karena teladan imannya (namun tetaplah seorang manusia biasa yang berdosa dan butuh juruslamat Lukas 1:47).

    • Bambang says:

      Sahabat Petra,
      1. Konsep berpikir umat katolik yang begitu polos mereka memandang berdoa kepada maria jauh lebih efektif dan di dengar karena ia ibunya Yesus, dan kalau maria sudah berbicara, pasti Yesus mau mendengarkan. Masakan kita lebih mengutamakan maria (manusia) dari pada Yesus yang adalah Tuhan ?
      — Mari kita berfikir dalam tolak ukur yang lebih luas. Maria ialah Ibu dari YESUS dan saya yakin anda setuju dengan konsep tersebut. Jika anda mengatakan kami lebih mengutamakan Maria anda salah, mengutamakan Maria karena semata-mata karena YESUS merupakan yang paling utama. YESUS ialah satu-satunya perantara doa-doa kita kepada ALLAH BAPA tetapi bukan berarti kita tidak punya perantara/bantuan doa kepada YESUS. Kata-kata “Berdoa Kepada” yang anda tuliskan itu menyatakan bahwa kami meminta agar doa kami dikabulkan oleh Maria. Itu sangat salah, anda benar-benar salah mengatakan itu, Lebih tepatnya Berdoa kepada Maria agar Maria mau mendengar doa-doa kita dan mau berdoa bersama-sama dengan kita kepada YESUS, TUHAN dari Bunda Maria dan TUHAN Kita semua. Apakah ada seorang anak yang mau menolak “permintaan” Ibunya sendiri??

      2. Karena itu maria tidak mungkin bisa datang lagi kedunia berhubungan dengan orang orang yang masih hidup di dunia. Maria tidak mungkin bisa mendengar semua doa orang katolik yang jumlahnya begitu banyak karena ia bukan Tuhan yang maha tahu dan maha mendengar.
      —– Kitab Suci juga mengajarkan tentang kuasa permohonan/ perantaraan Bunda Maria melalui kisah perkawinan di Kana (Yoh 2: 1-11). Gereja Katolik melestarikan keduanya, sesuai dengan pengajaran para rasul dan Bapa Gereja (yang disebut Tradisi Suci) dan karenanya mengajarkan bahwa doa memang pertama-tama ditujukan kepada Tuhan, namun Tuhan melibatkan Bunda Maria untuk berperan serta mendoakan dan membagikan rahmat-Nya kepada manusia. Ini selaras dengan kehendak Tuhan sendiri, yang walaupun dapat datang ke dunia langsung tanpa perantaraan manusia yang lain, namun kenyataannya Ia memilih manusia yang lain, yaitu Bunda Maria, sebagai ibu untuk melahirkan-Nya. Maka Maria digunakan Allah sebagai “sarana” untuk menyampaikan rahmat-Nya kepada manusia.
      Maria dan Para Kudus yang lainnya sangat mungkin mendengar doa-doa kita, Pada dasarnya, persekutuan orang kudus yang dimaksud dalam ajaran Katolik adalah persekutuan orang beriman (yang tak terpisahkan oleh maut) yang dipersatukan oleh Kristus sendiri untuk maksud saling mendoakan dan saling mendukung dalam rencana Keselamatan Allah . Seperti kita dapat meminta orang lain (pastor, pendeta, orang tua, sahabat, dst) untuk mendoakan kita, maka kita dapat juga meminta doa para sahabat Yesus ini (yaitu para orang kudus) untuk mendoakan kita. Demikian, maka doa kita memohon dukungan doa dari para orang kudus, tidak pernah sama artinya dengan doa langsung memohon kepada Allah Bapa; namun kita percaya bahwa para kudus akan mendukung kita dengan doa-doa mereka. Dan alangkah besar kuasa doa mereka (para kudus) sebab mereka telah dibenarkan oleh Tuhan! (lih. Yak 5:16)

      3. Berdoa didepan patung bukan berarti kita berdoa kepada patung, bukankah TUHAN sendiri melarang kita membuat dan menyembah patung? Tetapi Tuhan memerintahkan untuk membuat patung untuk keperluan ibadah
      Di samping kutipan kitab Keluaran 20:4-5, marilah kita melihat beberapa kutipan lain dimana Tuhan memerintahkan untuk membuat patung yang digunakan sebagai lambang yang memberikan gambaran/menunjuk kepada kehadiran Yesus pada Perjanjian Baru dan kekal, sebagai yang terkandung dalam ‘Tabut Perjanjian baru’ itu sendiri, dan Putera Allah yang ditinggikan[3]:
      1. Keluaran 25:1,18-20

      Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Dan haruslah kau buat dua kerub (English: cherubims/angels) dari emas, kau buatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini, dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya”. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.”

      2. Ketika raja Daud memberikan rencana pembuatan bait Allah kepada Salomo
      2. 1 Tawarikh 28:18-19

      ”..juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas yang diperlukan untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian Tuhan. Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh Tuhan yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.”

      Lihatlah bahwa semua yang tertulis di atas diilhami oleh Tuhan sendiri.

      Memang bukan raja Daud yang membangun bait Allah, melainkan raja Salomo pada tahun ke-empat setelah ia menjadi raja atas Israel. Dan dia melakukan yang diperintahkan oleh raja Daud, seperti yang tertulis dalam kitab 1 Raja-raja 6:23-35, “selanjutnya di dalam ruang belakang itu dibuatnya dua kerub dari kayu minyak, masing-masing sepuluh hasta tingginya ……..” (Dua kerub yang terdapat pada bait Allah ini menunjuk kepada kehadiran Allah di dalam tabut perjanjian; dan Yesuslah yang kemudian menjadi pemenuhan dari perjanjian Allah ini).
      3. Yehezkiel 41:17-18

      … dan di seluruh dinding bagian dalam dan bagian luar, terukir gambar-gambar kerub dan pohon-pohon korma, di antara dua kerub sebatang pohon korma, dan masing-masing kerub itu mempunyai dua muka.
      4. Bilangan 21:8

      Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa:”Buatlah (sebuah patung) ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (Ular ini yang ditinggikan Musa menjadi gambaran dari Yesus Putera Allah yang harus ditinggikan (Yoh 3:14)).

      Berdasarkan dasar-dasar tersebut di atas, yang dilarang adalah image/ gambaran/ patung yang dijadikan “allah-allah yang lain” dan menyaingi Allah yang Satu. Yang dilarang oleh hukum Allah adalah pemujaan terhadap image /gambaran/patung itu sendiri. Dengan demikian, Keluaran 20:4-5 berkaitkan dengan Keluaran 20:3, yaitu jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.

      Bagaimana kita menjelaskan kontradiksi ayat-ayat tersebut diatas butir 1-4 dengan kitab Keluaran 20:4-5?

      Jawabannya sangat sederhana. Kerub/malaikat tidak dianggap sebagai allah dan tidak memerlukan pemujaan: Mereka adalah gambaran hamba Tuhan. Hal yang sama diterima oleh gereja Katolik saat ini, adalah penggunaan patung Yesus, Maria, santo/santa karena mereka bukan allah melainkan gambaran hamba Tuhan. (Jadi kita tidak menghormati patung itu apalagi menyembahnya, melainkan menghormati pribadi yang dilambangkannya, karena mereka membantu kita mengarahkan hati kepada Allah dan bukannya menjadi ’saingan’ Allah).

      Pandangan Martin Luther tentang penggunaan patung/ lukisan

      “Seseorang tidak dapat memahami hal- hal spiritual kecuali jika gambar- gambar dibuat tentang mereka.” (Martin Luther, Weimar edition of Martin Luther’s Works, (translation by William J Cole) 46, p. 308)

      “Tidak ada yang lain yang dapat disimpulkan dari perkataan: “Jangan kamu mempunyai allah- allah lain di hadapan-Ku”, kecuali apa yang berkaitan dengan berhala. Tetapi gambar- gambar ataupun patung-patung dibuat tanpa berhala, pembuatan benda- benda tersebut tidak dilarang.” (Martin Luther, ibid., 18, p. 69)

      “Kalau saya telah melukis gambar di dinding dan saya melihatnya tanpa berhala, maka hal itu tidak dilarang bagi saya, dan seharusnya tidak diambil dari saya.” (Martin Luther, ibid., 28, p. 677)

    • Antonius Priyohartono says:

      Damai Kristus.
      Terima kasih atas komentar dan keberatan saudara jemaat gerejawi protestan atas ajaran Gereja Katolik terkait Bunda Maria..
      Silakan saudara baca komentar di bawah ini yang membuktikan kebenaran ajaran Gereja Katolik…

      KATAKESE BULAN MEI-BULAN MARIA: DOGMA MARIA DIANGKAT KE SURGA

      Damai Kristus,
      Menjalani bulan Mei sebagai bulan Maria, mengapa Gereja Katolik mengajarkan dogma Maria diangkat ke surga? Mari kita bersama mempelajari dan mencari apa yang dikehendaki oleh Allah yang disampaikan lewat Gereja Katolik. Semoga Roh Kudus membuka hati kita terhadap kehendak Allah.

      Dasar Kitab Suci

      Kej 3:15: Seorang perempuan [Maria] dan keturunannya [Yesus] akan meremukkan kepala ular [Iblis]
      1 Raj 2:19: Bunda raja menerima penghormatan dari raja dan ditempatkan di sisi kanan raja
      Mzm 45:3-10: Permaisuri berpakaian emas di sisi kanan raja
      Why 11:19- 12:1-12: Bunda Maria, Sang Tabut perjanjian dan perempuan yang melahirkan Anak laki- laki [Kristus] yang memimpin dunia.
      Rom 5-6:23: Upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal. (Maka Maria yang tidak berdosa, tidak mengalami kerusakan akibat maut)
      1 Kor 15:21-26: Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus, tiap- tiap orang menurut urutannya.
      1 Kor 15:54: Maut ditelan dalam kemenangan (ini digenapi dalam diri Bunda Maria yang tak berdosa)
      Rom 8:17: Mereka yang menderita bersama Yesus akan dimuliakan bersama Dia.

      Dasar Tradisi Suci

      Pseudo- Melito (300):
      Oleh karena itu, jika hal itu berada dalam kuasa-Mu, adalah nampak benar bagi kami pelayan- pelayan-Mu, bahwa seperti Engkau yang telah mengatasi maut, bangkit dengan mulia, maka Engkau seharusnya mengangkat tubuh Bunda-Mu dan membawanya dengan-Mu, dengan suka cita ke dalam surga. Lalu kata Sang Penyelamat [Yesus]: “Jadilah seperti perkataanmu”. (Pseudo- Melito, The Passing of the Virgin 16:2-17)

      Timotius dari Yerusalem (400):
      Oleh karena itu Sang Perawan [Maria] tidak mati sampai saat ini, melihat bahwa Ia yang pernah tinggal di dalamnya memindahkannya ke tempat pengangkatannya. (St. Timothy of Jerusalem, Homily on Simeon dan Anna)

      Yohanes Sang Theolog (400):
      Tuhan berkata kepada Ibu-Nya, “Biarlah hatimu bersuka dan bergembira. Sebab setiap rahmat dan karunia telah diberikan kepadamu dari Bapa-Ku di Surga dan dari-Ku dan dari Roh Kudus. Setiap jiwa yang memanggil namamu tidak akan dipermalukan, tetapi akan menemukan belas kasihan dan ketenangan dan dukungan dan kepercayaan diri, baik di dunia sekarang ini dan di dunia yang akan datang, di dalam kehadiran Bapa-Ku di Surga”… Dan dari saat itu semua mengetahui bahwa tubuh yang tak bercacat dan yang berharga itu telah dipindahkan ke surga. (John the Theologian, The Dormition of Mary)

      Gregorius dari Tours (575)
      Para Rasul mengambil tubuhnya [jenazah Maria] dari peti penyangganya dan menempatkannya di sebuah kubur, dan mereka menjaganya, mengharapkan Tuhan [Yesus] agar datang. Dan lihatlah, Tuhan datang kembali di hadapan mereka; dan setelah menerima tubuh itu, Ia memerintahkan agar tubuh itu diangkat di awan ke surga: di mana sekarang tergabung dengan jiwanya, [Maria] bersukacita dengan para terpilih Tuhan … (Gregory of Tours, Eight Books of Miracles 1:4)

      Theoteknos dari Livias (600)
      Adalah layak … bahwa tubuh Bunda Maria yang tersuci, tubuh yang melahirkan Tuhan, yang menerima Tuhan, menjadi ilahi, tidak rusak, diterangi oleh rahmat ilahi dan kemuliaan yang penuh …. agar hidup di dunia untuk sementara dan diangkat ke surga dengan kemuliaan, dengan jiwanya yang menyenangkan Tuhan (Theoteknos, Homily on the Assumption)

      St. Modestus dari Yerusalem (sebelum 634)
      Sebagai Bunda Kristus yang termulia… telah menerima kehidupan dari Dia [Kristus], ia telah menerima kekekalan tubuh yang tidak rusak, bersama dengan Dia yang telah mengangkatnya dari kubur dan mengangkatnya kepada Diri-Nya dengan cara yang hanya diketahui oleh-Nya. (Modestus, Encomium in dormitionnem Sanctissimae Dominae nostrae Deiparae semperque Virginis Mariae)

      St. Germanus dari Konstantinopel (683)
      Engkau adalah ia, …. yang nampak dalam kecantikan, dan tubuhmu yang perawan adalah semuanya kudus, murni, keseluruhannya adalah tempat tinggal Allah, sehingga karena itu dibebaskan dari penguraian menjadi debu. Meskipun masih manusia, tubuhmu diubah ke dalam kehidupan surgawi yang tidak dapat musnah, sungguh hidup dan mulia, tidak rusak dan mengambil bagian dalam kehidupan yang sempurna (St. Germanus, Sermon I).

      St. Yohanes Damaskinus (697)
      Adalah layak bahwa ia, yang tetap perawan pada saat melahirkan, tetap menjaga tubuhnya dari kerusakan bahkan setelah kematiannya. Adalah layak bahwa dia, yang telah menggendong Sang Pencipta sebagai anak di dadanya, dapat tinggal di dalam tabernakel ilahi. Adalah layak bahwa mempelai, yang diambil Bapa kepada-Nya, dapat hidup dalam istana ilahi. Adalah layak bahwa ia, yang telah memandang Putera-Nya di salib dan yang telah menerima di dalam hatinya pedang duka cita yang tidak dialaminya pada saat melahirkan-Nya, dapat memandang Dia saat Dia duduk di sisi Bapa. Adalah layak bahwa Bunda Tuhan memiliki apa yang dimiliki oleh Putera-nya, dan bahwa ia layak dihormati oleh setiap mahluk ciptaan sebagai Ibu dan hamba Tuhan (John Damascene, Dormition of Mary)

      Gregorian Sacramentary (795)
      Terhormat bagi kami, O Tuhan, perayaan hari ini, yang memperingati Bunda Allah yang kudus yang meninggal dunia untuk sementara waktu, namun tetap tidak dapat dijerat oleh maut, yang telah melahirkan Putera-Mu, Tuhan kami yang menjelma dari dirinya. (Gregorian Sacramentary, Veranda, ante 795)

      Ajaran Gereja: Magisterium

      Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (1950) mengajarkan:

      “Oleh karena itu, Bunda Tuhan yang terhormat, dari segala kekekalan digabungkan secara tersembunyi dengan Yesus Kristus …. akhirnya memperoleh sebagai puncak tertinggi dari segala haknya yang istimewa, bahwa ia harus dijaga agar bebas dari kerusakan kubur dan bahwa seperti Puteranya, setelah mengalahkan maut, ia dapat diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surga, di mana sebagai Ratu, ia duduk di dalam kemegahan di sisi kanan Putera-Nya, Raja segala masa yang kekal (lih. 1 Tim 1:17, Munificentissimus Deus, 40)

      “…. dengan kuasa dari Tuhan kita Yesus Kristus, [kuasa] dari Rasul Petrus dan Paulus yang terberkati, dan dengan kuasa kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan menentukannya sebagai dogma yang ilhami Roh Kudus: bahwa Bunda Maria yang tidak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan kehidupannya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (Munificentissimus Deus, 44)

      Konsili Vatikan II (1962-1965), Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium:
      “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di sorga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan (lih. Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut.” (LG 59)

      Katekismus Gereja Katolik 966:
      KGK 966 “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (LG 59, Bdk. Pengumuman dogma mengenai Maria diangkat ke surga oleh Paus Pius XII, 1950: DS 3903). Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Puteranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.
      “Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu” (Liturgi Bisantin, pada Pesta Kematian Maria 15 Agustus).

      BAB V: DARI GAMBARAN DOGMA

      SANG IBU, ITULAH AMANAT

      Telaah tipologi biblis dapat dengan mudah menarik perhatian seorang pembaca yang tertarik untuk mendalami Alkitab. Sungguh mengagumkan bila kita menyimak bahwa seperti apa yang disampaikan oleh Santo Agustinus dari Hippo bahwa “Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama terungkap dalam Perjanjian Baru.” Tipologi menyingkapkan suatu dimensi yang mendalam yang tersembunyi dalam setiap halaman Alkitab, telaah yang cermat menunjukkan kepada kita bahwa Allah menuliskan sejarah keselamatan sama seperti manusia
      menuliskan kata-kata, bahwa Allah adalah Pencipta karya seni yang teramat rumit dengan ketepatan yang tinggi. Dalam pewahyuan diri Allah tidak ada satu katapun yang Allah tuliskan dengan sia-sia, dalam penyelenggaraan Allah tidak ada satupun yang terjadi secara kebetulan.

      Tipologi biblis mengungkapkan dan memberikan kepada kita cakrawala pembebasan. Tipologi membebaskan kita dari cara membaca Alkitab yang sempit dan picik yang tidak memperhatikan kesatuan dan keseluruhan Alkitab dan tidak memperdulikan Tradisi Suci. Tipologi biblis dapat juga memberikan terang dan menyingkapkan kekayaan ayat-ayat yang sebelumnya tampak kabur dan tidak berarti.

      Tetapi tipologi juga memiliki perangkap dan jika penggunaannya dengan cara yang salah telah menjerumuskan sejumlah penafsir Alkitab ke dalam kesesatan dan penyimpangan-penyimpangan. Untuk menghindari hal-hal tersebut, penting bagi kita untuk merumuskan suatu tujuan yang jelas yang terus-menerus kita camkan dalam hati kita. Jika kita membaca Alkitab dengan menggunakan metode tipologi, sesungguhnya kita tidak sedang memecahkan suatu sandi, atau menjawab suatu teka-teki, atau memaksakan khayalan-khayalan kita sendiri terhadap kata-kata dalam Alkitab yang diilhamkan oleh Allah. Setiap kali kita membaca Alkitab, kita harus berusaha untuk menjumpai dan mengenal seorang pribadi. Kita ingin mengenal Allah, mengetahui jalan-jalan-Nya, rencana-Nya, umat pilihan-Nya dan juga ibu-Nya.

      Dengan demikian, kita dapat menghindari suatu bahaya kesesatan yang aku (Scott Hahn, author buku ini-red) sebut sebagai “automatisme,” yaitu kecenderungan memusatkan perhatian kepada gambaran-gambaran biblis yang terisolasi, seolah-olah gambaran-gambaran tersebut adalah kiasan yang terlepas sama sekali dari kesatuan dengan ayat-ayat yang lain dalam Alkitab (seperti sampel yang terpisah-pisah dalam tabung laboratorium). Dan kalau kita menyimak tipologi tentang Hawa, tabut perjanjian dan Bunda Ratu, kita tidak berbicara tentang pola gaib dari simbol-simbol. Tetapi sebenarnya kita sedang mengamati ciptaan-ciptaan-Nya yang seturut penyelenggaraan ilahi akan digenapi-Nya dalam figur atau pribadi historis yang nyata. Jadi tepat pribadi seperti Iskhak, Musa, dan Daud yang menggambarkan Mesias ilahi yaitu Yesus Kristus; mereka semua adalah orang-orang yang sungguh pernah hidup; demikian juga Hawa, tabut perjanjian dan Bunda Ratu secara sekilas memperlihatkan kepada kita suatu realitas yang lebih besar yang mewujudnyatakan dalam Perjanjian Baru, yaitu Maria.

      Jadi Maria yang harus menjadi tujuan kita kalau kita menelaah gambaran-gambaran tentang dia. Sebab Maria adalah pribadi yang pernah hidup, dan akan tetap hidup, dan seorang pribadi adalah misteri yang tidak dapat dipahami sepenuhnya. Rasul Paulus sangat terkesan bagaimana cara Yesus Kristus digambarkan dalam diri Adam, tetapi Rasul Paulus sangat mengasihi Yesus. Maka kita harus mulai mengenal dan mengasihi Maria sebagaimana ia ditampilkan oleh gambaran-gambaran biblis tentang dia.

      Bagi orang Kristen, gambaran tersebut bukanlah suatu hal yang sifatnya fakultatif, dan juga bukan sekedar kiasan dalam Alkitab. Dalam arti sesungguhnya secara rohani dan abadi, Maria adalah ibu kita. Kalau kita ingin melihat dan ingin mengetahui saudara-saudara Yesus, kita harus mulai dari mengenal ibu Yesus Kristus yang adalah ibu kita. Tanpa Maria, pemahaman kita tentang Injil pasti tidak akan lengkap. Tanpa Maria, pemahaman kita tentang sejarah keselamatan tidak akan pernah bernuansa keluarga. Pemahaman yang tidak lengkap itu akan membuat kita terkungkung dalam Perjanjian Lama, dimana kebapaan Allah dipahami dan dipandang sebagai kiasan, dan manusia akan lebih menghayati keputraannya sebagai perhambaan.

      Jadi siapakah perempuan itu? Siapakah ibu itu? Siapakah pengemban Allah dan pengemban semua orang beriman yang terpilih itu? Ia tentunya adalah seorang pribadi historis, dan dengan saksama Gereja Katolik telah melestarikan fakta sejarah tentang dia dalam kisah-kisah dalam Alkitab dan dalam bentuk dogma.

      Berpegang Pada Iman

      Apakah dogma itu? Definisi dogma yang berguna bagi kita muncul dari Kardinal Joseph Ratzinger menuliskan bahwa, ” dogma tidak lain adalah suatu penafsiran terhadap Alkitab.” Definisi dogma ini dikukuhkan oleh Komisi Teologi International Gereja dalam dokumen tahun 1989: “On Interpretation of Dogmas (Penafsiran Dogma), dinyatakan Dalam dogma Gereja, orang akan berhubungan dengan penafsiran yang benar tentang Alkitab.” Oleh karena itu, dogma adalah penafsiran yang tidak dapat salah dari Gereja mengenai Alkitab.”

      Ada beberapa fakta kehidupan Maria yang diajarkan dan disampaikan secara eksplisit oleh Alkitab. Misalnya, bahwa Maria mengandung Yesus sebagai perawan dipaparkan dalam Injil Lukas secara jelas dan tegas (Luk 1:34-35). Fakta lain tersirat secara implisit dalam teks biblis, tetapi sudah selalu di ajarkan dan dijelaskan oleh Gereja, seperti Maria diangkat ke surga dan Maria dikandung tanpa noda. Dibandingkan dengan fakta eksplisit Alkitab, kebenaran fakta implisit ini tidak kalah penting bagi kita memahami Injil. Dalam kenyataannya detail implisit dalam Alkitab seringkali lebih penting untuk suatu kisah, sebab detail implisit tersebut menunjukkan kepada kita apa yang dimaksudkan oleh penulis Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diilhami Roh Kudus. Meskipun detail itu sebutlah asumsi, kalau mau tetap tidak terucapkan, mereka adalah tempat kisah dalam Alkitab disusun. Tanpa kehadiran mereka, kisah tidak akan utuh.

      Demikianlah, dari abad ke abad, dengan seksama Gereja melestarikan, menjaga, dan membela ajaran-ajaran tentang Maria, sebab mencampakkannya berarti mencampakkan Injil. Membuang ajaran Gereja tentang Maria, berarti menyingkirkan Sang ibu dari keluarga Allah. Tanpa dogma-dogma, Maria menjadi tidak nyata: sekedar perempuan sembarangan dari Nazaret, yang tidak penting bagaimana kepribadiannya, yang kebetulan saja disebut dalam kisah Injil. Dan jika Maria itu tidak nyata, maka penjelmaan Allah menjadi manusia pun tidak nyata, karena penjelmaan itu tergantung kepada persetujuan Maria; demikian pula tubuh Kristus yang menderita juga tidak nyata, karena tubuh itu diambil dari ibu-Nya, demikian pula status orang Kristen sebagai anak-anak Allah, karena status ini tergantung pada partisipasi kita dalam keluarga Yesus, Putera Daud, Putera Maria.

      Bersama dengan kisah-kisah dalam Alkitab, dogma-dogma Gereja tentang Maria membuat kita terus tetap dekat dengan realitas keluarga Allah yang menjelma menjadi manusia. Sekali lagi bagi orang-orang Kristiani, baik dogma maupun gambaran-gambaran hendaklah tidak merupakan sesuatu yang abstrak atau kiasan. Mereka adalah bagian dari pribadi yang hidup, ibu kita.

      Perhatikanlah teladan Santo Yohanes dari Damsyik, seorang Bapa Gereja yang sedemikian mencintai Alkitab sehingga ia pindah ke Yerusalem untuk tinggal di tanah tempat kitab-kitab itu semua dituliskan. Ia sangat memahami fakta kehidupan Maria, termasuk hal-hal yang belum secara resmi dinyatakan sebagai dogma. Sekitar tahun 740, ia menyampaikan tiga khotbah tentang Maria diangkat ke surga, dan di dalamnya ia memasukkan banyak dogma Gereja dan gambaran-gambaran yang telah kita bahas: Hawa Baru, tabut perjanjian, dan Bunda Ratu. Dan dalam semua itu Santo Yohanes dari Damsyik tidak pernah berkhotbah melulu tentang gagasan, ia menafsirkan Alkitab saat berkhotbah tentang seorang pribadi, seorang yang telah diangkat ke surga oleh Allah.

      Penggambaran Santo Yohanes dari Damsyik tentang penyambutan Maria di surga sangatlah mengesan, “Daud, leluhurnya, dan bapanya dalam Allah menari-nari kegirangan, katanya, dan para malaikat pun menari bersama dia, sementara para malaikat agung bertepuk tangan.” Dalam membayangkan adegan itu, Santo Yohanes dari Damsyik tidak melukiskan raja Daud menari-nari di sekeliling suatu dogma atau disekitar kiasan tabut perjanjian (2Sam 6:14). Tetapi Santo Yohanes dari Damsyik melihat Daud menari-nari penuh cinta untuk seorang pribadi, yang adalah anaknya, tetapi sekaligus ibunya, Maria.

      Tetapi dogmalah, penafsiran Alkitab yang tidak dapat salah dari pihak Gereja yang membuat kita mampu melihat ibu yang nyata ini sejelas seperti Daud. Karena dogma tentang Maria adalah kenyataan iman yang menampakkan keluarga Allah.

      Rencana Keselamatan Allah: Maria Dikandung Tanpa Noda

      Lewat dogma Maria dikandung tanpa noda, Gereja mengajarkan bahwa Allah telah menjaga Maria bebas dari segala noda dosa asal. Maka, sejak dari saat pertama ia dikandung dalam rahim ibunya, Maria hidup dalam suasana rahmat pengudusan yang ia peroleh berkat pahala Puteranya,Yesus. Memang, salam malaikat Gabriel kepada Bunda Maria, “Salam engkau penuh rahmat,” sudah dinyatakan bertahun-tahun sebelum Yesus memenangkan rahmat penebusan bagi umat manusia. Meskipun demikian, Maria tetaplah “penuh rahmat.”

      Kardinal John Henry Newman mengajarkan bahwa dikandungnya Maria tanpa noda dosa adalah konsekuensi logis dari peran Maria sebagai Hawa Baru. Kardinal Newman bertanya, “Kalau Hawa ditinggikan di atas kodrat insani berkat karunia moral yang ada dalam dirinya, yang kita sebut sebagai rahmat, apakah tidak tepat kalau kita mengatakan bahwa Maria memiliki rahmat yang jauh lebih besar?… Dan jika Hawa memiliki karunia adikodrati yang diberikan kepadanya sejak saat pertama kehadirannya sebagai pribadi, tidakkah mustahil mengingkari bahwa Maria memiliki karunia itu sejak saat pertama keberadaannya sebagai pribadi?

      Kardinal Newman juga mengungkapkan bahwa tepat sekali Kristus dilahirkan dari seorang ibu yang tanpa noda dosa:

      “Maria bukan hanya sekedar alat dalam penyelenggaraan Allah. Sabda Allah…tidak hanya lewat dalam diri Maria, seperti ia lewat dalam diri kita sewaktu Komuni Kudus. Yang diterima oleh Sang Putera yang kekal bukanlah tubuh surgawi…Bukan! Ia minum, menyerap darah, sari makanan Maria ke dalam pribadi ilahi-Nya. Ia menjadi manusia dari Maria, dari Maria, Yesus menerima raut serta roman muka yang kita lihat, dan dari Maria pula Dia menerima sifat-sifat yang akan mewarnai penampilan pribadi-Nya di hadapan dunia. Ia dikenal sebagai Putra Maria…, tentu saja karena keserupaan-Nya dengan Maria. Tidakkah tepat…kalau Bapa yang kekal menyiapkan Maria untuk pelayanan ini lewat pengudusan yang sangat unggul?”

      Bagi Gereja perdana, sangatlah wajar bila Maria dikandung tanpa noda. Pada abad ke empat, Santo Efrem dari Suriah memberikan kesaksian tentang hal ini. Kesaksian serupa disampaikan oleh Santo Agustinus pada abad ke lima. Santo Agustinus merumuskannya secara tepat dalam kerangka keluarga, ia menyampaikan bahwa adalah suatu pelecehan terhadap Yesus bila mengatakan bahwa ibu-Nya adalah seorang pendosa. “Semua orang telah berdosa, kecuali Perawan Maria yang kudus. Tentang dia, demi hormat kepada Tuhan, aku berharap tidak ada permasalahan sama sekali kalau kita berbicara tentang dosa. Bagaimanapun, kita tahu betapa besarnya rahmat Allah yang diberikan kepada Maria untuk mengalahkan dosa sama sekali, karena ia diperkenankan mengandung dan melahirkan Dia yang diakui tanpa dosa oleh semua orang.”

      Sementara para teolog dari Gereja Katolik barat merumuskan ajaran yang bernada negatif, dengan menekankan ketidakberdosaan Maria, sebaliknya Gereja-gereja Katolik Timur selalu memberikan penekanan pada kekudusan Maria yang luar biasa. Dalam percakapan mereka, Maria selalu dijuluki “Panhagia,” yang serba kudus, karena segala sesuatu yang ada dalam dirinya itu kudus.

      Meskipun demikian, barulah tahun 1854 Gereja memaklumkan dogma Maria dikandung tanpa noda dosa. Sementara itu, sejumlah orang Kristen bahkan sejumlah orang kudus merasa gelisah, mengatakan bahwa ketidakberdosaan Maria sudah terjadi sejak saat ia dikandung, akan mengingkari kodrat insani Maria, atau mengingkari karya penebusan Kristus. Tetapi Paus Pius IX menanggapi keprihatinan itu secara tuntas saat ia memaklumkan dogma, “Dengan inspirasi Roh Kudus, untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk penghormatan kepada Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik dan kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan kita, dan Rasul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri: “Kami menyatakan, mengumumkan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang mengajarkan bahwa Bunda Maria yang terberkati, seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Besar, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia, dibebaskan dari semua noda dosa asal, adalah doktrin yang dinyatakan oleh Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh dan terus-menerus oleh semua umat beriman.”

      Rumusan dogma itu bukanlah sekedar kalimat, tetapi kalimat yang dipenuhi oleh ajaran. Paus Pius IX menjelaskan bahwa dikandungnya Maria tanpa noda dosa adalah rahmat Allah yang unik, “tiada duanya,” persis seperti penjelmaan Yesus yang adalah peristiwa unik dalam sejarah. Kemudian tanpa ragu-ragu, Paus Pius IX menjelaskan bahwa rahmat yang tiada duanya itu diperoleh Maria sebagai berkat Yesus Kristus, Juruselamatnya. Dan akhirnya, Paus menekankan bahwa pengandungan Maria tanpa noda dosa adalah penyelenggaraan ilahi, karya Allah, dan bukan karya Maria sendiri.

      Maka pengandungan tanpa noda adalah buah penebusan yang diterapkan pada Maria secara antisipatif, karena penebusan harus dipandang dari sudut pandang Allah yang kekal, yang tidak terikat oleh waktu seperti kita. Demikian pula, penebusan Kristus diterapkan kepada saya dan anda, meskipun kita tidak hadir di gunung Kalvari, dan diterapkan kepada Maria pada saat ia sendiri diciptakan, meskipun kematian Yesus baru terjadi setelah bertahun-tahun kemudian. Penebusan Maria adalah karya penyelenggaraan ilahi, sementara bagi semua ciptaan-Nya yang lain penebusan adalah karya pembebasan.

      Sekarangpun secara analogi kita dapat melihat bahwa Kristus menyelamatkan sejumlah pendosa lewat karya pembebasan, sementara yang lain lewat karya penyelenggaraan ilahi. Sejumlah orang berbalik dari dosa, seperti mencuri, penyalahgunaan obat, perzinahan, sesudah mereka menerima rahmat pertobatan. Tetapi orang-orang lain terus menerus menolak dosa sejak muda sebab Allah telah memberikan mereka rahmat pembinaan yang baik dari keluarga Kristen. Dalam kedua cara ini, entah lewat penyelenggaraanNya, atau lewat pembebasan, penebusan adalah karya Allah. Dalam rencana penyelenggaraan-Nya, Allah menjaga agar Maria harus dijaga bersih dari noda dosa, sepanjang hidupnya.

      Jika Maria tidak berdosa, apakah ia sungguh memerlukan Yesus untuk menebusnya? Ya, memang! Penyelenggaraan-Nya yang unik tidak dapat terlaksana tanpa penebusan yang diwujudkan oleh Yesus bagi semua orang. Yesus adalah Allah dan karenanya Dia adalah Pencipta dan Penebus kita sekaligus. Dalam karya penciptaan Maria, Yesus menebusnya dari setiap keterbatasan kodrat manusia atau kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscense). Maria adalah makhluk ciptaan, tetapi sekaligus ia adalah ibu-Nya, dan Yesus menggenapi secara sempurna perintah untuk menghormati orang tua, ibu-Nya dengan cara yang teramat indah.

      Berkat Sang Putera

      Saat kita mendaraskan doa Salam Maria, kita menggemakan kembali salah satu gelar yang paling kuno yang diberikan oleh orang-orang Kristen kepada Maria: Bunda Allah (dalam bahasa Yunani, “Theotokos”, yang secara harfiah berarti “yang melahirkan Allah”). Sudah sejak awal abad ke tiga atau mungkin lebih awal, Gereja di Mesir berdoa,” Bunda Allah yang kudus, ke bawah perlindunganmu kami bernaung… ” Para Bapa Gereja perdana seperti Santo Klemens dari Aleksandria, Origenes, dan Santo Aleksander menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” atau padanannya “Bunda Tuhan.” Doa orang Kristen perdana ini mengikuti salam Elisabet yang disampaikan kepada Maria kerabatnya, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43)

      Mengacu kepada teks Alkitab tersebut, gelar “Bunda Allah” tidak tertandingi dalam abad-abad pertama Gereja. Di samping itu, pernyataan tersebut merupakan konsekuensi logis dari penegasan orang-orang Kristen untuk mengakui keilahian Yesus. Kalau Kristus adalah Tuhan Allah dan Maria itu adalah ibu-Nya, maka Maria adalah Bunda Allah.

      Penggunaan sebutan “Bunda Allah” secara tradisional didasarkan pada asas teologi yang disebut “perpaduan idiom.” Menurut asas ini, apapun yang dikatakan orang tentang kedua kodrat Kristus, yaitu kodrat ilahi dan kodrat manusiawi dapat diterapkan sepenuhnya kepada Kristus sendiri; karena kedua kodrat Kristus itu terpadu dalam Yesus, dalam satu pribadi. Demikianlah, misalnya orang-orang Kristen dengan berani mengatakan bahwa Allah Putera meninggal di salib di Kalvari meskipun Allah sungguh tidak dapat mati. Demikian pula orang-orang Kristen selalu mengatakan bahwa Allah dilahirkan di kandang di Betlehem, meskipun Allah tentu saja kekal.

      Tetapi dalam abad ke lima sejumlah teolog mulai menyampaikan keberatan mengenai gelar “Bunda Allah,” karena mengkhawatirkan bahwa gelar tersebut menyiratkan dalam arti tertentu Allah “berasal” dari Maria. Mereka dapat menerima gelar “Bunda Kristus,” tetapi tidak dengan gelar “Bunda Allah.” Mereka mengajukan argumentasi tentang kesatuan kodrat Kristus, sambil menyatakan bahwa Perawan Maria melahirkan kodrat manusiawi Yesus, tetapi tidak melahirkan kodrat ilahi-Nya.

      Gereja menolak argumentasi mereka, dan gelar Maria sebagai Bunda Allah dibela dengan gigih oleh Paus Celestinus I yang mendapatkan dukungan kuat dari Santo Sirilius dari Alexandria, teolog terkemuka saat itu. Santo Sirilius menyatakan seorang ibu tidak melahirkan kodrat, tetapi seorang ibu melahirkan seorang pribadi. Maria melahirkan Yesus Kristus, yang dulu dan sekarang ada seorang pribadi ilahi. Memang Allah tidak berasal dari Maria, tetapi sangat jelas bahwa Maria melahirkan-Nya. Maria “mengasuh” Dia.

      Bagi kita perdebatan itu barangkali tampak abstrak dan akademis, tetapi pada perkembangannya menarik perhatian dari banyak orang-orang Kristen abad ke lima, yang menggerakkan mereka untuk berdevosi lebih mendalam kepada Maria, Bunda Allah. Sejarah mencatat ketika Paus Celestinus I menghimpun Konsili Efesus tahun 431, untuk menyelesaikan perdebatan tentang gelar “Bunda Allah,” orang-orang Kristen memadati kota, sambil menantikan keputusan para uskup. Ketika para uskup membacakan keputusan Konsili Efesus bahwa Maria adalah sungguh Bunda Allah, umat meluapkan sukacita mereka dan merayakannya dengan mengangkat para uskup yang jumlahnya 200 orang menyusuri jalan-jalan di kota dalam suatu pawai obor.

      Perhatikanlah sejenak bagaimana betapa kuat perasaan dan emosi kaum beriman saat itu terhadap Santa Perawan Maria, mereka datang berbondong-bondong ke tempat Konsili menantikan dekrit para uskup di luar sidang, merayakannya semalam suntuk, semuanya ini terjadi karena Bunda Maria telah mendapatkan penghormatan yang semestinya. Mereka berbuat demikian bukan karena argumentasi akademis. Merekapun tidak merayakan kemenangan suatu kiasan. Aku (Scott Hahn, author buku ini-red) berani berkata bahwa mereka tidak akan menempuh perjalanan berbahaya ke Efesus demi seorang ibu yang lain: hanya demi Bunda mereka sendiri. Karena Bunda mereka itu adalah juga Bunda Allah.

      Kalau kita menyebut Maria sebagai “Bunda Allah,” kita ikut menikmati sukacita yang sudah lama dinikmati oleh kaum beriman pada masa silam. Karena dalam ungkapan itulah terkait kenyataan yang mengagumkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita adalah saudara dan saudari dari Putera Maria, Sang Allah Manusia, bukan hanya kodrat insani-Nya.

      Sekali Perawan Tetap Perawan

      Injil Matius dan Lukas sama sekali tidak memberi ruang untuk meragukan bahwa Maria adalah seorang perawan pada saat ia mengandung Putera Allah (Mat 1:18; Luk 1:34-35; 3:23). Tentu saja para Bapa Gereja perdana dan semua syahadat memegang teguh kebenaran perkandungan secara perawan ini. Mengapa Gereja selalu menegaskan bahwa orang-orang Kristen percaya akan Yesus “yang dilahirkan oleh Perawan Maria?” Sebab kebundaan dari keperawanan Maria adalah jaminan untuk keilahian Yesus dan kemanusiaan Yesus. Santo Thomas Aquinas merangkumnya sebagai berikut, “Supaya tubuh Kristus tampak sebagai tubuh yang nyata, Ia lahir dari seorang perempuan. Supaya ke Allah Nya menjadi jelas, Ia lahir dari seorang perawan.” Seperti telah kita lihat dalam bab terdahulu keperawanan Maria juga amat penting untuk pemahaman Tradisi Suci tentang Bunda Maria sebagai Hawa Baru.

      Demikianlah sejak awal Gereja, nama Maria selalu disebut sebagai perawan. Dalam syahadat para rasul, dalam syahadat Nicea, dalam syahadat pembaptisan Roma dan Afrika, kaum beriman secara konsisten mengakui iman akan Yesus “yang lahir dari perawan Maria.” Bagi jemaat Gereja perdana percaya akan Yesus adalah percaya akan keperawanan Maria.

      Sungguh jatidiri Maria tidaklah lengkap tanpa kata perawan. Ia adalah Perawan Maria. Keperawanan bukan melulu sifat kepribadiannya atau gambaran status biologisnya. Keperawanan sungguh merupakan bagian dari jatidirinya yang sudah menjadi seperti nama. Jika dalam beberapa literatur atau nyanyian disampaikan “Sang Perawan” atau “Perawan Kudus,” maka yang dimaksudkan hanyalah satu pribadi yaitu Maria.

      Dari dulu dan selalu, Maria adalah perawan. Demikianlah Gereja terus menerus mengajarkan bahwa Maria menjaga keperawanannya tidak hanya sebelum mengandung Yesus, tetapi juga sesudahnya. Maria memang menikah dengan Yusuf, tetapi keduanya tidak pernah menyempurnakan perkawinan mereka dengan hubungan seksual. Ajaran ini dikenal sebagai keperawanan abadi Maria.

      Bidaah-bidaah dalam Gereja perdana kadang-kadang menentang ajaran ini, tetapi mereka tidak pernah mempunyai banyak dukungan yang kokoh. Argumen-argumen mereka yang tampaknya Alkitabiah dengan mudah dipatahkan oleh argumen Santo Hieronimus, ahli Alkitab Gereja perdana yang terkenal. Hieronimus juga merupakan pengkritik pedas yang menyampaikan serangan kepada para bidaah yang berani mempertanyakan keperawanan abadi Maria. Apakah argumentasi para bidaah tersebut?

      Sebagian besar argumentasi mereka bertumpu pada ayat-ayat Perjanjian Baru yang menyebut “saudara-saudara” Yesus. Hal ini kita temukan misalnya dalam Injil Santo Markus, “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” (Mrk 6:3). Dalam Injil Matius dituliskan, “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia.” (Mat 12:46). Dalam Injil Lukas 2:7 kita baca bahwa Yesus adalah “anak sulung” Maria.

      Sesungguhnya hal ini sama sekali bukan masalah bagi orang yang sedikit mengenal tradisi Ibrani. Kata Ibrani “saudara” adalah istilah yang memiliki makna yang sangat longgar, yang dapat digunakan juga untuk saudara sepupu. Pada kenyataannya dalam bahasa Ibrani kuno tidak ada kata khusus untuk menyebutkan saudara sepupu. Bagi orang Yahudi pada zaman Yesus, sepupu adalah saudara. Asas kekerabatan ini juga muncul dalam bahasa Semitik lain, seperti Aram, bahasa yang digunakan oleh Yesus. Justru karena Yesus adalah anak tunggal, maka sepupu-sepupu-Nya pun menerima status legal sebagai saudara kandung bagi-Nya, karena mereka adalah kerabat terdekat Nya. Akhirnya kata “anak sulung” sama sekali tidak menimbulkan kesulitan karena kata “anak sulung” adalah istilah legal dalam tradisi Israel kuno yang digunakan pada anak yang membuka rahim, tidak peduli apakah si ibu kemudian melahirkan anak lain lagi.

      Para bidaah juga mengutip ayat-ayat yang tampaknya sekali lagi bagi orang yang tidak terbiasa dengan pola ungkapan tradisi Yahudi, menyiratkan bahwa Maria dan Yusuf kemudian berhubungan seksual. Mereka mengutip Injil Matius, “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.” (Mat 1:18). Bidaah Helvidius lawan dari Santo Hieronimus dengan tegas mempertanyakan kata “sebelum” dalam kalimat di atas, dan menyatakan bahwa Matius pasti tidak ingin menggunakan “sebelum mereka hidup sebagai suami istri” pada pasangan yang sampai akhir hayat tidak melakukan hubungan suami istri. Helvidius juga mengutip satu ayat lebih lanjut dalam Matius yang menyatakan, “tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Mat 1:25). Sekali lagi Helvidius mengatakan bahwa ungkapan Matius “sampai” menyiratkan bahwa sesudah itu Yusuf bersetubuh dengan Maria.

      Hal tersebut diatas menunjukkan contoh klasik penafsiran Firman Allah secara amatir. Tafsir seperti itu jelas dengan mudah dipatahkan oleh para ahli Alkitab. Menanggapi pernyataan Helvidius, Santo Hieronimus menunjukkan bahwa Alkitab, “sering menggunakan waktu tertentu…untuk menunjukkan waktu tanpa batas, seperti ketika Allah lewat nabi Yesaya berkata kepada sejumlah orang,” Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yes 46:4). Santo Hieronimus menyampaikan dengan lantang, “Apakah Ia akan berhenti menjadi Allah kalau mereka sudah lanjut usia?” Jawabnya tentu saja tidak. Selanjutnya, Santo Hieronimus melanjutkan dengan mengutip Yesus yang berkata, “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20). Sambil menyeringai, Santo Hieronimus bertanya kepada Helvidius apakah ia berpikir bahwa Tuhan akan meninggalkan murid-murid-Nya sesudah tiba akhir zaman. Hieronimus mempunyai banyak contoh seperti itu, tetapi tidak perlu kita menyampaikan semuanya di sini. Cukup disampaikan bahwa mereka yang mempertanyakan keperawanan abadi Maria tidak memiliki dasar kuat sedikitpun dalam ayat-ayat Alkitab, dan Tradisi Suci dengan suara bulat menolak bidaah tersebut.
      Jika para bidaah ingin menemukan amanat yang tersirat dalam Alkitab, mereka hendaknya mencermati bab pertama Injil Lukas. Di sini Malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Maria yang kemudian bertunangan dengan Yusuf dan memberi tahu dia bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki. Maria menanggapi, “Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Luk 1:34)

      Jelas pertanyaan ini akan terdengar aneh jika Maria telah merencanakan hubungan perkawinan yang normal dengan suaminya. Malaikat hanya memberitahukan kepadanya bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki, suatu peristiwa yang lazim di dalam perkawinan. Kalau Helvidius benar, maka Maria kiranya sudah tahu pasti, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi.” Hal tersebut akan terjadi lewat hubungan seksual yang normal.

      Tetapi jelas bagi Maria hal tersebut sama sekali tidak mungkin terjadi. Pengandaian yang tidak terucapkan di balik pertanyaan Maria itu adalah: meskipun ia bertunangan ia tidak akan memiliki kesempatan untuk mengandung seorang anak. Bagaimana mungkin? Sejumlah komentator berspekulasi bahwa Maria sudah mengikrarkan kaul keperawanan sejak usia belia, dan bahwa Yusuf tahu akan ikrarnya, menerimanya dan pada akhirnya Yusuf pun membuat ikrar yang sama. Para penentang pernyataan tersebut menyatakan bahwa ikrar selibat tidak pernah terdengar di masa Israel kuno. Tetapi kita sungguh-sungguh menemukan contoh hidup selibat pada masa Yesus, hal ini terbukti dalam Perjanjian Baru, antara lain dilakukan oleh Yesus sendiri dan oleh Rasul Paulus. Dead Sea Scroll membuktikan bahwa selibat merupakan praktik yang lazim diikuti di sejumlah sekte Yahudi. Jadi, bukanlah hal yang tidak masuk akal jika Maria telah membuat ikrar keperawanan.

      Bagaimanapun jelas dari Alkitab dan Tradisi Suci menyatakan bahwa Maria menjalani keperawanannya, sedemikian rupa sehingga bagi semua generasi yang akan datang, Maria menjadi figur personifikasinya. Santo Epifanius mematahkan semua argumentasi yang melawan keperawanan Maria dengan kesaksian tentang namanya. Bahkan pada masa abad ke empat Maria sudah biasa disebut “Perawan Maria” Seorang anak yang baik akan membela dengan sungguh-sungguh kehormatan ibunya, meskipun biasanya ia tidak membuatnya lewat argumentasi panjang lebar. Tetapi masih ada bukti-bukti lain dan anak-anak Maria dapat menggunakan Alkitab untuk membela keperawanan Maria seperti yang dilakukan oleh Santo Hieronimus.

      Maria Diangkat ke Surga

      Sudah kami tegaskan di atas bahwa Yesus menghormati ibu-Nya dengan cara menjaganya dari dosa sejak awal hidupnya. Kemuliaan itu kiranya sudah cukup, tetapi kita tahu bahwa Yesus tidak mau berhenti di situ. Sebagaimana Maria menerima penebusan sebagai buah pertama dari karya Yesus, demikian juga Maria menerima kebangkitan badan dan kemuliaan surgawi. Hal ini kita temukan dalam Alkitab, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” (Why 12:1). Kristus membawa tabut perjanjian baru tinggal di ruang Mahakudus di bait suci Yerusalem surgawi. Kenyataan Alkitabiah ini kita akui sebagai Pengangkatan Santa Perawan Maria ke Surga. Pada akhir hidupnya di dunia, Maria diangkat ke surga dengan segenap jiwa dan raganya.

      Bukti dokumen tentang Pengangkatan Maria ke surga dapat dilacak dan ditelusuri pada abad ke empat. Dan sekitar akhir abad ke enam, ajaran dan hari raya Maria diangkat ke surga secara universal sudah diyakini di seluruh Gereja.

      Tidak ada bukti bahwa ajaran tersebut sungguh-sungguh ditentang atau diperdebatkan selama masa Bapa Gereja perdana, juga tidak ada satu Gereja atau kota pun yang pernah menyatakan memiliki relikui berupa tulang Maria. Kenyataan sejarah ini sendiri sangatlah penting. Pada masa Gereja perdana, kota-kota dan Gereja saling bersaing untuk memiliki tulang-tulang para rasul Nya dan para martir. Seandainya tulang-tulang Maria masih ada di dunia, tentunya akan sangat berharga. Perburuan relikui Maria dan pemindahannya dari kota ke kota pasti sudah menjadi cerita menarik. Tetapi sekali lagi rekaman historis menunjukkan tidak ada satupun peninggalan Maria, selain makamnya yang kosong.

      Kesaksian yang masih ada dan paling pantas dipercaya tentang pengangkatan Maria ke surga datang dari Santo Gregorius dari Tours pada abad ke enam. Sedangkan dokumen-dokumen yang lebih awal, seperti Kenaikan Maria pada abad ke empat memang memberikan kesaksian tentang pengangkatannya ke surga, tetapi dalam bentuk lukisan yang terlalu banyak fantasi berlebihan. Kita dapat menerimanya sebagai kesaksian untuk ajaran tanpa menerimanya sebagai ajaran resmi.

      Seorang teolog besar dan ahli Alkitab, Santo Yohanes dari Damsyik, mewariskan kepada kita peninggalan yang patut dipercaya dan akan bertahan. Dalam hubungan dengan hal ini sudah kita bahas dalam tiga khotbahnya, Santo Yohanes dari Damsyik merangkai semua gambaran biblis tentang suatu gambaran utuh seorang ibu di surga. Ia mengacu kepada bacaan-bacaan liturgi untuk hari raya Maria diangkat ke surga dan vigilinya. Bacaan-bacaan itu sama dengan yang digunakan Gereja saat ini.

      Apakah yang mereka tunjukkan kepada kita? Mereka menunjukkan bahwa orang-orang Kristen sudah selalu menghormati Maria sebagai Tabut perjanjian. Santo Yohanes menggali lebih mendalam dari 1 Taw 15 di mana raja Daud menghimpun semua orang Israel untuk mengangkat tabut Tuhan ke tempat persemanyamannya di Yerusalem. Santo Yohanes memang tidak pernah mengutip Why 11:19-12:17, tetapi berulang kali ia menyebutkan Maria sebagai tabut dan melukiskan Daud menari-nari mengelilinginya saat ia tiba di surga. Hubungan ini dilanjutkan dalam Mazmur tanggapan untuk vigili Maria diangkat ke surga, “Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat perhentianMu, Engkau serta tabut kekuatanMu!” (Mzm 132:8). Dapatkah satu kalimat merangkum secara sempurna pemindahan tabut perjanjian oleh Raja Daud? Atau pengangkatan tabut baru oleh Putra Daud?

      Santo Yohanes dari Damsyik juga menarik kesimpulan dari gambaran Hawa dan taman Eden untuk menunjukkan bahwa pengangkatan ke surga merupakan akhir hidup Maria:

      “Hari ini Taman Eden Adam Baru menyambut Firdaus yang hidup, yang dalam Dia hukuman kita telah dibatalkan… Hawa mendengarkan bisikan si ular, …dan bersama dengan Adam, ia dihukum mati dan dilemparkan ke dunia kegelapan. Tetapi bagaimana kematian dapat menelan jiwa yang sungguh Kudus ini, yang dengan tulus mendengarkan Sabda Allah?… Bagaimana kebinasaan berani menyentuh raga yang mengandung Sang Kehidupan? Pikiran-pikiran seperti itu sungguh menjijikkan kalau dikaitkan dengan jiwa dan raga Bunda Allah.”

      Demikianlah, Bapa Gereja terakhir ini mengeksplisitkan apa yang tersirat dalam ajaran-ajaran para pendahulunya pada abad ke dua: kedudukan Maria sebagai Hawa Baru menuntut iman akan pengangkatannya ke surga.

      Bacaan-bacaan untuk hari raya Maria diangkat ke surga juga menunjukkan kepada kita bagaimana pengangkatannya itu mengukuhkan Maria selama-lamanya sebagai Bunda Ratu. Mazmur tanggapan pesta ini sendiri melukiskan pesta pernikahan seorang raja keturunan Daud, “di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.” (Mzm 45:10). Jelas kalimat itu melukiskan istana surgawi raja keturunan Daud yang terakhir, Yesus Kristus yang memerintah bersama Bunda Ratu yang duduk di sebelah kanan-Nya persis seperti Salomo memerintah bersama Batsyeba. “Maka tepat sekali,” Kata Yohanes dari Damsyik setelah menyebut Yesus Kristus sebagai Salomo baru, bahwa Sang Bunda mengangkat kediamannya ke kota surgawi Putranya.”

      Mengapa di surga Allah harus mengangkat seorang Ratu seperti itu? Ratu ini lebih dari gambaran Allah. Ia adalah Bunda-Nya. Santo Yohanes dari Damsyik mengakhiri pembicaraan tentang hal ini dengan kata-kata, “Betapa besar hormat yang Ia berikan kepada bunda-Nya, Ia yang memberikan perintah untuk menghormati orang tua.”

      Penyembahan Berhala?

      Sejumlah orang Kristen non Katolik menuduh bahwa semua dogma tentang Bunda Maria akan menimbulkan ibadat kepada Bunda Maria, dan hal ini sungguh suatu penyembahan berhala yang sangat memprihatinkan. Pernah dalam sejarah kehidupanku, aku (Scott Hahn, author buku ini-red) juga berpikir dan menuduh Gereja Katolik mempraktikan hal demikian. Sebagai seorang evangelis muda, aku bahkan menuliskan traktat-traktat yang menyamakan Bunda Maria dengan Ishtar, Dewi Babel yang ibadatnya disampaikan oleh Nabi Yeremia (Yer 7:18; 44:15-17). Waktu itu aku berpikir dan percaya bahwa devosi kepada Maria tidak lebih dari penyembahan dewa-dewi yang dilakukan oleh Gereja Katolik, yang dimasukkan ke dalam kekristenan oleh orang-orang kafir zaman dulu yang berpura-pura bertobat.

      Tentu saja aku salah dalam hal ini, pertama-tama karena aku percaya bahwa orang-orang Katolik “menyembah” Maria. Sebenarnya Gereja hanya menghormati Bunda Maria, dan memberikan penghormatan semestinya kepadanya sebagai sosok paling agung diantara para orang kudus, sedangkan penyembahan dan ibadat Gereja Katolik tetap dikhususkan hanya bagi Allah. Sungguh, bahwa jemaat Gereja perdana adalah yang paling gigih dalam devosi kepada Maria dan juga jemaat yang paling gigih dalam membasmi sisa-sisa penyembahan dewa-dewi yang masih ada.

      Aku (Scott Hahn, author buku ini) dulu juga bersalah, karena mengutuk gelar “Ratu Surga” hanya karena gelar tersebut pernah digunakan untuk seorang dewi kafir. Orang-orang anti Katolik menggunakan argumen ini untuk menjatuhkan pernyataan-pernyataan tentang Yesus Kristus. Katakanlah bahwa hal itu sebagai pendekatan agama secara komparatif. Alur pikirannya sebagai berikut: banyak mitos kafir kuno berbicara tentang “anak seorang dewa” yang lahir dari seorang perawan yang turun ke dunia, kemudian mati, bangkit dari antara orang mati, maka “mitos Yesus” tidak lain adalah suatu tiruan dari mitos tersebut dan sangat berhasil.

      Sebaliknya! Dari tokoh Kristen Katolik seperti C.S. Lewis, aku belajar bahwa kesejajaran antara kekristenan dan kekafiran harus dipahami dan dipandang sebagai “persiapan injili” itulah cara Allah untuk memberikan petunjuk kepada bangsa-bangsa kafir (C.S. Lewis menyebut pertanda itu adalah “mimpi suci”) tentang masa depan yang mulia, yang suatu hari kelak akan menjadi kenyataan.

      Sumber: Scott Hahn, Hail Holy Queen: The Mother of God in the Word of God, Penerbit Percetakan Dioma, Malang.

      “Per Mariam ad Jesum”

      Santa Perawan Maria.
      Doakanlah kami anak-anakmu.
      Amin.

  5. Imelda Lambertini says:

    “Bunda Maria, Bunda kami,
    seluruh dunia menghormati
    engkau sebagai bait terkudus
    dari Allah yang hidup, sebab
    melalui engkau keselamatan
    dunia dimulai. Putra Allah
    dengan senang hati
    mengambil rupa manusia
    darimu. Engkau telah
    merobohkan dinding
    pemisah, penghalang antara
    surga dan bumi yang
    mengkungkung kami oleh
    karena ketidaktaatan Adam
    dan Hawa. Melalui engkau,
    surga bertemu bumi ketika
    keilahian dan
    kemanusiawian bersatu
    dalam satu pribadi, Allah
    Manusia.” ~ St. Bernardus

  6. tians says:

    ingat, gereja katolik adalah gereja pertama yang berdiri didunia sejak Yesus menyerahkan perwakilannya 1 dari 12 murid Yesus (Petrus) sebagai Paus pertama yg memimpin gereja… jangan biarkan ilmu pengetahuan manusia yg berlebihan seperti yg menulis blog ini memecahkan persatuan pengikut Yesus, yg sebenarnya adalah iblis yang memainkan peran untuk merusak hubungan persaudaraan umat Yesus… banyak sudah kristen yg berbagai jenis terbentuk karena mereka selalu mencari rahasia Tuhan? tapi mereka tidak akan menemukan rahasia Tuhan sehingga terus-menerus membuat kristen baru dan makin terpecah-pecah persatuan umat Yesus, tapi seperti kisah adam dan hawa, buah yg dilarang untuk dimakan bisa membuat orang menjadi jauh dari Tuhan, dan buah itu adalah Ilmu Pengetahuan…

  7. pendosa says:

    Salam kepada semua.Salam kasih Kristus.Yesus pokok dan kita adalah ranting rantingnya.kenapa perlu Maria lagi.kalau orang agama lain itu pokok pokok lain pula.manakala orang pendosa seperti saya ini perlu darah Kristus sebagai penyucian dosa.bukan darah maria.Dan maria katolik adalah tak sama dengan mariam Ibu Yesus.Maria Ratu Syurga adalah hanya dongeng dan cerita karut belaka.Maria Ibu Yesus dihormati sama seperti para Rasul Kristus yang lain.Hidup biarlah mengikut apa yang Alkitab Firman Tuhan ajarkan.Bukan seperti apa yang para paus ajarkan.Para paus orang eropah,asal penyembah berhala,orang Indonesia bukan penyembah Ratu Semiramis,orang Malaysia bukan penyembah Zeus,orang Singapura bukan penyembah Uranus,orang papua bukan penyembah Osiris dan macam macam lagi seperti yang kita tahu.Cuba orang Katolik berkata kepada pejuang muslim”jangan sentuh patung itu.Itu patung Tuhan!”jangan sentuh rosario itu ini dan lain lain jimat katolik.Apa yang orang muslim itu kata?ITU BERHALA,IA TIADA KUASA!!IA SAMA MACAM BATU INI.PATUNG INI SAMA MACAM DAUN INI…..DAN KEPALA ORANG KATOLIK ITU DIPANCUNG DI DEPAN PATUNG DAN BENDA LAIN YANG ADA DALAM GEREJANYA ITU..KERANA BERHALA KATOLIKLAH NAMA KRISTIAN DIHUJAT.KERANA SIKAP KATOLIK YANG SUKA MENCAMPURKAN KRISTIAN DENGAN UPACARA PAGAN LAINLAH AGAMA KRISTIAN DICELA.KATOLIK MENYEMBAH YESUS TAPI MEMELIHARA PATUNG MALAH INDUSTRI INI SUMBER PENDAPATAN UTAMA VATICAN.KATOLIK SISTEM HIRARKI ADALAH YANG DISEBUT AJARAN NIKLAUS YANG SANGAT DIBENCI OLEH TUHAN YESUS.MEMBEZAKAM IMAM DENGAN ORANG AWAM.PADAHAL SAUDARA DAN PENDOSA SEPERTI SAYA ADALAH IMAM YANG RAJANI.DAN CUMA YESUS KRISTUS IMAM KITA. WAHYU 18;4:PERGILAH KAMU HAI UMATKU,PERGILAH DARIPADANYA SUPAYA KAMU JANGAN MENGAMBIL BAHAGIAN DALAM DOSA DOSANYA,DAN SUPAYA KAMU JANGAN TURUT DITIMPA MALAPETAKA-MALAPETAKANYA..5:SEBAB DOSANYA TELAH BERTIMBUN TIMBUN SAMPAI KE LANGIT DAN TUHAN TELAH MENGINGAT SEGALA KEJAHATANNYA..Tak dapat dibayangkan.ayat ini.Bukan Israel yang Tuhan murkai tapi Katolik.Katolik telah menyesatkan banyak bangsa.Disini saya pendosa menyatakan bukan orang atau individu katolik yang melakukan kejahatan tetapi pemimpinnya.kelompok imamnya.rakyatnya tidak tahu apa apa kerana mereka dilarang membaca Alkitab.Pelita hidup mereka Letakkan di dalam gantang agar tiada cahaya keluar menerangi hatinya.Saya pendosa masuk Katolik kerana hukumnya sangat mudah dan dan simple tak seperti kristian lain persepuluhan,baptisan,dan yang paling penting saya tetap selamat dan masuk surga kerana orang keluarga saya akan mendoakan saya api purgaratory semasa saya mati walaupun saya tak pernah masuk gereja dan melakukan segala kejahatan dan tak pernah bertobat.itulah iman saya,menyembah patung maria adalah wajib dirumahku walaupun TUHAN berkata tiada patung dari atas bumi,dalam bumi dan bawah bumi boleh dibuat dihadapanku.sekian,dari pendosa.

    • Bambang says:

      salam hai pendosa yang telah di selamatkan oleh KRISTUS YESUS…
      benar kata anda bahwa YESUS adalah pokok dan kita hanyalah rantingNYA.benar pula kata anda bahwa hanya darah YESUS saja yang menyelamatkan kita dari dosa bukan Maria. tapi anda salah mengatakan bahwa Rosario dan Patung2 itu berhala. disini kita mesti melihat bahwa berhala ialah dimana anak manusia mempunyai TUHAN yang lain selain ALLAH TRITUNGGAL MAHAKUDUS. masalahnya disini, umat Katolik sama sekali tidak pernah menyembah patung atau menyembah Rosario apa lagi menyembah Maria. tentu saja patung2 daN Rosario itu jika di hancurkan sama sekali tidak berpengaruh pada iman Katolik tapi umat Katolik akan merasa itu hal yang tidak wajar yang dilakukan, sama seperti anda pemilik rumah melihat ada orang lain masuk kerumah anda dan mengobrak-abrik sisi rumah anda. tentu saja anda merasa itu tidak wajar.
      dan perlu anda ketahui, umat Katolik sama sekali tidak pernah menymbah Maria tetapi menghormati Maria sebagi Ibu dari TUHAN kita dan memintanya agar mendoakan kita di dunia ini bersama para kudusNYA di surga. sama seperti anda meminta orang lain untuk mendoakan anda begitulah sikap umat Katolik kepada Maria.

      Salam
      Bambang

      • Nel says:

        Syalom saudaraku sekalian, yang terkasih dalam Tuhan Yesus…
        disini saya cuma mau mengingatkan kita tentang hukum yang pertama dan kedua
        ” Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
        Di sini jelas dikatakan bahwa kita tidak boleh membuat patung menyerupai apapun, berarti apa saja termasuk patung Tuhan sendiri yang tidak diketahui tempatnya (entah di atas langit atau di bumii, tapi menurut saya Tuhan ada di langit, khan Tuhan Yesus naiknya ke langit…He..he..he)
        Dan yang ke dua :”jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,…..dst.
        Kata sujud berarti pernyataan hormat dengan berlutut dengan dahi sampai ketanah. Perlu kita perhatikan dalam pengertian sujud ini adalah pernyataan hormat yang berarti berlebihan. Hal ini sangat dibenci Tuhan.
        Yang Kedua, Tuhan Yesus sendiri tidak membesar-besarkan ibuNya. Saat ibunya datang menemuiNya, Ia berkata : “siapak ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” (Lebih jelasa dapat saudara Bambang baca pada Matius 12:48-50. Ini menandakan bahwa Yesus tidak berrpikir seperti manusia pada umumnya yaitu orang tua adalah yang terpenting, kita harus menuruti kata-kata orang tua sekalipun tidak benar (contoh : saat kita harus mengikuti gereja, kita tugaskan bapak untuk mencuci bak mandi/mobil, padahal Tuhan kan lebih penting). Namun Ia memikirkan apa yang seharusnya dipikirkan manusia yaitu Ia memiliki Bapa di Sorga yang juga merupakan Ibu/sumber dari segala yang dimiliki-Nya yang layak dihormati dan disembah. Carilah dahulu kerajaan Allah, hal inilah yang patut kita kejar dalam kehidupan seperti Yesus yang melaksanakan misi-Nya sampai selesai. Maria hanyalah seseorang yang dipakai Allah sebagai untuk misi penyelamatan ini. Maria tidak lebih besar dari Yesus, Setahu sayapun, tidak pernah Yesus menyuruh kita untuk menghormati Maria….Yesus hanya memerintahkan kita untuk mengasihi orang tua kita, namun tidak mengesampingkan kerajaan Allah, dan 10 hukum taurat. Ia menginginkan kehidupan spiritual dan sosial kita seimbang, dan tidak berat sebelah.
        Kalau soal Maria dapat membantu kita dalam doa, berarti anda tidak ada bedanya dengan orang yang menyembah leluhurnya, seperti orang cina (bukan yang kristen) yang menyampaikan doanya pada leluhur atau dewa melalui perantaraan patung atau papan nisan papan nama dan abu leluhurnya. Apa sih bedanya kalau begitu. Mereka juga punya Tuhan, tapi sampaikan doanya lewat leluhurnya atau dewanya. Semoga ini bermanfaat bagi saudara Bambang dan Tuhan Yesus memberkati kita semua

  8. Nel says:

    Syalom saudaraku sekalian, yang terkasih dalam Tuhan Yesus…
    disini saya cuma mau mengingatkan kita tentang hukum yang pertama dan kedua
    ” Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
    Di sini jelas dikatakan bahwa kita tidak boleh membuat patung menyerupai apapun, berarti apa saja termasuk patung Tuhan sendiri yang tidak diketahui tempatnya (entah di atas langit atau di bumii, tapi menurut saya Tuhan ada di langit, khan Tuhan Yesus naiknya ke langit…He..he..he)
    Dan yang ke dua :”jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,…..dst.
    Kata sujud berarti pernyataan hormat dengan berlutut dengan dahi sampai ketanah. Perlu kita perhatikan dalam pengertian sujud ini adalah pernyataan hormat yang berarti berlebihan. Hal ini sangat dibenci Tuhan.
    Yang Kedua, Tuhan Yesus sendiri tidak membesar-besarkan ibuNya. Saat ibunya datang menemuiNya, Ia berkata : “siapak ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” (Lebih jelasa dapat saudara Bambang baca pada Matius 12:48-50. Ini menandakan bahwa Yesus tidak berrpikir seperti manusia pada umumnya yaitu orang tua adalah yang terpenting, kita harus menuruti kata-kata orang tua sekalipun tidak benar (contoh : saat kita harus mengikuti gereja, kita tugaskan bapak untuk mencuci bak mandi/mobil, padahal Tuhan kan lebih penting). Namun Ia memikirkan apa yang seharusnya dipikirkan manusia yaitu Ia memiliki Bapa di Sorga yang juga merupakan Ibu/sumber dari segala yang dimiliki-Nya yang layak dihormati dan disembah. Carilah dahulu kerajaan Allah, hal inilah yang patut kita kejar dalam kehidupan seperti Yesus yang melaksanakan misi-Nya sampai selesai. Maria hanyalah seseorang yang dipakai Allah sebagai untuk misi penyelamatan ini. Maria tidak lebih besar dari Yesus, Setahu sayapun, tidak pernah Yesus menyuruh kita untuk menghormati Maria….Yesus hanya memerintahkan kita untuk mengasihi orang tua kita, namun tidak mengesampingkan kerajaan Allah, dan 10 hukum taurat. Ia menginginkan kehidupan spiritual dan sosial kita seimbang, dan tidak berat sebelah.
    Kalau soal Maria dapat membantu kita dalam doa, berarti anda tidak ada bedanya dengan orang yang menyembah leluhurnya, seperti orang cina (bukan yang kristen) yang menyampaikan doanya pada leluhur atau dewa melalui perantaraan patung atau papan nisan papan nama dan abu leluhurnya. Apa sih bedanya kalau begitu. Mereka juga punya Tuhan, tapi sampaikan doanya lewat leluhurnya atau dewanya. Semoga ini bermanfaat bagi saudara Bambang dan Tuhan Yesus memberkati kita semua

    • Bambang Siahaan says:

      Syalom Saudaraku Nel,
      disini saya melihat anda terlalu memaksakan pemikiran anda tentang Gereja Katolik yagn benar-benar menyembah patung dan Bunda Maria yang jelas-jelas salah besar. Saya tegaskan disini, umat Katolik sama sekali tidak menyembah Bunda Maria dan patung-patung seperti yang anda katakan karena perintah TUHAN (jelas dengan ayat yang anda berikan).
      1. Umat Katolik membuat patung hanyalah berguna untuk membuat pikiran umat fokus kepada pribadi yang tergambar dalam patung tersebut. TUHAN mengutuk penyembahan berhala tetapi TUHAN tidak melarang pembuatan patung sebagai sarana untuk berdoa sepanjang patung tersebut tidak di puja-puja dan di anggap TUHAN.
      Di samping kutipan kitab Keluaran 20:4-5, marilah kita melihat beberapa kutipan lain dimana Tuhan memerintahkan untuk membuat patung yang digunakan sebagai lambang yang memberikan gambaran/menunjuk kepada kehadiran Yesus pada Perjanjian Baru dan kekal, sebagai yang terkandung dalam ‘Tabut Perjanjian baru’ itu sendiri, dan Putera Allah yang ditinggikan[3]:
      1. Keluaran 25:1,18-20

      Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Dan haruslah kau buat dua kerub (English: cherubims/angels) dari emas, kau buatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini, dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya”. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.”

      2. Ketika raja Daud memberikan rencana pembuatan bait Allah kepada Salomo
      2. 1 Tawarikh 28:18-19

      ”..juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas yang diperlukan untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian Tuhan. Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh Tuhan yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.”

      Lihatlah bahwa semua yang tertulis di atas diilhami oleh Tuhan sendiri.

      Memang bukan raja Daud yang membangun bait Allah, melainkan raja Salomo pada tahun ke-empat setelah ia menjadi raja atas Israel. Dan dia melakukan yang diperintahkan oleh raja Daud, seperti yang tertulis dalam kitab 1 Raja-raja 6:23-35, “selanjutnya di dalam ruang belakang itu dibuatnya dua kerub dari kayu minyak, masing-masing sepuluh hasta tingginya ……..” (Dua kerub yang terdapat pada bait Allah ini menunjuk kepada kehadiran Allah di dalam tabut perjanjian; dan Yesuslah yang kemudian menjadi pemenuhan dari perjanjian Allah ini).
      3. Yehezkiel 41:17-18

      … dan di seluruh dinding bagian dalam dan bagian luar, terukir gambar-gambar kerub dan pohon-pohon korma, di antara dua kerub sebatang pohon korma, dan masing-masing kerub itu mempunyai dua muka.
      4. Bilangan 21:8

      Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa:”Buatlah (sebuah patung) ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (Ular ini yang ditinggikan Musa menjadi gambaran dari Yesus Putera Allah yang harus ditinggikan (Yoh 3:14)).

      Berdasarkan dasar-dasar tersebut di atas, yang dilarang adalah image/ gambaran/ patung yang dijadikan “allah-allah yang lain” dan menyaingi Allah yang Satu. Yang dilarang oleh hukum Allah adalah pemujaan terhadap image /gambaran/patung itu sendiri. Dengan demikian, Keluaran 20:4-5 berkaitkan dengan Keluaran 20:3, yaitu jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.

      Bagaimana kita menjelaskan kontradiksi ayat-ayat tersebut diatas butir 1-4 dengan kitab Keluaran 20:4-5?

      Jawabannya sangat sederhana. Kerub/malaikat tidak dianggap sebagai allah dan tidak memerlukan pemujaan: Mereka adalah gambaran hamba Tuhan. Hal yang sama diterima oleh gereja Katolik saat ini, adalah penggunaan patung Yesus, Maria, santo/santa karena mereka bukan allah melainkan gambaran hamba Tuhan. (Jadi kita tidak menghormati patung itu apalagi menyembahnya, melainkan menghormati pribadi yang dilambangkannya, karena mereka membantu kita mengarahkan hati kepada Allah dan bukannya menjadi ’saingan’ Allah).

      Pandangan Martin Luther tentang penggunaan patung/ lukisan

      “Seseorang tidak dapat memahami hal- hal spiritual kecuali jika gambar- gambar dibuat tentang mereka.” (Martin Luther, Weimar edition of Martin Luther’s Works, (translation by William J Cole) 46, p. 308)

      “Tidak ada yang lain yang dapat disimpulkan dari perkataan: “Jangan kamu mempunyai allah- allah lain di hadapan-Ku”, kecuali apa yang berkaitan dengan berhala. Tetapi gambar- gambar ataupun patung-patung dibuat tanpa berhala, pembuatan benda- benda tersebut tidak dilarang.” (Martin Luther, ibid., 18, p. 69)

      “Kalau saya telah melukis gambar di dinding dan saya melihatnya tanpa berhala, maka hal itu tidak dilarang bagi saya, dan seharusnya tidak diambil dari saya.” (Martin Luther, ibid., 28, p. 677)

      2. Anda mengatakan bahwa YESUS tidak membesar-besarkan IbuNYA sendiri? saya mengundang anda untuk membuka Kitab Sakti kita Yoh 19:25-27
      Sabda Yesus tentang Bunda Maria jelas sekali dalam wasiat ini yakni:” Inilah ibumu“, kepada para murid-Nya. Di sinilah salah satu alasan mengapa Gereja begitu menghormati peran Bunda Maria. Wasiat adalah sebuah pesan yang disampaikan seseorang sebelum saat-saat terakhir hidupnya tiba. Jadi kalau yang mengklaim bahwa Maria tidak penting karena tidak tertulis di dalam Kitab Suci adalah tidak benar. Walau memang peran Bunda Maria tidak diungkap secara eksplisit dan berulang-ulang di seluruh Kitab Suci, jelas sekali pesan Yesus:” inilah ibumu”. Dengan demikian Bunda Maria adalah bunda seluruh umat manusia yang wajib dihormatinya. Banyak orang keliru melihat bahwa orang Katolik itu menyembah Maria. Walau hal ini sudah dibantah oleh pihak otoritas Gereja bahwa orang Katolik tidak menyembah Maria tetapi menghormatinya sebagaimana wasiat Yesus itu”inilah ibumu”. Oleh karena itu, penghormatan Bunda Maria merupakan devosi yang tetap hidup di kalangan umat Katolik.
      Anda mengatakan bahwa tanpa bantuan doa Maria kita tidak ada abedanaya dengan “kepercayaan sebalah”.
      Mari kita buat sebuah asumsi.
      1. Anda akan segera menerima pengumuman tentang kelulusan sekolah. Kemudian anda di tanyai oleh saudara anda “Nel, apakah kamu kira2 akan lulus?” lalu anda menjawab “Belum tau, besok akan pengumuman. Doakan saja ya”. mengapa anda meminta saudara anda untuk berdoa untuk anda? bukankah sudah cukup anda berdoa sendiri saja kepada TUHAN tanpa bantuan doa dari orang lain?
      2. Maria ialah Bunda dari YESUS, kita berdoa bersama Bunda Maria agar Dia mau mendoakan kita lalu Bunda Maria berdoa bagi diri kita kepada Anaknya, Apakah YESUS yang begitu belas kasih tega menolak permohonan dari IBUNYA sendiri???

      Salam,
      Bambang Siahaan

  9. fanni says:

    wah . kalau mengenai Bunda Maria>> saya anjurkan utk belajar studi banding di seminari katolik>.supaya akan mengerti bahwa teologi yg pak steven pelajari baru di kulitnya aja..

  10. sonexco says:

    kadang teori yang ada di katolik bener…. tapi prakteknya jauhhhhhhhhhhh…….
    apalagi kalo udah pehamannya salah…….. tambah jauh………………

    anda mungkin berkata …asal ngomong ???….

    lihat aja arti dari perintah Allah ke 2

    Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat

    1. Menghina Allah, Yesus, Maria, para malaikat atau orang–orang Kudus
    2. Berkata–kata yang tidak sopan tentang Orang–orang Kudus,
    tempat–tempat / benda–benda yang Kudus
    3. Mengutuk (atau mengata-ngatai) orang atau sesuatu
    4. Mengucapkan sumpah tanpa alasan yang kuat / masuk akal
    5. Gagal memenuhi sumpah atau janji

    “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat” ini sudah betul…. pengembangannya teori dari hukum tersebut….jauh dari sasaran ………. prakteknya…… tambah jauh………

    please berdoalah kepada Bapa ( seperti yang telah diajarkan oleh Yesus)…. minta hikmat dan biarlah Roh Kudus membuka pikiran kita semua….

    Tuhan Yesus memberkati.

  11. Teddy says:

    shalom, Perdebatan tentang Bunda Maria tidak akan ada habisnya sampai kapanpun, karena pandangan protestan dan katholik yang membedakan manusianya, tapi cobalah berfikir jernih sebagai umat katholik saya percaya dengan ajaran Gereja katholik ( Kitab suci yang pertama kali yang membuat adalah para Bapa Gereja sejak jaman para Rasul dan merupakan tradisi Gereja katholik), saya sangat mengimani ajaran Gereja, dan betul pada masa lampau terjadi masa kekelaman dalam sejarah Gereja, tapi boleh dibuktikan hingga saat ini Gereja Katholik tetap utuh dengan Paus sebagai kepala Gerejanya, baca juga Yoh 19:25-27. Pada prinsipnya sebagai umat Katholik saya saya beriman sesuai dengan kepercayaan saya, dan anda beriman sesuai dengan kepercayaan anda itulah yang iman anda. oleh karena itu sebaiknya membaca kitab suci jangan ambil ayat yang bagus saja, cobalah perhatikan Teks dan Konteknya apa sesungguhnya mau dikatakan oleh pengarang KS.
    Tuhan memberkati kita semua

  12. Anonymous says:

    INTINYA ADALAH BAGAIMANA KITA MENJALANKAN HIDUP SESUAI DENGAN TELADAN BUNDA MARIA DAN PARA ORANG KUDUS.

    • Tirta says:

      Permasalahan utama Roma Katholik tentang Maria ibu Yesus Kristus adalah bahwa Maria di bumi maupun disurga adalah tetap bunda Yesus Kristus ( Bunda Allah Anak). Coba anda bayangkan bagaimana Allah Anak memanggil bunda kepada Roh Maria di surga? Atau menurut doktrin Katholik, anda bayangkan bagaimana Yesus Kristus dgn tubuh jasmani memanggil Maria dgn tubuh jasmani pula di surga : “Bun…, Bun…, Bunda Putri…eh, salah, maksud Ku Bunda Maria… !

      Siapa yg lebih tinggi hirarkinya di surga ? Logisnya tentu Maria sbg ibu Yesus. Karena sbg Anak, Yesus harus tunduk pada ibuNya.. Konsekuensinya bahwa hirarki yg tertinggi adalah Allah Bapa, kemudian Maria, lalu terendah Allah Anak (Yesus Kristus) tidak dapat dihindari. Karenanya rekan Muslim ada benarnya kalau Tritunggal itu mereka artikan adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus!

      • Hahahaha….
        Katolik Roma tidak pernah mempermaslahkan posisi Bunda Maria di Surga. Sudah jelas bahwa Bunda Maria ialah orang kudus dari yang terkudus sehingga TUHAN sendiri diam di dalam rahim sang Bunda. Tapi bagaimanapun juga Bunda Maria tetap lebih rendah di banding Tritunggal Mahakudus, Yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiganya ialah Satu bukan Tiga.

  13. adri says:

    Apa pun yang di katakan umat dan gereja katolik tentang siapa itu bunda maria pada dasarnya adalah salah dan maria tidak MELAKUKAN apa pun utk keselamatan, mereka tidak pernaha merenungkan apa yg sudah maria lakukan utk manusia sehingga dia layak di hormati, coba bayangkan sang ilahi tunduk kepada permohonan maria yg memohonkan permohonan doa umat agar di kabulkan atau di dengarn GK katolik itu kata orang sunda”LIEUR”

    • Ya, mungkin Bunda Maria memang sama sekali tidak melakukan keselamtan, tapi saudara adri bisa merenungkan, apakah ada keselamatan tanpa adanya Bunda Maria? Apakah YESUS akan hadir di dunia ini menyelamatkan manusia dari dosa tanpa orang sesuci Bunda Maria? Bunda Maria memang bukan penyelamat TETAPI Bunda Maria ialah perantara dari keselamatan itu sendiri. Saudara Andri tentu juga tahu akan peristiwa perkawinan di Kana, dimana mujizat pertama YESUS terjadi setelah Bunda Maria memohon kepada Puteranya. Karena kesalehan dan kesucian itu maka apakah salah Gereja Katolik menghormati Bunda Maria melebihi orang kudus lain? (ingat orang kudus bukan yang terkudus alias Tritunggal Maha Kudus) Silakan anda renungkan.

  14. adri says:

    Saudara bamsbang, saya tidak akan dulu menanggapi penjelasan anda dan sebelumnya tolong di jelaskan sedikit maksud dari iman maria berbeda dari manusia yang lainnya karena saya percaya anda sendiri sedang berusaha mencapai iman seperti maria 🙂 boleh di share dong lalu apa hubungannya dengan tidak ada orang yang sesuci maria? Ini blm di jawab Makasih sebelumnya.

    • Jawaban yang gampang saudara Adri, ALLAH tidak akan tinggal di rahim orang berdosa walau dosa kecil sekalipun. Maha Suci ALLAH kita sehingga tentunya IA akan lahir dari rahim seorang yang tentunya sangat suci, hubungannya dengan tidak ada orang sesuci Maria?? tidak ada manusia lain lg yang melahirka ALLAH selain Maria.
      🙂

      • adri says:

        Saudara bamsbang keren juga jawabannya manusiawi banget artinya itu pendapat manusia tapi saya mau tanya apakah ini jawaban dari manusia atau berdasarkan kebenaran firman Tuhan?

  15. Tentu saja firman Tuhan sahabatku Adri, Sepanjang sejarah manusia, Tuhan dapat memilih banyak nabi, raja, maupun rasul, namun Tuhan hanya dapat memilih satu orang perempuan untuk menjadi Bunda-Nya. Sama seperti Tuhan mencurahkan rahmat-Nya secara khusus kepada masing-masing orang menurut misi yang harus diemban mereka, maka Tuhan mencurahkan kepada Maria KEPENUHAN RAHMAT (lih. Luk 1:28) – sehingga tidak ada ruang untuk dosa, Tuhan sendiri yang berfirman melalui Malaikat Gabriel – dan menaunginya dengan Roh Kudus dan kuasa dari Allah yang maha tinggi (lih. Luk 1:35), agar layak mengemban tugas dan perannya sebagai Bunda Putera-Nya, Yesus Kristus. Dengan demikian, Maria senantiasa kudus, tidak pernah ternoda dosa sepanjang hidupnya, sehingga ia secara sempurna mendampingi Kristus Puteranya sesuai dengan kehendak Allah.
    Gambaran akan kekudusan Bunda Maria, digambarkan secara samar-samar dalam Perjanjian Lama dalam Tabut Perjanjian Lama. Tabut itu berisi dua loh batu hukum Allah, manna dan tongkat Harun – yang begitu kudus dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang, kecuali imam agung. Yesus yang menjadi tanda Perjanjian Baru – adalah Sang Pemberi hukum Allah, Sang Roti hidup, dan Sang Imam Agung. Kristus memilih untuk dilahirkan dari Sang Tabut Perjanjian Baru, yaitu dari rahim Perawan Maria. Sebagaimana Tuhan menghendaki kesucian tabut Perjanjian Lama, demikianlah Tuhan menghendaki kesucian Tabut Perjanjian Baru, yaitu Bunda Maria, dari noda dosa, sehingga dia layak menjadi Bunda Allah. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa dogma Maria dikandung tanpa noda sesungguhnya mengungkap kebenaran bahwa Allah telah mempersiapkan Bunda Maria untuk menjalankan tugas istimewa yang harus diembannya sebagai Bunda Allah, yang melahirkan Putera Allah yang diutus untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa.

    Dasar Kitab Suci:
    Kej 3:15: Allah akan mengadakan permusuhan antara perempuan itu (the woman) dengan Iblis, dan Maria adalah “perempuan itu” yang dijanjikan oleh Allah akan melahirkan keturunan yang akan mengalahkan iblis. Perlawanan total dengan iblis inilah yang mensyaratkan kemurnian Bunda Maria, kebebasan dari dosa asal.
    Luk 1:28: “Salam, hai engkau yang penuh rahmat” (kecharitomene). Kepenuhan rahmat Allah maksudnya adalah, tiada ruang bagi dosa.
    Kel 25:1-30, Bil 17:10, Ibr 9:4 menunjukkan betapa Allah menghendaki kemurnian tabut Perjanjian Lama. Demikian pula Allah terlebih lagi menghendaki kemurnian Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, yang mengandung Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Roti Hidup (Yoh 6:35), Sang Imam Besar yang Tertinggi (Ibr 8:1).
    Ibr 7:26: Kristus adalah Sang Imam Besar yang tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa, sehingga tak mungkin Ia lahir dari seorang perempuan yang berdosa.
    Why 12:1-6: Bunda Maria sebagai Perempuan yang melahirkan Anak Laki-laki yang menggembalakan semua bangsa, akhirnya mengalahkan iblis.

    • Adri says:

      saudara bamsbang yang baik hati, KEPENUHAN RAHMATbelum menjamin bahwa maria itu kudus atau suci anda menghiraukan bagian terpenting dari keseluruhan cerita dan mengambil ayat yang di pakai utk membenarkan pengajaran GK atau saya bisa bilang anda hanya menulis ulang apa yg GK ajarkan, saya hanya mau mengingatkan bahwa orang2 percaya kepada YESUS adalah termasuk orang2 yg sudah di kuduskanNya dan di sucikanNya jadi tidak ada satu pun manusia yg lebih suci dan kudus dari manusia yang lain yg percaya kepada YESUS dalam yoh 1:12 -13 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi ANAK-ANAK ALLAH, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman Tuhan JELAS menjadikan anda dan saya menjadi anak2 ALLAH karena kita percaya YESUS tanpa maria dan tanpa ketergantungan kepada maria.
      Saya kutip dari blog ” Doktrin Roma Katolik: Benarkah Bunda Maria Ratu Sorga?” Maria juga orang berdosa, sama seperti semua keturunan Adam dan Hawa.
      Maria membawa dua burung tekukur untuk pentahiran dirinya sendiri sesuai perintah Musa (Luk 2:24; Ima 12:8).Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Elohim, (Rom 3:23). Pernyataan yang sama juga tertulis pada Maz 14:1-3; 53:2-4; 143:2 jadi pernyataan anda bahwa maria tidak berdosa sepanjang hidupnya adalah kekejian bagi ALLAH karena hanya YESUS yang tidak pernah berdosa selama hidupnya.
      Tentang tabut perjanjian kita semua tahu kenapa ada tabut perjanjian bahwa Allah hadir dan benar tidak semua orang bisa bertemu langsung dgn ALLAH harus melalui imam2 orang lewi tetapi apa hubungannya dengan maria?? Tabut perjanian itu adalah YESUS sendiri karena Allah hadir di tengah manusia dalam wujud seorang manusia sebagai penggenapannya adalah tirai di bait ALLAH terbelah yg menandakan bahwa manusia bisa LANGSUNG bertemu ALLAH tanpa perantaraan imam kalau orang katolik maria dari pengenapan ALLAH sudah jelas manusia datang langsaung kepada ALLAH SAJA.

      anda pasti setuju dong bahwa kejadian 3 adalah percakapan ALLAH dengan adam, maria, iblis ok yuu kita bahas
      kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” ini saya ambil dari kitab GK pakai deuterokanonika punya istri saya

      ini ayat yg sama anda tulis Kej 3:15: Allah akan mengadakan permusuhan antara perempuan itu (the woman) dengan Iblis, dan Maria adalah “perempuan itu” yang dijanjikan oleh Allah akan melahirkan keturunan yang akan mengalahkan iblis.
      Dalam alkitab gk dan alkitab yang saya pakai sama2 menggunakan kata “INI” bukan “ITU” jadi dari mana kata itu berasal? kalau pun menggunakan bahasa inggris kata “the” itu utk menunjukan kepada hawa bukan maria jadi dari sini saja GK sdh bohong
      saya tulis kejadian 3 mulai dari ayat 12, 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
      3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
      3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
      3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (iblis) dan perempuan ini (hawa), antara keturunanmu (iblis) dan keturunannya (YESUS) keturunannya akan meremukkan kepalamu,(kematian YESUS di kayu salib) dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

      dan ada 2 hal penyesatan yg saya lihat di lakukan GK 1. menghapus 10 perintah ALLAH no 2 dan mengubah cerita kejadian 3:15 yg merupakan pembicaraan ALLAH dengan hawa dan ular menjadi sebuah ajaran nubuatan tentang maria.
      jadi berhentilah berbuat jahat karena YESUS tidak senang walau pun anda punya maksud baik tetapi dengan memberikan pengajaran yg salah anda adalah orang2 yang jahat tetapi buat saya yg tidak percaya maria itu bunda ALLAH saya tidak masuk kedalam orang2 yang berbuat jahat karena mengajarkan bahwa manusia ciptaan ALLAH bisa di sembah ( apa pun konteksnya ) bisa membuat ALLAH tidak menolak permintaan ibunya.
      matius 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
      satu lagi anda bilang sama saya “tetapi logika kita, apakah ada anak yang menolak permintaan Bundanya?? Saya rasa tidak selain anak durhaka, bagaimana dengan anda?” anda tahu ngak arti durhaka? hanya karena sebuah penolakan permintaan maka bisa di sebut durhaka? disini sekali lagi anda mengungkapkan menurut apa kata hati manusia bukan kebenaran firman Tuhan yg tidak bisa anda tunjukkan GK merujuk kepada pesta di kanna tetapi anda malas mencari bagian lain, ingat maria tidak punya otoritas atas YESUS
      49 “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” 50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.(Luk 2:49,50)
      “What is it to me and to you, woman? [Aramaic Pershitta], Woman, what have I to do with thee? [KJV] (Yoh 2:4). Maria tidak dipanggil ibu, tetapi “wanita” dan Yeshua menolak keras diatur oleh ibunya dalam masalah kerohanian.
      “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! (Mat 12:48-49; sama pada Luk 8:19-21)
      saya mengerti GK dan anda berjuang utk meyakinkan manusia, adalah baik dan tidak berdosa kalau manusia memohon doa kepada maria karena YESUS tidak akan mungkin menolak permintaann ibunya tetapi sayangnya YESUS tidak pernah mengajarkan itu selama Dia di bumi.

      • saudara bamsbang yang baik hati, KEPENUHAN RAHMATbelum menjamin bahwa maria itu kudus atau suci anda menghiraukan bagian terpenting dari keseluruhan cerita dan mengambil ayat yang di pakai utk membenarkan pengajaran GK atau saya bisa bilang anda hanya menulis ulang apa yg GK ajarkan, saya hanya mau mengingatkan bahwa orang2 percaya kepada YESUS adalah termasuk orang2 yg sudah di kuduskanNya dan di sucikanNya jadi tidak ada satu pun manusia yg lebih suci dan kudus dari manusia yang lain yg percaya kepada YESUS dalam yoh 1:12 -13 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi ANAK-ANAK ALLAH, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari ALLAH. Firman Tuhan JELAS menjadikan anda dan saya menjadi anak2 ALLAH karena kita percaya YESUS tanpa maria dan tanpa ketergantungan kepada maria.
        Saya kutip dari blog ” Doktrin Roma Katolik: Benarkah Bunda Maria Ratu Sorga?” Maria juga orang berdosa, sama seperti semua keturunan Adam dan Hawa.
        Maria membawa dua burung tekukur untuk pentahiran dirinya sendiri sesuai perintah Musa (Luk 2:24; Ima 12:8).Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Elohim, (Rom 3:23). Pernyataan yang sama juga tertulis pada Maz 14:1-3; 53:2-4; 143:2 jadi pernyataan anda bahwa maria tidak berdosa sepanjang hidupnya adalah kekejian bagi ALLAH karena hanya YESUS yang tidak pernah berdosa selama hidupnya.
        ———-
        Sahabat Adri yang di kasihi KRISTUS TUHAN kita, bagaimana mungkin anda dapat mengatakan bahwa Maria belum terjamin kudus atau suci adanya?. Apakah anda sadar siapa yang diam di rahim Maria selama 9 bulan? Apakah anda tidak sadar bahwa sejak zaman para nabi kelahiran TUHAN dari rahim Maria sudah di dengungkan oleh mereka para nabi? TUHAN sudah menguduskan Maria sejak awal, jika anda mengatakanbahwa manusia cukup percaya kepada YESUS saja sudah menjadi kudus dan suci, apalah arti firman TUHAN dalam Matius 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Atau Surat dari Rasul Yakobus (saya yakin anda sudah sering mendengarnya) yang menyatakan “Iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati”, atau seorang Nasrani yang telah melakukan berbagai macam kejahatan. Saya dan Gereja Katolik tidak pernah menyatakan bahwa Maria lebih suci dari YESUS. Tapi tidak ada manusia yang lebih suci dari Maria. Saya juga tidak menyangkal bahwa saya juga adalah anak2 ALLAH tapi saya juga menyangkal bahwa iman saya bisa menyamai Maria yang begitu suci sehingga ALLAH mau diam di dalam rahimnya dalam waktu 9 bulan yang menurut saya cukup lama. Kalau anda bilang bahwa menyatakan Maria tidak berdosa sepanjang hidup ialah sebuah kekejian maka saya meminta apa dasar firman TUHAN bahwa menyatakan manusia kudus adanya merupakan perbuatan TERKEJI kepada ALLAH. Sebab dari ayat2 Luk 2:24; Ima 12:8;Rom 3:23;Maz 14:1-3; 53:2-4; 143:2 tidak tertulis bahwa itu ialah kekejian.

  16. adri says:

    Trimakasih buat informasinya

  17. Tentang tabut perjanjian kita semua tahu kenapa ada tabut perjanjian bahwa ALLAH hadir dan benar tidak semua orang bisa bertemu langsung dgn ALLAH harus melalui imam2 orang lewi tetapi apa hubungannya dengan maria?? Tabut perjanian itu adalah YESUS sendiri karena ALLAH hadir di tengah manusia dalam wujud seorang manusia sebagai penggenapannya adalah tirai di bait ALLAH terbelah yg menandakan bahwa manusia bisa LANGSUNG bertemu ALLAH tanpa perantaraan imam kalau orang katolik maria dari pengenapan ALLAH sudah jelas manusia datang langsaung kepada ALLAH SAJA.
    ————
    Memang benar, sekarang manusia bisa langsung bertemu ALLAH saja tanpa perantaraan Imam atau Maria, TUHAN hadir dalam setiap Ekaristi Kudus, dalam tabernakel, dalah adorasi abadi yang sudah banyak di galakkan oleh Gereja Katolik. Gereja Katolik juga tidak memaksa umatnya untuk berdoa bersama Maria, sama dengan seorang anak yang akan berangkat sekolah atau bekerja mencium tangan orang tuanya lbh dahulu, tidak ada paksaan untuk melakukanya. Tidak melakukannya tidak berdosa, melakukannya maka akan lebih baik.
    Tipologi Bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru, terlihat melalui perbandingan kisah antara saat Raja Daud menjemput Tabut Perjanjian Lama (2 Sam 6:6-7,9,11; 1 Taw 13:9-10), dan kisah Bunda Maria yang sedang mengandung KRISTUS mengunjungi Elisabet saudaranya (Luk 1:43, 56).
    Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru, dinyatakan dalam kunjungannya kepada Elisabet
    Kotak emas: Tabut Perjanjian Lama Maria: Tabut Perjanjian Baru
    Tabut perjanjian menempuh perjalanan ke rumah Obed- edom di pegunungan Yudea (2 Sam 6:1-11) Maria menempuh perjalanan ke rumah Elisabet dan Zakaria di pegunungan Yudea ( Luk 1:39)
    Berpakaian sebagai imam, Raja Daud menari dan melonjak di depan Tabutperjanjian (2 Sam 6:14) Yohanes Pembaptis – yang berada dalam garis turunan imam- melonjak di dalam rahim ibunya saat Maria datang (Luk 1:41).
    Daud bertanya, “Bagaimana Tabut Tuhan dapat sampai kepadaku?” (2 Sam. 6:9). Elisabet bertanya, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhan-ku datang mengunjungi aku?” (Luk 1: 43)
    Daud bersorak di hadapan TabutPerjanjian (2 Sam. 6:15). Elisabet pun “berseru dengan suara nyaring” di hadapan Maria (Luk 1:42).
    Tabut Perjanjian tinggal di rumah Obed- edom selama tiga bulan (2 Sam. 6:11). Maria tinggal di rumah Elisabet saudaranya selama tiga bulan (Luk 1:56).
    Tabut Perjanjian kembali ke rumahnya dan akhirnya menetap di Yerusalem, di mana Hadirat Tuhan dan kemuliaan-Nya dinyatakan di bait ALLAH. (2 Sam. 6:12; 1 Raj 8:9-11). Maria kembali ke rumahnya dan akhirnya ke Yerusalem, ketika ia mempersembahkan YESUS, Tuhan yang menjelma menjadi manusia, di bait ALLAH. (Luk 1:56; 2:21-22).
    Maka, persyaratan kekudusan Bunda Maria -Sang Tabut Perjanjian Baru- pastilah jauh lebih tinggi daripada kekudusan Tabut Perjanjian Lama yang tercatat dalam Kitab Keluaran, Samuel dan Tawarikh itu. Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, harus kudus, dan tidak mungkin berdosa, karena ALLAH sendiri masuk dan tinggal di dalam rahimnya. Sang Tabut inilah yang kemudian nampak dalam kemuliaan surga, seperti yang ditulis dalam Kitab Wahyu (lih. Why 11:19-12:1).

    • Adri says:

      Saudara bamsbang yg baik amiiiin deh kalau anda setuju bahwa manusia tidak memerlukam perantaraan imam dan maria tp ini jawabannya dengan sepenuh hati atau masih ada rasa ketidak tulusan karena kalau tidak tulus jawabannya berarti bukan karena iman percaya anda bahwa ALLAH tidak memerlukan maria utk datang berdoa kepada ALLAH. Siapa bilang gereja katolik tidak memaksa umatnya berdoa kepada maria? tentu tidak akan pernah ada kata2 “JANGAN” yg di ucapkan adalah kata2 halus yg iblis senang utk menyamarkan 🙂
      Tabut perjanjian = Tuhan hadir di tengah2 kita tidak ada hubungannya dengan maria, penjelasan panjang yg anda kasih hanya berdasarkan akal pikiran anda/GK sendiri.
      Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
      2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ALLAH dengan kerelaannya mau datang ke bumi utk menyelamatkan dan mengajarkan keselamatan kepada manusia coba anda renungkan ALLAH menjadi manusia sama seperti anda dan saya seperti maria tetapi tidak berdosa sama sekali bukankah ini yang namanya tabut perjanjian itu Tuhan hadir di tengah kita dengan kemulianNya Dia memberikan pengajaran, menyembuhkan, mengusir setan memberikan ROH ALLAH kepada orang yang percaya apakah maria sebagai tabut perjnjian Allah versi GK melakukan hal2 ilahi hanya karena mengandung Yesus manusia mengklaim maria adalah kudus? YESUS yang manusia ilahi yg serupa dengan manusia yg tanpa dosa pun merasakan hal2 manusia seperti saya dan anda rasakan, lapar, haus, marah, tidur, sedih dan ketakutan ketika harus menghadapi beban yg seharusnya anda saya dan maria tanggung, Yesus yg tanpa dosa mengalami ini apakah maria mengalami hal yg sama kalau anda setuju maka maria hakekatnya manusia berdosa, ketika maria melahirkan YESUS apakah maria tidak kesakitan seperti wanita lain ketika melahirkan? Tetapi anda tidak akan sependapat dengan saya dan firman Tuhan soal maria itu berdosa saya sdh menunjukan ayat2 bahwa maria adalah orang berdosa mau kah anda menunjukan ayat bahwa maria tidak berdosa karena jawaban anda semuanya berdasarkan akal pikiran manusia kalau ada maka saya menganggap jawaban anda dapatnya dari Tuhan.
      Maria adalah seorang wanita yg taat dan patuh kepada hukum2 musa.
      imamat 12, 12:7 Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. 12:8 Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia.” lukas 2, 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, Lukas 2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, 2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

      • Saudara bamsbang yg baik amiiiin deh kalau anda setuju bahwa manusia tidak memerlukam perantaraan imam dan maria tp ini jawabannya dengan sepenuh hati atau masih ada rasa ketidak tulusan karena kalau tidak tulus jawabannya berarti bukan karena iman percaya anda bahwa ALLAH tidak memerlukan maria utk datang berdoa kepada ALLAH. Siapa bilang gereja katolik tidak memaksa umatnya berdoa kepada maria? tentu tidak akan pernah ada kata2 “JANGAN” yg di ucapkan adalah kata2 halus yg iblis senang utk menyamarkan
        ——-
        Sahabatku Adri,semua jawaban ini ialah pendapat yang di keluarkan oleh para Bapa Gereja perdana dimana Gereja perdana ialah Gereja Katolik, kalau anda bertanya tulus atau tidak tentu saja tulus krn saya tulus mengajarkan kepada anda iman Katolik yang sesungguhnya. Gereja Katolik memang TIDAK PERNAH MEMAKSA umatnya untuk berdoa bersama Maria (ingat, Gereja Katolik mengajarkan BERSAMA bukan KEPADA)
        *
        Tabut perjanjian = Tuhan hadir di tengah2 kita tidak ada hubungannya dengan maria, penjelasan panjang yg anda kasih hanya berdasarkan akal pikiran anda/GK sendiri.
        Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
        2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ALLAH dengan kerelaannya mau datang ke bumi utk menyelamatkan dan mengajarkan keselamatan kepada manusia coba anda renungkan ALLAH menjadi manusia sama seperti anda dan saya seperti maria tetapi tidak berdosa sama sekali bukankah ini yang namanya tabut perjanjian itu Tuhan hadir di tengah kita dengan kemulianNya Dia memberikan pengajaran, menyembuhkan, mengusir setan memberikan ROH ALLAH kepada orang yang percaya apakah maria sebagai tabut perjnjian Allah versi GK melakukan hal2 ilahi hanya karena mengandung Yesus manusia mengklaim maria adalah kudus? YESUS yang manusia ilahi yg serupa dengan manusia yg tanpa dosa pun merasakan hal2 manusia seperti saya dan anda rasakan, lapar, haus, marah, tidur, sedih dan ketakutan ketika harus menghadapi beban yg seharusnya anda saya dan maria tanggung, Yesus yg tanpa dosa mengalami ini apakah maria mengalami hal yg sama kalau anda setuju maka maria hakekatnya manusia berdosa, ketika maria melahirkan YESUS apakah maria tidak kesakitan seperti wanita lain ketika melahirkan? Tetapi anda tidak akan sependapat dengan saya dan firman Tuhan soal maria itu berdosa saya sdh menunjukan ayat2 bahwa maria adalah orang berdosa mau kah anda menunjukan ayat bahwa maria tidak berdosa karena jawaban anda semuanya berdasarkan akal pikiran manusia kalau ada maka saya menganggap jawaban anda dapatnya dari Tuhan.
        Maria adalah seorang wanita yg taat dan patuh kepada hukum2 musa.
        imamat 12, 12:7 Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. 12:8 Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia.” lukas 2, 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, Lukas 2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, 2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
        ———-
        Sahabatku Adri, saya menangkap anda sama sekali tidak membaca semua tanggapan saya di atas. Anda mengatakan penjelasan panjang yang saya kasih ialah akal2an saya dan GK, jika anda benar2 berniat berdiskusi tentu anda sudah membaca semua tanggapan saya serta penjelasan Gereja Katolik serta ayat2 pendukungnya. Bagaimana mungkin anda masih bisa berkata itu ialah berdasarkan pemikiran manusia semata sementara jelas2 di sana sudah tertera ayat2 Alkitab. Saya sarankan anda membaca lg pembahasan saya tentang Tabut Perjanjian.
        Sbuah pertanyaan yg bagus sekali sahabatku Adri, apakah Maria mengalami kesakitan saat melahirkan TUHAN kita YESUS KRISTUS? Saya dan Gereja Katolik berani menjawab Maria sama sekali tidak merasa kesakitan ketika melahirkan Sang Juruselamat kita.
        Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria tetap perawan, sebelum, pada saat dan setelah Maria melahirkan Tuhan Yesus Hal Keperawanan Maria yang tetap selamanya (Perpetual Virginity of Mary) sudah menjadi keyakinan Gereja sejak awal. Gereja Katolik mengajarkan keperawanan Maria sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan Yesus Kristus, sehingga Maria adalah perawan selamanya. Dengan kuasa Roh Kudus yang sama, Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Bunda Maria, seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Dia dapat datang ke dalam ruang tempat para murid-Nya berdoa, tanpa merusak semua pintu yang terkunci. Doktrin keperawanan Maria ini berhubungan dengan doktrin tentang Maria yang lain, yaitu bahwa Maria dikandung tanpa noda (Ineffabilis Deus). Karena Maria dikandung tanpa noda, dan Yesus yang dilahirkan juga tidak bernoda, maka konsekuensinya Maria tidak mengalami sakit bersalin pada saat melahirkan bayi Yesus. Karena, sakit bersalin adalah merupakan akibat dari dosa asal Hawa, seperti yang disebutkan pada Kej 3:16, “….dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu…”
        Seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia pun dapat lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya, yaitu Bunda Maria. Maka dapat saja memang demikian halnya yang terjadi pada kelahiran Yesus, Setahu saya, bahkan Gereja-gereja Timur -pun mengajarkan keperawanan Maria (Perpetual Virginity) ini. Sebab mengenai doktrin ini sesungguhnya sama-sama dipercayai oleh baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja-gereja Timur, malah Gereja-gereja Timur Orthodox sangat menghormati Maria.
        Memang saya akui, tidak mudah untuk meyakinkan orang lain tentang ajaran ini, terutama jika mereka tidak mengakui Wewenang mengajar (Magisterium) Gereja atau jika ia mengutamakan logika berpikir manusia di atas segalanya. Namun berbahagialah mereka yang dapat menerima ajaran ini, karena sungguh ajaran ini memberkati, dan menunjukkan ke-Mahakuasaan Allah dan kesempurnaan rencana keselamatan-Nya, yang melibatkan ketaatan penuh manusia.
        Anda tidak percaya, karena anda belum pernah mendengar sendiri ajaran dari para Bapa Gereja [dan dari bapa pendiri gereja Protestan sendiri] tentang keperawanan Maria ini. Oh ya, saya mau tanya, apakah anda juga mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati?? tolong berikan alasan anda

    • Adri says:

      Bamsbang maria tidak bisa mengasihi saya dan anda dan tidak bisa menolong saya dan anda utk keselamatan saya dan anda karena maria pun memerlukan juruselamat ini yg tidak mau dilihat oleh GK dan merubahnya dengan doktrine yg salah 🙂 lukas 1:46-47 Lalu kata Maria:46 “Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, anda bisa baca seterusnya …..

      “Sahabat Adri yang di kasihi KRISTUS TUHAN kita, bagaimana mungkin anda dapat mengatakan bahwa Maria belum terjamin kudus atau suci adanya?. Apakah anda sadar siapa yang diam di rahim Maria selama 9 bulan? Apakah anda tidak sadar bahwa sejak zaman para nabi kelahiran TUHAN dari rahim Maria sudah di dengungkan oleh mereka para nabi? TUHAN sudah menguduskan Maria sejak awal”
      _____________
      mengapa anda menggunakan akal pikiran anda? firman Tuhan bilang Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus utk lebih jelasnya ada di alkitab kok. begini saya percaya rencana Allah tidak ada satu manusia pun yang mengerti tetapi selalu indah pada waktunya hanya yg perlu di yakini adalah manusia percaya dan beriman bahwa YESUS adalah Tuhan dan Juruselamat, gabriel memberitakan khabar baik kepada maria tetapi gabriel tidak pernah memberitakan bahwa maria di ampuni dosanya, benar? ini hanya karena GK saja yg mengatakan bahwa maria di persiapkan sebelumnya berarti ada 2 orang kudus menurut GK YESUS sang ilahi dan maria diciptaan tuhan kudus dari ciptaan yang lain
      di dalam YESAYA 6:6-8
      6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” 6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” Firna Tuhan jelas dan tidak pernah gagal walau pun manusia mencoba menggagalkan Firman Tuhan.

      “jika anda mengatakanbahwa manusia cukup percaya kepada YESUS saja sudah menjadi kudus dan suci, apalah arti firman TUHAN dalam Matius 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
      ———————-
      Bukan saya loh yg bilang itu Firman Tuhan, sepertinya anda mau mengatakan tidak cukup percaya YESUS utk bisa di sucikan dan di kuduskan sepertinya anda ingin menyamp[aikan manusia harus percaya maria juga ya hmmmm bamsbang yg baik yg di kasihi Tuhan Firman Tuhan sudan mengatakannya kok itu cukup dan tentu buakn karena hanya percaya tetapi anda dan saya hrs melakukan perintah2nya, mengasihi Allah emang dengan hanya percaya kita mau santai2 santai saja? dan tetap melakukan hal yg jahat? ini yang namanya manusia yg masih masuk dalam katagori manusia jahat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
      Dasar firman Tuhan maria lebih suci apa? ada ngak firmannya yg mengkonfirmasi itu, saya akan lebih percaya kepada maria hidupnya benar taat kepada perintah Tuhan taat kepada hukum2 taurat makanya maria di pilih Tuhan tetapi karena maria lebih suci maka saya bisa katakan ajaran maria adalah sesat 🙂
      ——–
      “dasar firman TUHAN bahwa menyatakan manusia kudus adanya merupakan perbuatan TERKEJI kepada ALLAH. Sebab dari ayat2 Luk 2:24; Ima 12:8;Rom 3:23;Maz 14:1-3; 53:2-4; 143:2 tidak tertulis bahwa itu ialah kekejian.”
      ——–
      Jelas firman Tuhan mengatakan maria adalah orang bersih dr dosa tetapi GK dan anda mengatakan maria itu kudus sudah dipersiapkan sebelumnya oleh ALLAH, marianya bukan kekejian bagi ALLAH tetapi anda dan gereja katholik adalah kekejian bagi ALLAH mengajarkan apa yg salah dan membenarkan pengajaran yg berasal dari pikran dan hati manusia.

      • Adri says:

        ralat
        #Jelas firman Tuhan mengatakan maria adalah orang ……. dosa tetapi GK dan anda mengatakan maria itu kudus sudah dipersiapkan sebelumnya oleh ALLAH, marianya bukan kekejian bagi ALLAH tetapi anda dan gereja katholik adalah kekejian bagi ALLAH mengajarkan apa yg salah dan membenarkan pengajaran yg berasal dari pikran dan hati manusia.

  18. anda pasti setuju dong bahwa kejadian 3 adalah percakapan ALLAH dengan adam, maria, iblis ok yuu kita bahas
    kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” ini saya ambil dari kitab GK pakai deuterokanonika punya istri saya
    ini ayat yg sama anda tulis Kej 3:15: ALLAH akan mengadakan permusuhan antara perempuan itu (the woman) dengan Iblis, dan Maria adalah “perempuan itu” yang dijanjikan oleh ALLAH akan melahirkan keturunan yang akan mengalahkan iblis.
    Dalam alkitab gk dan alkitab yang saya pakai sama2 menggunakan kata “INI” bukan “ITU” jadi dari mana kata itu berasal? kalau pun menggunakan bahasa inggris kata “the” itu utk menunjukan kepada hawa bukan maria jadi dari sini saja GK sdh bohong
    saya tulis kejadian 3 mulai dari ayat 12, 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
    3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN ALLAH kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
    3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN ALLAH kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
    3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (iblis) dan perempuan ini (hawa), antara keturunanmu (iblis) dan keturunannya (YESUS) keturunannya akan meremukkan kepalamu,(kematian YESUS di kayu salib) dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
    dan ada 2 hal penyesatan yg saya lihat di lakukan GK 1. menghapus 10 perintah ALLAH no 2 dan mengubah cerita kejadian 3:15 yg merupakan pembicaraan ALLAH dengan hawa dan ular menjadi sebuah ajaran nubuatan tentang maria.
    ———————-
    Saudaraku Adri yang di kasihi YESUS dan di sayangi Bunda Maria, Memang ayat Kej 3:15 bukan ayat yang mudah dimengerti, jika kita tidak merenungkannya lebih lanjut, dan mempelajarinya berdasarkan apa yang diyakini oleh Gereja sejak awal. Maka Gereja Katolik mendasarkan arti ayat tersebut pada pemahaman para Bapa Gereja. Menurut para Bapa Gereja, kata “perempuan” yang dimaksud di sini bukanlah Hawa, tetapi Hawa yang baru (’New Eve’). Para Bapa Gereja membaca ayat ini sebagai nubuatan akan kelahiran YESUS (Adam yang baru) melalui Bunda Maria (Hawa yang baru). Hal ini sudah menjadi pengajaran Gereja sejak abad ke-2 oleh Santo Yustinus Martir, Santo Irenaeus dan Tertullian, yang lalu dilanjutkan oleh Santo Agustinus bahkan sebelum Protestan lahir. Sayangnya, memang dalam terjemahan bahasa Indonesia, pada ayat ini dikatakan ‘perempuan ini’, seolah-olah menunjuk kepada Hawa, namun sebenarnya adalah ‘the woman’ (bukan this woman) sehingga artinya adalah sang perempuan BUKAN Perempuan ini (Hawa), yang tidak merujuk kembali ke lakon yang baru saja dibicarakan.Ungkapan ‘woman‘ ini yang kemudian kerap diulangi pada ayat Perjanjian Baru, misalnya pada mukjizat di Kana (Yoh 2:4) dan di kaki salib YESUS, saat Ia menyerahkan Bunda Maria kepada Yohanes murid kesayanganNya (Yoh 19:26).Pada kesempatan tersebut, YESUS mau menunjukkan bahwa Maria adalah ‘sang perempuan’ yang telah dinubuatkan pada awal mula dunia sebagai ‘Hawa yang baru’.
    ‘Hawa yang baru’ ini berperan berdampingan dengan KRISTUS sebagai ‘Adam yang baru’. Santo Irenaeus, mengatakan, “Ikatan yang disebabkan oleh ketidak-taatan Hawa telah diuraikan karena ketaatan Maria” sehingga selanjutnya dikatakan, “maut (karena dosa) didatangkan oleh Hawa, tetapi hidup (karena YESUS) oleh Maria.” Oleh karena itu, sudah selayaknya ALLAH membuat Bunda Maria tidak tercemar sama sekali oleh dosa, supaya ia, dapat ditempatkan bersama YESUS di tempat utama dalam pertentangan yang total melawan Iblis (lih. Kej 3:15). Tidak ada penyesatan disini, yang ada hanyalah kekeliruan anda dalam mengartikan Hawa baru. Ingat, Alkitab lahir setelah Gereja pertama ada, Gereja yg pertama ada ialah Gereja Katolik yang di pimpin oleh Rasul Petrus sendiri yang kemudian di tentang oleh Martin Luther dengan memisahkan diri tanpa memikirkan konsekuensinya (konsekuensinya dapat di lihat dari Matius 16:17-20 :Kata YESUS kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”)

  19. jadi berhentilah berbuat jahat karena YESUS tidak senang walau pun anda punya maksud baik tetapi dengan memberikan pengajaran yg salah anda adalah orang2 yang jahat tetapi buat saya yg tidak percaya maria itu bunda ALLAH saya tidak masuk kedalam orang2 yang berbuat jahat karena mengajarkan bahwa manusia ciptaan ALLAH bisa di sembah ( apa pun konteksnya ) bisa membuat ALLAH tidak menolak permintaan ibunya.
    matius 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
    ——————
    Tidak ada yang berbuat jahat atau memberi pemahaman yang salah disini Saudaraku Adri, yang ada disini hanyalah kekeliruan pemahaman anda karena anda menuduh Gereja Katolik dan saya mengajarkan bahwa manusia atau ciptaan ALLAH bias di sembah (sebuah tuduhan yang sangat jahat menurut saya)

    ————–
    satu lagi anda bilang sama saya “tetapi logika kita, apakah ada anak yang menolak permintaan Bundanya?? Saya rasa tidak selain anak durhaka, bagaimana dengan anda?” anda tahu ngak arti durhaka? hanya karena sebuah penolakan permintaan maka bisa di sebut durhaka? disini sekali lagi anda mengungkapkan menurut apa kata hati manusia bukan kebenaran firman Tuhan yg tidak bisa anda tunjukkan GK merujuk kepada pesta di kanna tetapi anda malas mencari bagian lain, ingat maria tidak punya otoritas atas YESUS
    49 “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” 50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.(Luk 2:49,50)
    “What is it to me and to you, woman? [Aramaic Pershitta], Woman, what have I to do with thee? [KJV] (Yoh 2:4). Maria tidak dipanggil ibu, tetapi “wanita” dan Yeshua menolak keras diatur oleh ibunya dalam masalah kerohanian.
    “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! (Mat 12:48-49; sama pada Luk 8:19-21)
    saya mengerti GK dan anda berjuang utk meyakinkan manusia, adalah baik dan tidak berdosa kalau manusia memohon doa kepada maria karena YESUS tidak akan mungkin menolak permintaann ibunya tetapi sayangnya YESUS tidak pernah mengajarkan itu selama Dia di bumi.
    ————–
    Saudaraku Adri yang di cintai Bunda Maria, jadi menurut anda YESUS tidak pernah mengakui Bunda Maria dan menolaknya?Anak seperti apakah YESUS itu sehingga DIA berani menolak Bundanya sendiri. Tapi Puji TUHAN ternyata YESUS TUHAN kita tidak seperti itu, ternyata YESUS sungguh mencintai Ibunya. YESUS tidak menolak di ajak pulang ketika YESUS hilang di bait ALLAH, YESUS tidak menolak ketika berjumpa dengan Ibunya saat mengalami Jalan Salib ke golgota, dan yang PALING penting YESUS meminta kepada para murid (dan kita tentunya) untuk menerima BundaNYA. Yoh 19:26-27 “Ibu, inilah, anakmu!” dan “Inilah ibumu!”
    Dengan penebusan-Nya di kayu salib, KRISTUS telah membuka jalan keselamatan bagi semua orang. Dia telah memberikan Diri-Nya dengan sehabis-habisnya. Dia telah memberikan Tubuh dan Darah-Nya di kayu salib, yang telah diantisipasi dalam Perjamuan Suci (lih. Mat 26:26-29, Mar 14:22-25, Luk 22:19-20). Namun rupanya ini tidak cukup. Memandang dari kayu salib, KRISTUS melihat dua orang yang dikasihi-Nya, yaitu Ibu-Nya, Bunda Maria dan murid-Nya yang terkasih, rasul Yohanes. Dengan sisa-sisa nafas-Nya, KRISTUS memberikan pesan yang begitu penting kepada kita, yaitu pesan ketika KRISTUS memandang Ibu-Nya dan murid-Nya dan berkata “Ibu (RSV = Woman), inilah, anakmu!.. dan inilah ibumu” (Yoh 19:26-27). Dalam bukunya, uskup agung Fulton Sheen mengatakan bahwa dengan menyebut woman (perempuan) dan bukan ibu, maka KRISTUS menginginkan bahwa Bunda Maria bukan hanya menjadi bunda KRISTUS saja, namun dia menjadi bunda seluruh umat beriman. Inilah sebabnya KRISTUS menyerahkan ibu-Nya kepada kepada murid yang dikasihi-Nya – tanpa nama, untuk menyatakan bahwa perintah ini ditujukan kepada semua murid KRISTUS.
    Sebaliknya KRISTUS juga menyerahkan murid-Nya untuk menjadi putera Bunda Maria. Satu-satunya anak Maria memang tidak tergantikan, yaitu KRISTUS. Namun, KRISTUS ingin memberikan hubungan yang baru antara Maria dengan seluruh umat beriman. KRISTUS menginginkan agar Maria dapat menerima seluruh umat beriman sebagai anaknya, karena KRISTUS sendiri hadir dan bersatu dalam diri setiap umat beriman, sama seperti KRISTUS sendiri mengumpamakan DiriNya sebagai pokok anggur dan seluruh ranting-ranting bersatu dengan-Nya (lih. Jn 15:5). Ini berarti, KRISTUS menginginkan agar Bunda Maria turut berpartisipasi dalam karya keselamatan KRISTUS dan memperlakukan seluruh umat beriman sebagai anaknya. Suka atau tidak suka, KRISTUS menginginkan hal ini dan memberikan Maria sebagai bunda bagi seluruh umat beriman. Kalau KRISTUS tidak berkeberatan untuk dididik oleh Maria dan Maria dipandang baik oleh KRISTUS sebagai Bunda ALLAH, maka siapakah kita yang memandang bahwa kita tidak perlu menghormati Bunda Maria, bahkan ada yang menyingkirkan Bunda Maria dari kehidupannya? Apakah ada seorang pria yang merasa bahwa pacarnya terlalu berlebihan karena dia menghormati ibunya juga?

  20. adri says:

    Anda tidak percaya, karena anda belum pernah mendengar sendiri ajaran dari para Bapa Gereja [dan dari bapa pendiri gereja Protestan sendiri] tentang keperawanan Maria ini.
    _________
    Memang nya saya saya harus mengamini apa kata beliau seperti anda mengamini setiap perkataan paus? Saya percaya maria perawan dan saya percaya maria di pilih karena hidupnya benar di mata Tuhan dari wanita2 lain yang termasuk keturunan abraham tetapi maria tetap saja orang berdosa lahir dari hasil hubungan suami istri yang dasarnya adalah maria pun punya kecenderungan berbuat dosa.
    ___________

    Oh ya, saya mau tanya, apakah anda juga mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati?? tolong berikan alasan anda
    __________
    Tidak, karena saya sudah di tebus dengan kematian Yesus di salib dan di pilih utk menjadi anak2Nya dan yang paling mulia saya sdh di anugerah Roh Kudus.
    ________
    Saya mau tanya apakah ekaristi yang anda maksud sdh sesuai dengan firman Tuhan sesuai dengan apa yang Yesus lakukan?

    • ralat
      #Jelas firman Tuhan mengatakan maria adalah orang ……. dosa tetapi GK dan anda mengatakan maria itu kudus sudah dipersiapkan sebelumnya oleh ALLAH, marianya bukan kekejian bagi ALLAH tetapi anda dan gereja katholik adalah kekejian bagi ALLAH mengajarkan apa yg salah dan membenarkan pengajaran yg berasal dari pikran dan hati manusia.
      ‘=====
      Firman TUHAN memang mengajarkan kita-kita ini ialah orang yang berdosa tapi itu tidak berlaku untuk Maria. Ingat, Gereja Katolik mengajarkan ini berdasarkan firman TUHAN beserta pemikiran para Bapa Gereja perdana. Tidak ada tempat yang lebih kudus bagi TUHAN selain rahim seorang wanita kudus. Saya rasa justru orang yang meragukan kesucian ini ialah sebuah kekejian bagi ALLAH sebab TUHAN sendiri berkata melalui Rasul Petrus (Paus Gereja Katolik I) 1Petrus 16. “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”
      Jika TUHAN itu kudus apakah tempat tinggal TUHAN selama 9 bulan itu tidak kudus???
      ‘=====
      Memang nya saya saya harus mengamini apa kata beliau seperti anda mengamini setiap perkataan paus? Saya percaya maria perawan dan saya percaya maria di pilih karena hidupnya benar di mata Tuhan dari wanita2 lain yang termasuk keturunan abraham tetapi maria tetap saja orang berdosa lahir dari hasil hubungan suami istri yang dasarnya adalah maria pun punya kecenderungan berbuat dosa.
      ___________
      Kalau anda tidak percaya ajaran Bapa Gereja berarti anda juga meragukan Alkitab ?? apakah anda tahu bahwa Alkitab itu di tulis oleh para Bapa Gereja perdana ?? Bukankah Rasul Petrus, Paulus, Lukas, Matius, dan penulis Kitab2 lain juga ialah manusia biasa? Kenapa anda bisa percaya dengan tulisan mereka sementara anda menolak dengan ajaran Bapa Gereja yang lain tentang Bunda Maria??
      Anda bilang Maria tetap berdosa karena lahir dari hubungan suami istri?? Berarti anda menganggap bahwa hubungan suami istri itu ialah sebuah dosa??? Mungkin anda mesti membaca lagi Kitab Sakti kita yang pertama Kejadian 1 : 28. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
      Menurut anda apa maksud ALLAH beranak cuculah?? Apakah ada cara lain untuk beranak cucu selain berhubungan sex ? apakah berarti TUHAN ALLAH menyuruh manusia berbuat dosa yaitu berhubungan suami istri??? Saya rasa ini merupkan pernyataan terkeji bagi ALLAH karena anda menganggap hubungan suami istri itu ialah dosa yang seyogyanya ialah suatu anugerah TUHAN untuk manusia.

      Saya mau tanya apakah ekaristi yang anda maksud sdh sesuai dengan firman Tuhan sesuai dengan apa yang Yesus lakukan?
      ‘======
      Ya benar sekali, TUHAN sendiri menyatakan “Lakukanlah ini mengenangkan AKU”
      ‘======

      • Adri says:

        “Firman TUHAN memang mengajarkan kita-kita ini ialah orang yang berdosa tapi itu tidak berlaku untuk Maria. Ingat, Gereja Katolik mengajarkan ini berdasarkan firman TUHAN beserta pemikiran para Bapa Gereja perdana”
        ——————-
        Bamsbang ingat Firman Tuhan jangan berdasarkan apa kata bapa gereja, rasul palus sampai petrus pun tidak pernah berbicara bahwa maria atau ada satu manusia ciptaan Allah yg tidak berdosa saya sudah katakan maria hidupnya benar di hadapan Allah hidupnya menyenangkan Allah tetapi bukan berarti maria tidak berdosa spt ayat di kitab Yesaya yg saya kasi alkitab sangat jelas memberitahukan karena itu tolonglah iblis lebih pintar dari anda dan saya tetapi kalau kita tidak peka maka akan terjerumus dengan pendapat manusia bukan kebenaran Firman Tuhan, doktrine yg di ajarkan GK katolik bukanlah kebenaran firman Tuhan tetapi AGAMAWI.

        Kalau anda tidak percaya ajaran Bapa Gereja berarti anda juga meragukan Alkitab ??
        ———————-
        saya tidak pernah meragukan Firman Tuhan karena itu saya hanya mau ingatkan anda utk kembali kepada firman Tuhan dan baca bukan hanya mentaati ajaran para uskup dan paus anda suka baca firman Tuhan bukan?

        galatia 1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain , 1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. 1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia . 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia ? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

        Anda bilang Maria tetap berdosa karena lahir dari hubungan suami istri?? Berarti anda menganggap bahwa hubungan suami istri itu ialah sebuah dosa???
        ——————————-
        pernahkah saya bilang berhubungan suami istri dosa?? jangan salah mengerti mohon anda mengerti ada kecendrungan berbuat dosa dan berbuat dosa adalah hal yg berbeda, saya percaya maria pun TAKUT utk berbuat dosa makanya maria selalu melakukan hal2 yg berkenan kepada ALLAH tetapi maria tetaplah manusia yg tetap mempunyai sifat kecendrungan utk bisa berbuat dosa, saya mohon pengertian anda di dunia hanya 1 orang saja yg tdk berdosa dan tidak mungkin berdosa baik pikiran dan perbuatan dan orang itu adalah YESUS. kalau anda bisa kasih bukti cerita dalam firman Tuhan yg mengatakan maria di persiapkan kudus tanpa cela maka saya mengakui bahwa sya tidak peka dengan Roh Kudus dan saya keras kepala.

        Jika TUHAN itu kudus apakah tempat tinggal TUHAN selama 9 bulan itu tidak kudus??
        ———————-
        janganlah berfikir dengan cara manusia tetapi seperti cara berfikir seperti YESUS seperti di katakan dalan kitab di filipi 2, ketika Tuhan sudah bernubuat apakah Allah akan menggagalkan nubuatanNYA? kalau Tuhan sudah berjanji apakah Allah akan menarik kembali janjiNya contoh ketika yunus melanggar janjinya kepada ALLAH apakah Allah mencari orang lain menggantikan yunus, ketika abraham berbohong kepada raja firaun bilang utk mengambil istrinya yg di aku abraham adalah saudara perempuannya apakah ALLAH membatalkan perjanjian ALLAH dengan abraham? tentu tidak, ada hal2 yang saya renungkan dan sy sdh jelaskan kepada anda Yesus yg sebagai manusia ilahi bisa ketakutan, sedih, marah dan YESUS pun menjadi orang penuh dengan dosa2 anda dan saya menempel di tubuh ilahinya sampai BAPANYA tidak mau melihat YESUS masa maria yg di ciptakan ALLAH tetap kudus sampai di angkat kesorga (menurut cerita khabar angin GK) kan anda dan GK mengajarkan hal2 yg salah.

        Ya benar sekali, TUHAN sendiri menyatakan “Lakukanlah ini mengenangkan AKU”
        ————————
        Lakukanlah ini mengenangkan AKU saya setuju tetapi anda mengerti ngak? adakah hal2 tentang perjamuan yg anda patuhi, apakah perjamuan itu hamya makan roti saja? bapa mertua dan ade ipar mereka tidak mengerti yg mereka tahu pergi ke gereja ikut komuni lalu pulang tp saya bersyukur anda memberikan informasi2 yg culup buat saya dan saya bersyukur sama Tuhan karena memberitahukan kepada saya bahawa ALLAH ingin saya menjelaskan kepada anda bahwa doktrine maria yg anda dan GK berikan adalah pengajaran yg salah.

        Tuhan Yesus memberkati anda
        bunda maria tidak mengasihi dan sedih kepada anda

  21. adri says:

    Magistarium…. lucu tidak ada perintah Tuhan bahwa Tuhan menunjuk satu institusi atau organisasi atau hanya beberapa orang percaya utk melakukan pengajaran sdh jelas Vatican tempat di mana orang bisa berbuat dosa

    • Magistarium…. lucu tidak ada perintah Tuhan bahwa Tuhan menunjuk satu institusi atau organisasi atau hanya beberapa orang percaya utk melakukan pengajaran sdh jelas Vatican tempat di mana orang bisa berbuat dosa
      =========
      Ada baiknya kita mengerti dahulu apa itu Magisterium. Magisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja, yang terdiri dari Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul) dalam persekutuan dengannya, yang diberikan karisma mengajar oleh Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai iman dan moral. Mereka mengajarkan dengan tindakan definitif, seperti yang tercantum dalam Dogma dan doktrin resmi Gereja Katolik.
      Memang tidak ada perintah TUHAN untuk menunjuk satu institusi/organisasi tapi TUHAN telah menunjuk resmi Rasul Petrus untuk memimpin jemaatnya yang di teruskan oleh para Paus penerus Rasul Petrus tapi tidak ada satupun perkataan YESUS yang mengatakan Alkitab ialah satu2nya tonggak kebenaran, bahkan Alkitab sendiri dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua tercatat dalam Kitab ini (Yoh 21:25). Maka ALLAH berkarya di dalam ketiga hal ini, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium, untuk menjamin kemurnian penurunan wahyu kudus-Nya. Sangat jelaslah bahwa Tradisi Suci dan Kitab Suci ini berhubungan sangat erat dan terpadu, sebab keduanya berasal dari ALLAH, dan keduanya menghadirkan misteri KRISTUS di dalam Gereja, yang mendatangkan buah keselamatan. Tradisi Suci dan Kitab Suci tidak akan pernah bertentangan, Tradisi Suci bukanlah kebiasaan-kebiasaan seperti doarosario, berpuasa setiap hari Jumat, ataupun selibat para imam. Walaupun semua kebiasaan tersebut baik, namun hal-hal tersebut bukanlah doktrin. Tradisi Suci meneruskan doktrin yang diajarkan oleh YESUS kepada para rasulNya yang kemudian diteruskan kepada Gereja di bawah kepemimpinan penerus para rasul, yaitu para Paus dan uskup. Jadi, sebagai Tonggak Kebenaran, Gereja memiliki tiga unsur, yaitu: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Ketiganya merupakan pemenuhan janji ALLAH yang selalu mendampingi GerejaNya sampai kepada ‘seluruh kebenaran’ (Yoh 16:12-13), yang senantiasa bertahan sampai akhir jaman. Bersyukurla untuk pemenuhan janji Tuhan ini.
      Sekalipun anda menolak, tetapi Bunda Maria tetap mengasihi anda dan saya.

  22. Adri says:

    tapi tidak ada satupun perkataan YESUS yang mengatakan Alkitab ialah satu2nya tonggak kebenaran.
    —————————-
    Baik ALKITAB=FIRMAN ALLAH saya harap kita sehati soal ini, Apakah perkataan ALLAH tidak kuat? tolong di renungkan karena disini mulainya penyesatan

    saya tidak mengerti apa yg anda tulis ini bahkan Alkitab sendiri dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua tercatat dalam Kitab ini (Yoh 21:25).
    ———————
    baik saya tulis lengkap ayat ini Yoh 21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
    Jelas di atas di tulis “masih banyak hal2 lain lagi yg di perbuat YESUS tidak ada hubungannya dengan 3 pilar bung….apakah ini termasuk mengajarkan ( doa rosario, novena, salam maria, perjamuan kudus hanya makan roti saja?) tidak toh mudah2an anda sehati dengan saya.

    Tradisi Suci meneruskan doktrin yang diajarkan oleh YESUS kepada para rasulNya
    ——————————–
    asiiiik… boleh dong kasi tahu saya doktrine yg di ajarkan YESUS apaka ini termasuk dengan doktrin bunda maria ratu sorga? di kitab yesaya di katakan Aku tidak memberikan kemulianKu kepada yg lain….
    saya rasa maria senang loh banyak orang yg menolak dan mengasihani anda

  23. gentho says:

    Hanya ada satu pengantara antara manusia dengan Allah……

    1 Timotius 2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,…..

    Setelah melahirkan Yesus, Maria tetap menjadi isteri Yusuf, dan melahirkan anak-anak yang menjadi saudara-saudara Yesus….. Yesus telah menjadi manusia (jasmani) dan Maria adalah ibu Yesus secara jasmani….bukan secara ROHANI….. shg tentu saja Bapa-Bapa Gereja telah salah mengartikannya bahkan lebih dari 1000 tahun setelah Kaisar Konstantin bertobat menjadi Kristen, Kekristenan Sejati yang diajarkan Yesus dan para Rasul telah kehilangan kemurniannya karena percampuran dengan budaya dan tradisi-tradisi lokal (Yunani dan Romawi)….. dan jika kita mau melihat kemurnian ajaran Rasul-rasul, kita harus kembali ke ALKITAB sesuai firmanNya:
    2 Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk MENYATAKAN KESALAHAN, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

    Lukas 8:19-21 “Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. 20 Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

    Ini adalah nama-nama adik Yesus secara jasmani, yang mebuktikan bahwa Maria dikatakan perawan selama-lamanya TIDAK BENAR jika mau percaya kepada ALKITAB.
    Matius13:55-56 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

    Adapun Doa dengan perantara Maria atau/dan para Suci tidak diajarkan di dalam Alkitab. IHal seperti itu hanya merupakan penafsiran. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada saudara-saudara Katholik, juga Bapa-Bapa Gereja dan Para Paus , jika kita lihat di ALKITAB maka TIDAK ADA SATU AYAT PUN MARIA adalah RATU ALAM SEMESTA, PERAWAN SELAMANYA, PERANTARA DOA,….dsb. Adalah keliru keliru menafsirkan “Perkawinan di Kana” jsebagai pelajaran tentang DOA. Apalgi Wahyu 12 tidak sedang mengatakan bahwa perempuan yang disebut adalah MARIA. Wahyu 12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Ini berbicara tentang eskatologi saat Anti Kristus memerintah sebelum Kedatangan Yesus nanti sebagai Raja yang Adil. Perempuan yang dimaksud adalah BANGSA ISRAEL. Kalau perempuan itu ditafsirkan MARIA, malah justru salah kaprah keyakinan Katolik karena dalam Wahyu 12:17
    Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

    Kalau Maria adalah perempuan itu, yang dikatakan masih tetap perawan sampai selamanya, tentu tidak akan ada KETURUNANNYA yang lain seperti yang disebutkan ayat 17. Seperti halnya penafsiran yang memaksakan Kejadian 3:15 bahwa kata perempuan ini adalah MARIA dan bukan HAWA justru membuktikan kerancuan karena tidak memahami konteks atau cerita yang dituliskan dalam peristiwa itu. Penafsiran tersebut sudah dicemari terhadap asumsi terlebih dahulu bahwa Maria adalah yang dimaksud dengan kata “perempuan ini” atau dengan kata lain hanya dipakai untuk berargumentasi tentang keyakinannya tentang BUNDA MARIA. Penafsiran deduktif sangat tidak bisa diterima kebenarannya dalam menafsirkan Alkitab. Jika kita haus akan kebenaran Allah, studi Alkitab induktif adalah jawabannya……pelajari apa kata ayat-ayat ALKITAB tanpa ada asumsi dulu tentang ayat-ayat tersebut….dan mulai meneliti, menyelidiki dengan hati yang murni dan jujur tanpa memihak terlebih dahulu. Baru kita minta Roh Kudus memimpin dan memberikan tuntunaNya agar mmberikan kebenaran yang dari Allah.

    Yohanes 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan MEMIMPIN kamu ke dalam SELURUH KEBENARAN; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

    Mengapa Bapa-Bapa Gereja SALAH MENFSIR?
    Karena mereka adalah manusia biasa sama seperti kita (Roma 3:23).
    Karena sudah ada unsur-unsur politis sehingga tidak murni dalam penafsiran.
    Karena mempercayai kitab-kitab Apokrifa yang beredar di abad-abad mereka hidup diantaranya Kita Injil Apokrifa tentang Pemujaan Anak DARA MARIA.

    Injil Kanonis dan Injil Apokrifa

    Antara tahun 41 dan 98 M, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes menulis ”sejarah Yesus Kristus”. (Matius 1:1) Catatan ini kadang-kadang disebut injil, artinya ”kabar baik” tentang Yesus Kristus.—Markus 1:1.
    Meskipun ada kisah turun-temurun dan tulisan-tulisan lain tentang Yesus, hanya keempat Injil ini yang dianggap diilhami Allah dan layak menjadi bagian dari Kitab Suci—yang menyediakan ”kepastian akan hal-hal” seputar kehidupan Yesus di bumi dan ajarannya. (Lukas 1:1-4; Kisah 1:1, 2; 2 Timotius 3:16, 17) Keempat Injil ini disebutkan dalam semua daftar kuno Kitab-Kitab Yunani Kristen. Jadi, kekanonisannya—kelayakannya sebagai bagian dari Firman Allah yang terilham—tidak perlu diragukan lagi.
    Namun belakangan, muncullah tulisan-tulisan lain yang juga disebut injil. Ini dinamai injil-injil apokrifa.*
    Pada akhir abad kedua, Ireneus dari Lyon menulis bahwa orang-orang Kristen yang murtad memiliki ”sejumlah besar tulisan yang apokrif dan palsu”, termasuk injil-injil yang ”dikarang-karang oleh mereka sendiri, untuk membuat bingung orang-orang bodoh”. Karena itu, injil apokrifa akhirnya dianggap berbahaya untuk dibaca atau bahkan untuk dimiliki.
    Tetapi, para biarawan dan penyalin abad pertengahan berupaya melestarikan karya-karya itu. Pada abad ke-19, minat di bidang ini meningkat dan banyak kumpulan teks apokrifa dan variasinya, termasuk beberapa injil, ditemukan. Dewasa ini, ada beberapa injil apokrifa yang diterbitkan dalam banyak bahasa utama.
    Injil Apokrifa: Kisah yang Mengada-ada tentang Yesus
    Injil apokrifa sering berkisah tentang orang-orang yang jarang atau tidak pernah diceritakan dalam Injil kanonis. Yang juga diceritakan adalah hal-hal yang konon terjadi semasa Yesus kanak-kanak. Perhatikan beberapa contoh.

    1. ”Proto-Injil Yakobus”, (beda dengan Kitab/surat Yakobus) yang disebut juga ”Kelahiran Maria”, menggambarkan kelahiran dan masa kecil Maria serta perkawinannya dengan Yusuf. Sungguh tepat bahwa injil ini disebut dongeng keagamaan dan legenda. Isinya menandaskan bahwa Maria adalah perawan abadi dan tujuannya jelas-jelas untuk mengagung-agungkan dia.—Matius 1:24, 25; 13:55, 56.

    2. ”Injil Masa Kecil menurut Tomas” menyoroti masa kecil Yesus—antara usia 5 dan 12 tahun—dan mengisahkan bahwa Yesus melakukan berbagai mukjizat yang kedengaran mengada-ada. (Lihat Yohanes 2:11.) Yesus ditampilkan sebagai anak bandel, pemarah, dan pendendam, yang menggunakan kuasa mukjizatnya untuk membalas dendam kepada guru, tetangga, dan anak-anak lain. Ada yang ia buat buta, cacat, dan bahkan ia bunuh.

    3. Beberapa injil apokrifa, misalnya ”Injil Petrus” (bukan Surat2 Petrus), menyoroti peristiwa seputar pengadilan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Yang lain, misalnya ”Kisah Pilatus”, bagian dari ”Injil Nikodemus”, mengisahkan orang-orang yang terkait dengan peristiwa tersebut. Karena berisi keterangan yang tidak benar dan tokoh yang fiktif, teks-teks ini tidak dapat dipercaya. ”Injil Petrus” berupaya menggambarkan Pontius Pilatus sebagai sosok yang baik dan menceritakan kebangkitan Yesus secara berlebihan.

    Injil Apokrifa dan Kemurtadan

    Pada Desember 1945, dekat Nag Hammadi di Mesir Hulu, beberapa petani tanpa sengaja menemukan 13 manuskrip papirus yang memuat 52 teks. Tulisan-tulisan dari abad keempat ini dianggap mengandung suatu paham keagamaan dan filsafat yang disebut Gnostikisme. Paham ini mencampurkan unsur-unsur mistik, kafir, filsafat Yunani, Yahudi, dan Kristen sehingga mencemari beberapa orang yang mengaku Kristen.—1 Timotius 6:20, 21.
    ”Injil Tomas”, ”Injil Filipus”, dan ”Injil Kebenaran”, yang terdapat dalam koleksi manuskrip Nag Hammadi, memberikan kesan bahwa berbagai gagasan Gnostik yang mistis berasal dari Yesus. ”Injil Yudas” yang baru-baru ini ditemukan juga bisa disebut injil Gnostik. Di dalamnya, Yudas digambarkan secara positif sebagai satu-satunya rasul yang benar-benar memahami Yesus. Seorang pakar menyatakan bahwa injil ini menggambarkan Yesus sebagai ”guru dan penyingkap hikmat serta pengetahuan, bukan juru selamat yang mati demi dosa dunia”. Sebaliknya, Injil yang terilham mengajarkan bahwa Yesus benar-benar mati sebagai korban untuk dosa dunia. (Matius 20:28; 26:28; 1 Yohanes 2:1, 2) Jelaslah, tujuan injil Gnostik adalah melemahkan, bukannya menguatkan, iman akan Alkitab.—Kisah 20:30.

    Keunggulan Injil Kanonis

    Setelah dicermati, jelaslah apa sebenarnya injil apokrifa itu. Jika dibandingkan dengan Injil kanonis, injil apokrifa terbukti tidak diilhamkan Allah. (2 Timotius 1:13) Karena ditulis oleh orang-orang yang tidak pernah mengenal Yesus ataupun para rasulnya, injil ini tidak menyingkapkan kebenaran yang tersembunyi tentang Yesus dan Kekristenan. Sebaliknya, isinya adalah kisah rekaan yang dibuat-buat dan tidak benar, yang tidak akan membantu kita mengenal Yesus dan ajarannya.—1 Timotius 4:1, 2.
    Di pihak lain, Matius dan Yohanes termasuk di antara ke-12 rasul; Markus teman dekat Petrus, dan Lukas teman dekat Paulus. Mereka menulis Injil dengan bimbingan roh kudus Allah. (2 Timotius 3:14-17) Karena itu, hanya keempat Injil inilah yang kita perlukan untuk percaya bahwa ”Yesus adalah Kristus, Putra Allah”.—Yohanes 20:31.

    Jadi jika ada perbedaan antara Katholik dan Kristen tentu saja tidak perlu diperdebatkan. Yang perlu kita lakukan adalah:
    1. Merenungkan kembali KEYAKINAN kita masing-masing di dalam Tuhan
    2. Masukan-masukan FIRMAN TUHAN dari ALKITAB yang jelas-jelas adalah FIRMAN ALLAH kita renungkan dan doakan kebenarannya dengan jujur dan hati yang lemah lembut. seperti firman berikut:
    Yakobus 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
    Yakobus 1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

    Kiranya Damai Sejahtera dan Kasih Kristus memerintah dalam hati kita. Amin

Leave a reply to pendosa Cancel reply